Dilain tempat seorang lelaki dengan tubuh tinggi dan tegap sedang memimpin rapat yang sedang berlangsung, dengan tubuh yang di balut jas itu ia terlihat tampan aura dingin yang berasal dari sosok pria itu membuat nyali semua orang yang ada di ruangan itu menciut, pria dengan tatapan tajam yang tanpa ekspresi itu sedang menjelaskan detail-detail rapat yang sedang berlangsung.
Bahkan semua orang yang ada di ruangan rapat itu tidak berani berkutik, pasalnya pengusaha terkenal yang bernama Dimas itu adalah sosok orang yang tidak suka dengan orang yang melakukan sedikit kesalahan.
Dimas mulai membuka suara di keheningan ruangan itu.
"Baik apa kalian sudah mengerti." Ucap Dimas dengan suara tegasnya.
semua orang yang ada di ruangan rapat itu langsung saling berpandangan dan serempak mengucapakan kata "Mengerti pak"setelah itu ruangan tersebut kembali hening.
Dimas mengambil berkas-berkas yang ada di depannya langsung menyuruh sekertarisnya Doni untuk membagikan berkas itu.
"Doni tolong bagikan ini kepada semua orang yang berada di ruangan rapat hari ini." titah Dimas
Doni yang mendengar namanya di panggil oleh atasannya tersebut langsung dengan sigap menuju tempat dimas dan mengambil semua berkas yang ada di tangan atasannya itu.
"Baik, pak" Ucap Doni
Setelah itu doni membagikan berkas tersebut kepada semua orang di ruangan rapat itu.
Sesudah itu Dimas kembali angkat bicara
"Kalian semua sudah melihat berkas itu kan?sekarang kalian semua harus memeriksa secara teliti dan buat kembali konsep yang benar-benar bagus untuk mengajukan banding kepada perusahaan lain, saya akan tunggu hasil kerja kalian besok." perintah Dimas
semua orang yang ada di ruangan itu mengangguk tanda mengerti
"Baik pak." ucap mereka serempak
"Baiklah kalau begitu saya undur diri sekian dari rapat hari ini saya ucapakan terimakasih pada kalian yang sudah mengikuti rapat hari ini."
Ucap dimas lalu melenggang pergi dari ruangan itu.
Ia berjalan begitu tegas dengan rahang kokoh dan mata tajamnya ia sama sekali tidak memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya bahkan wanita-wanita yang terkagum-kagum melihat wajah tampan atasannya itu tidak berani mendekat sekedar menyapa, karena menurut mereka atasannya itu sangat dingin.ia seperti orang yang menutup diri akan namanya wanita.jadi mereka hanya bisa mengagumi tanpa berani mendekati atasannya itu.
Sesampainya di depan lift Dimas serta Doni yang berada di belakangnya itu langsung memasuki lift tersebut dan menekan tombol lantai dua, Dimas hanya diam tidak bergeming sedikitpun bahkan doni pun tidak berani membuka suara karena takut akan menggangu atasannya itu.Setelah lift berhenti di lantai dua Dimas langsung bergegas keluar untuk menuju ruangannya.
Ia melewati beberapa pegawai yang sedang menatapnya bahkan ada juga yang mebisik-bisikan namanya dari arah pegawai wanita itu, Dimas yang mendengar itu hanya berjalan lurus tanpa menoleh sedikit pun ke arah pegawainya ia sangat-sangat tidak perduli dengan urusan pegawai-pegawainya itu.
Dimas memasuki ruangannya lalu berjalan menuju sofa dekat meja kerjanya ia merebahkan tubuhnya di sana sambil memijit pelipisnya ia merasa sedikit pusing hari ini karena pekerjaan yang tak ada henti-hentinya dan belum lagi perkataan ayahnya pagi ini yang selalu menyuruhnya untuk mulai mencari seorang wanita.
Sungguh itu membuatnya frustasi,bahkan sekertarisnya Doni prihatin melihat keadaan atasannya itu.
merasa di perhatikan Dimas langsung menatap sekertarisnya itu.
"Hm..kau boleh keluar, kenapa kau mengikuti ku." Ucap Dimas dingin
Sekertarisnya yang mendengar itu langsung membungkukkan tubuhnya dan menggucapkan kata
"Mohon maaf pak, kalau begitu saya permisi undur diri." Ucap Doni lalu bergegas keluar dari ruangan atasannya itu.
Dimas yang sudah tidak melihat sekertarisnya itu lagi langsung kembali memijit pelipisnya dan menutup matanya untuk merilekskan otot tubuh serta kepalanya.
Setelah istirahat sebentar Dimas kembali kemeja kerjanya untuk menandatangani berkas yang masuk hari ini,lama berkutat dengan berkas-berkasnya itu sampai ia tidak menyadari kedatangan seorang wanita yaitu mantan kekasihnya dulu yang bernama Clarisa.
Clarisa yang menggunakan baju dengan bahan yang terbuka itu langsung mendekat ke arah Dimas ia berdiri di belakang Dimas lalu memeluk tubuh Dimas setelah itu ia mendekatkan kepalanya di ceruk leher Dimas dan mengecup Bagain leher Dimas tersebut.
Dimas yang terkejut akan hal itu sedikit terlonjak karena tidak tau sejak kapan wanita ular itu masuk ke dalam ruangannya.Dimas langsung menepis tangan Clarisa dan mendorong tubuh clarisa.Dimas sungguh jijik melihat wanita yang ada di hadapannya ini
"Mau apa kau kesini ha!!!" Ucap Dimas sambil membentak
"Aku hanya rindu padamu dimas." Ucap Clarisa sambil tersenyum
"Apa...Rindu, rindu kau bilang cih..aku sama sekali tidak merindukanmu, sekarang lebih baik kamu keluar dari sini dan jangan pernah kembali lagi sungguh jijik aku melihat wajah sok manis mu itu" Ucap Dimas sangat keras
"Kenapa kau begitu kasar dim, Bukannya aku ini wanita yang kau cintai, lalu apa sekarang yang ku lihat kau seperti tidak mengenal dan menganggap ku, kau malah membentakku dim." Ucap Clarisa sambil menahan tangisnya
"Apa kau bilang cinta, hahah...haha..persetan dengan cinta aku malah tidak Sudi mencintai wanita ular sepertimu, sungguh dulu itu hanya sebuah kesalahan...kesalahan dimana aku pernah percaya dengan wanita busuk sepertimu.dan sekarang aku merasa jijik saat melihat tampang sok polos dari wajahmu itu." Ucap Dimas dengan sedikit berteriak karena menahan kesalnya
Sungguh ia membenci wanita yang ada di hadapannya itu, karena ia adalah wanita ular yang begitu kejam, jahat dan tidak punya hati ia malah menutupi semua itu dengan kepolosannya sampai-sampai Dimas ikut terjebak dalam wajah sok polos wanita ular itu.bahkan ia rela melakukan apa saja demi wanita itu sampai-sampai ia melawan ibunya sendiri karena membela wanita yang bernama Clarisa itu, yang menyebabkan ibunya meninggal karena penyakit jantung yang di deritanya karena syok akan apa yang di lakukan anak lelaki satu-satunya itu ia bahkan lebih memilih wanita jahat itu ketimbang ibu yang sudah melahirkannya.
Dimas sungguh-sungguh menyesal atas perbuatannya gara-gara dia ibunya yang sangat ia cintai meninggal begitu cepat.
Bahkan di saat ia sudah mengikhlaskan kepergian sang ibunda.
Dimas kembali di kejutkan dengan wanita yang di cintainya itu, disaat ia berkunjung ke apartemen Clarisa dengan membawa sebuket bunga ke sukaan wanitanya itu.
Ia benar-benar terkejut melihat dua sejoli yang sedang bercumbu tanpa sehelai benang di tubuhnya bahkan dua sejoli itu tidak menyadari kehadiran dimas.
Dimas yang melihat itu tak tinggal diam ia melempar sebuket bunga itu di hadapan Clarisa bahkan ia berludah dan tertawa sumbang melihat kelakuan wanita itu
"Bagus lanjutkan kegiatan kalian, aku benar-benar bodoh telah menyukai wanita seperti dirimu detik ini kamu bukan lagi kekasihku, dan mulai sekarang jangan pernah kau memperlihatkan wajahmu itu di depanku."
setelah mengucapakan itu Dimas berlalu pergi meninggalkan dua sejoli yang saling terdiam mematung.
Lamunan Dimas pun buyar saat tangan Dimas di genggam oleh calrisa
"Dimas maafkan aku, aku sungguh menyesal aku benar-benar mencintaimu Dimas." Ucap Clarisa
Dimas yang melihat tangannya di genggam langsung menghempaskan tangan Clarisa
"Pergi kau dari sini atau perlu aku menyeretmu sampai luar ha!!" Bentakan Dimas menggema di ruangan itu, Clarisa yang mendengarnya sedikit terkejut dan langsung cepat-cepat pergi dari ruangan itu.
Sungguh Dimas sangat marah hari ini, kemarahannya tak bisa di bendung lagi, ia langsung menelpon bagian resepsionis
setelah terhubung Dimas langsung berkata
"Hallo cepat pecat semua Bagain penjaga keamanan." Ucap Dimas
belum sempat orang yang di sebrang menjawab perkataanya.
Dimas lebih dulu mematikan telpon secara sepihak
Setelah itu Dimas menelpon Doni dan menyuruhnya untuk datang ke ruangannya
Beberapa menit berikutnya doni datang keruangan Dimas sambil berlari
Tok...tok...tok "Permisi pak." ucap Doni
"Iya masuk"
"Ada apa bapak memanggil saya, apa ada yang bisa saya bantu pak." ucap Doni sambil terengah-engah
"Tolong Carikan penjaga keamanan yang baru dan bayar gaji-gaji petugas kemana yang baru saya pecat setelah itu suruh petugas kemanan yang baru untuk memperketat penjagaan jangan kasih wanita yang bernama Clarisa masuk ke dalam ruangan saya mengerti." Ucap tegas Dimas
Doni yang mendengar itu sedikit terkejut bagaimana bisa atasannya ini memecat seluruh petugas kemanan, kasihan sekali mereka.
Dimas kembali bersuara "Kamu kenapa melamun apa kamu mengerti dengan ucapan saya, saya tidak butuh dengan pekerjaan yang lambat." Ucap Dimas
"Maafkan saya pak, baik saya akan lakukan apa yang bapak perintah."
"Bagus cepat pergi dari ruangan saya." Usir Dimas
"Baik pak saya permisi." Doni pun langsung keluar dari ruangan bosnya itu setelah keluar Doni pun bergumam menyumpahi atasnya itu
"Uhhh...menyebalkan sekali pak Dimas itu syukur dia atasan kalau tidak udah aku gundulin kepalanya." ucap Doni sambil berjalan tergesa-gesa
Sedangkan dimas bersiap-siap bergegas pergi meninggalkan ruangannya itu karena ia hari ini benar-benar lelah ia ingin beristirahat di rumahnya saja. hari ini benar-benar menyebabkan kepalanya ingin pecah.kemudian ia pulang menuju rumahnya.
Ini foto Dimas👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Jian Septia
aq suka visualnya cakep2 thor..
2021-12-11
0
icequen_
udah ngak tau ini like keberapa Thor aku baca dari awal hehee
2020-11-02
1
Reina
7 like dan 5 rate dulu ya kak, nanti di lanjut
maaf baru bisa mampir
mampir lagi ke keryaku " terjerat cinta ceo"
💞💞💞
2020-09-05
1