Setelah suaminya pergi dan benar-benar pergi, Riska mengunci rapat rumahnya kemudian duduk melamun di ruang tamu.
Ting!
HP nya berbunyi namun, ia mengacuhkannya. Pikirannya sedang sibuk memikirkan kejadian ‘memalukan’ tadi. Wanita itu memukul-mukul kepalanya sambil bergumam “Bodoh!”
Ya, dia seringkali melakukan self-harm jika dirinya melakukan sesuatu yang bodoh dan memalukan. Meskipun hanya kesalahan kecil.
“Kapan dewasanya kau, Riska?! Makan saja masih berantakan. Duduk sembarangan depan suami! Aaaargh! Pantas saja ibu mertua membencimu! Dasar kampungan!” Ucapnya sambil meninju lantai sampai tak terasa tangannya memerah dan sedikit lecet.
Setelah mengeluarkan yang dipendamnya, Riska beranjak dari lantai dingin ruang tamu kemudian menaiki tangga menuju kamarnya dan suaminya. Ia berjalan dengan gontai sambil memijit pelipisnya.
Sesampainya di kamar, wanita itu teringat bahwa ia belum membersihkan kamar mandi kamar. Ia pun segera mengerjakan tugasnya setelah itu, mandi.
Dibawah guyuran shower, Riska teringat akan piyama barunya yang bewarna merah merona, cocok untuk menghibur suaminya.
“Aku akan memakai itu nanti. Harus! Kemudian aku…..” tiba-tiba ia tidak tau apa yang akan ia katakan.
“Apa ya?” Sambil membersihkan tubuhnya yang penuh dengan busa, ia mencoba mencari-cari kata yang ingin ia katakan. Sampai selesai mandi, wanita itu tidak tau apa yang akan ia katakan.
“Kok aku bodoh banget ya?” Gumamnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Dddrrt! Ddrrtt!
Getaran HP membuyarkannya, wanita itu mengecek siapa yang menghubunginya. Sambil mengatur nafasnya, ia mengangkat telponnya.
“Halo..”
“Sayang, kamu lagi ngapain? Aku bosan disini.” Terdengar suara manja Reza yang membuat Riska terkekeh. Beruntung itu panggilan suara, jadinya Riska bisa menyembunyikan air matanya yang akan tumpah.
“Aku baru habis mandi, Mas.” Riska berusaha untuk bersuara biasa saja namun sayang sekali… Reza sudah tau bahwa ada hal tidak beres dengan istrinya. Ia tau bahwa sang istri sedang sedih.
“Temani aku disini, yaa. Pleasseee.” Riska menjadi tidak tega mendengar suaminya yang sangat berharap kedatangannya.
“Kamu ingin dibawakan sesuatu?” Tanya Riska sambil men-apply skincare ke wajahnya.
“No. Kamu cepetan datang, ya.” Riska tidak menjawab, ia hanya mengatakan untuk mengirimnya alamat kantornya. Dengan cepat, Reza langsung mengirimnya via WA. Lalu memutuskan teleponnya karena ada telpon dari karyawannya.
Riska pun segera turun ke bawah menuju dapur, ia ingin mengecek makanan apa yang mudah diolah. Ia ingin membawakan suaminya cemilan. Matanya melirik kanan-kiri dan akhirnya ia menemukan tiga potong cheesecake.
“Beruntung ada!” Gumamnya sambil tersenyum lebar. Dengan cekatan, ia mengambil Tupperware untuk memasukkan semua cheesecake itu.
Setelah menyiapkan makan dan minum Mas Reza tercinta, wanita itu merias dirinya. Dengan cepat, ia mencuci muka, mengganti pakaiannya setelah itu, merapikan kamar.
Hanya perlu waktu 20 menit, Riska sudah berpenampilan rapi dan siap untuk pergi. Tidak lupa ia mengunci semua pintu dan jendela.
“Tidak boleh terlupakan!” Ujarnya sambil menatap tas paperbagnya yang sudah berada di genggamannya.
“Mas Reza, aku OTW.”
🧡🧡🧡🧡🧡
“Lu keluar gak?!”
“Reza, kok kamu kasar begini sih?”
“B*tch,, ngaca deh. Muka lu bikin gua eneg tau ga.”
“Reza, aku cuma mau ngobrol berdua sama kamu. Lima menit aja, kenapa sih?”
Reza mengepalkan kedua tangannya karena wanita kiriman sang ibu sangat keras kepala, tidak mau keluar dari ruangannya.
(Ngomong-ngomong, si ibu kemana ya?)
Baru datang sudah disambut oleh badut wanita. Maka itu, ia memohon kepada sang istri untuk datang menemaninya. Hatinya kini sedang badmood dan butuh energi baru dari Riri kesayangannya.
Wanita yang dipanggil Angel itu tidak pernah menyerah untuk mendapatkan hati sang cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Tidak peduli dengan Reza yang sudah menikah, ia sudah terobsesi untuk menjadi Ratu dari pria manis itu.
“Reza is mine forever. Perempuan kampungan itu harus segera disingkirkan! Sebelum dia dan Reza punya anak, aku harus melangkah cepat.” Batinnya bertekad.
Wanita cantik dengan tubuh yang tinggi itu senyum-senyum menatap pujaan hatinya, Reza(suami orang)
Meskipun pria itu sedang memasang wajah masam namun, di matanya tetaplah Reza sang pangeran tampan yang akan menjadi miliknya.
“Bos. Pekan depan, ada rapat dengan para investor.” Kata Yoga tiba-tiba sambil menulis sesuatu di iPad nya. Reza meresponnya dengan anggukan. Asistennya tau, Reza sangat terganggu dengan kehadiran bibit pelakor itu. Maka itu, ia mencoba untuk mengalihkan pikirannya tapi sayang, tidak semudah itu.
Ddrrt!
Getaran kecil Reza rasakan di dekat tangannya. Ternyata ada notifikasi pesan WA. Dengan malas, ia membukanya setelah itu melirik ke arah sahabatnya sekaligus asistennya.
“Tolongin gua.” Ucapnya berbisik. Yoga tidak begitu mendengar suaranya namun, ia tau dari gerakan mulutnya. Reza minta tolong Yoga untuk mengusir nyamuk itu
“Gak semudah itu, kampret. Lu tau kan tuh ular betina kang ngadu. Ntar gua yang disemprot emak lu.” Kata Yoga lewat pesan WA. Gak berani dong ngomong terang-terangan.
Reza mengusap wajahnya kasar, otaknya buntu mencari cara halus untuk mengusir ular betina yang setia menemaninya(padahal kagak butuh)
Tok tok tok!
Ketukan pintu mengalihkan pikirannya, dalam hati ia sangat berharap yang mengetuk itu adalah istri kesayangannya.
“Masuk!” Kata Reza sambil menatap pintu.
Ceklek!
Pintu terbuka dan masuklah seorang wanita cantik berpakaian sederhana namun tidak menutupi keanggunannya.
Angel mengerutkan keningnya, ia tatap wanita itu dari atas sampai bawah, membandingkan penampilannya dengan wanita yang baru datang itu.
“Huh! Pakaian apa itu?! Kampungan banget. Siapa sih dia? ART nya Reza?” Gumamnya.
Wanita itu menutup pintu ruangan Reza kemudian melangkah dengan ragu, wajahnya terlihat gelisah.
“My Love! Akhirnya kamu datang.” Reza menghampiri wanita cantik itu yang merupakan sang istri, tak ragu-ragu ia memeluknya erat lalu mencium wajahnya. Angel ternganga lebar melihat sikap Reza yang berbeda jauh. Pria idamannya tersenyum manis pada wanita yang dipeluknya.
Riska tersenyum sambil tersipu malu karena dilihat asisten yang geleng-geleng dengan tingkah bos nya.
“Dasar Bucin akut!” Batinnya.
“Kok lama banget?”
“Maaf ya, Mas. Tadi aku nunggu taksinya.” kata Riska sambil membalas pelukan suaminya.
“Siapa dia?!” Tanya Angel sambil mengibaskan rambutnya yang panjangnya mencapai pinggang. Riska menoleh dan dua wanita itupun akhirnya saling bertatapan.
“Cantik sekali.. badannya juga bagus. Gak kayak aku, gendut.” Batin Riska yang mulai insecure.
“Idih kampungan begini disukai Ama laki-laki keren kayak Reza?! Iyuh! Penampilannya gak banget. Kayaknya gampang deh untuk digeser.” Kata Angel menatap Riska dengan senyuman sinisnya. Ia memandang remeh istri Reza yang status sosialnya berbeda.
“Heh keluar! Ngapain liat istri gua kek gitu?! Pengganggu, keluar!” Bentak Reza. Riska sempat terkejut mendengar suara Reza yang menggema. Karena selama ini ia tidak pernah mendengar suami manjanya membentak.
Melihat ekspresi sang istri, Reza mengelus rambut hitamnya yang indah kemudian mencubit gemas pipinya.
“Maaf ya, Sayangku.”
“Gak papa, Mas. Oh ya! Aku bawain cheesecake kesukaan kamu lhoo.”
“Bu bos, saya dibawain gak?” Kata Yoga iseng. Reza pun langsung memberinya tatapan tajam.
Riska tersenyum tipis. “Untuk Yoga, saya bawain swissroll cake. Semoga suka, ya.” kata Riska. .
“Ga boleh! Yang boleh memakan hasil buatanmu, hanyalah aku.” Kata Reza posesif. Pria itu langsung merebut kotak kue yang istrinya keluarkan dari paper bag.
“Mas, kue itu ku beli. Aku tidak membuatnya.” Jelas Riska.
Angel yang sedari tadi menyaksikan drama membosankan itu, merasa diacuhkan. Ia diam-diam mengambil gambar kemudian merekam video selama satu menit. Setelah itu, mengirimnya pada seseorang.
“Hahaha! Kau akan hancur sebentar lagi.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments