Bab.5

Dari kejauhan Aryan memperhatikan gerak -gerik Aisyah, ingin menemui Aisyah namun tidak memiliki keberanian. Aisyah juga terlihat sengaja menghindar darinya. Lalu seseorang memegang lembut tangan Aryan.

" Kamu lihat apa sih, Yan ?"

Zahrah tiba-tiba datang dan menanyakan itu pada kekasihnya, ia ingin memastikan apakah firasatnya benar atau hanya berprasangka buruknya.

" Tidak kok, aku hanya melihat teman-teman yang lagi asyik main, "ucapnya.

Namun Zahrah bisa melihat kebohongan kekasihnya padanya. Zahrah sangat kecewa mendengar itu namun ia berusaha tampak baik-baik saja.

" Aku ke kantin sebentar.

" Kamu tidak gajak aku ?

" Cuma sebentar kok Rah, aku hanya ingin merokok di sana, "ucapnya berlalu tanpa peduli teriakan Zahrah.

" Dulu kamu tidak seperti ini, Yan. Tapi sekarang kamu benar-benar berubah. Kamu bilang cinta mati sama aku, lalu ini apa ? Itu semua bohong Yan, "lirih Zahrah.

" Hai Yan, duduk bareng sama kita nih !" Bagi-bagi rokoknya dong, udah lama kita tidak ngerokok bareng.

Aisyah menoleh memastikan siapa yang datang di kantin itu. Jantungnya dag dig dug

saat melihat Aryan yang duduk bersama dengan teman-temannya.

Adryan memperhatikan wajah cantik Aisyah yang agak gelisah.

" Kamu kenapa, Syah ? Aku perhatiin kamu sangat gelisah.

Aisyah tergugup, ia mencari air ingin menetralkan perasaannya, namun matanya menangkap Aryan yang sedang menatapnya sambil menghisap sebatang rokok yang ada di sela-sela jarinya. Aisyah membuang muka membuat Aryan tersenyum sinis padanya.

" Tumben hari kamu tidak sama, Aryan ?" Biasanya kalian selalu sama-sama.

Aisyah menunduk menggigit bibirnya, apa yang harus kukatakan pada Riyan ?" Batinnya.

Aryan yang masih memperhatikan Aisyah mendekati meja mereka.

" Hai Riyan !"

Adryan hanya tersenyum kecil menanggapi sapaan Aryan.

Adryan menatap sekilas Aryan kemudian melanjutkan makannya sama seperti yang dilakukan Aisyah. Sedang Aisyah tak ingin menoleh sedikit pun, dia hanya menunduk sambil fokus dengan makanannya.

" Boleh ikut gabung sama kalian ?" Adriyan yang mendengar itu menatapnya tidak suka.

"Boleh aja sih yang penting tidak mengganggu, "ucap Adriyan agak ketus.

Aisyah masih menunduk makan makanannya tanpa mempedulikan basa-basi Aryan.

Aryan melirik Aisyah yang sama sekali tidak peduli padanya.

"Braak."

Aryan meninju meja tempat Aisyah lalu pergi begitu saja. Ia sangat kesal melihat keakraban sahabatnya itu dengan laki-laki lain terlebih hari ini Aisyah tidak ingin menyapanya sama sekali.

" Woy, kamu kenapa ?"Taunya cuman gangguan orang aja," teriak Adriyan dan Aryan berbalik menatapnya tajam

"Memangnya aku melakukan apa ? Kamu tidak suka ya udah pergi sana, "ucap Aryan menahan emosi.

Adrian ingin membalas ucapan Aryan namun lengannya dipegang lembut Aisyah.

" Riyan, udah dong !! Tidak usah dipeduliin.

" Tapi dia kurang ajar sama kita Aisyah, aku tidak terima.

" Duduk lagi, yuk!" ajak Aisyah berusaha menenangkan Adriyan.

Di kelas Aryan kepikiran terus dengan sikap Aisyah padanya. Ia juga tidak ingin duluan menyapa Aisyah, terlalu rendah menurutnya sebagai seorang laki-laki.

" Aryan, kamu kenapa sih selalu menghindar dari aku ?" Sejak pagi sampai sekarang kamu itu bersikap dingin padaku. Seolah-olah kamu tidak menyukai aku berada di dekatmu. Bilang aja kalau tidak cinta lagi sama aku." Ujar Zahrah sedikit berteriak di depan Aryan.

" Jangan salah paham, Rah !! Aku lagi pusing, banyak masalah jadi tidak bisa pokus saat ini, tolong mengertilah !"

Aryan yang merasakan kesal malah tambah kesal di buat kekasihnya. Biasanya kalau Aryan ada masalah maka ia langsung ke kelas Aisyah, tapi hari ini ia tak ingin menemuinya.

"Syah, ntar aku yang antar kamu pulang ya. Lagian Aryan pasti barengan sama Zahrah kekasihnya.

Aisyah mengangguk dengan senyum tipisnya, ia berusaha biasa-biasa aja karena nggak ingin ada orang yang tahu masalahnya dengan Aryan.

Adryan sangat bahagia melihat Aisyah selalu bersamanya hari ini.

Hari ini Adriyan yang mengantar Aisyah pulang dan itu semua dilihat oleh Aryan. Zahrah tersenyum melihat keduanya selalu bersama saat ini. Hal itu membuat hati Zahrah sedikit legah karena ia bisa bersama Aryan tanpa Aisyah.

" Semangat Adriyan !"teriak Zahrah membuat Aisyah heran," tumben Zahrah akrab sama Adriyan, ujar Aisyah dalam hati.

"Syah, kamu ada acara tidak malam ini ? tanya Adryan.

"Tidak ada kok, memangnya kenapa ?

"Aku pengen gajak kamu jalan-jalan ,boleh tidak ?"

"Maaf Rian aku tidak bisa, kamu tidak apa-apa kan?"Adryan sebenarnya kecewa atas penolakan Aisyah namun ia bersikap positif aja.

"Ya udah Syah, tidak apa-apa kok. Lain kali aja kalau kamu ada waktu.

"Makasih Rian kamu udah ngertiin aku.

Tanpa terasa mereka sampai di rumah megah itu, Aisyah turun. " Makasih ya Riyan !" Ucap Aisyah dengan senyum manisnya.

Baru saja Aisyah ingin masuk ke dalam rumah, suara motor menghentikan langkahnya.

Aryan datang dan langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan sepatah kata terlebih menyapa Aisyah. Dada Aisyah bergemuruh kencang melihat punggung laki-laki yang sudah m3r3nggut masa d4p4nnya. Sesak dalam dada yang dirasakan Aisyah melihat sikap dingin Aryan.

Aryan masuk kamar tanpa menoleh padanya.

"Syah, kamu udah pulang ?

"Di Mana Aryan ?"

Nandini mengampiri Aisyah lalu bertanya beruntun padanya.

" Aryan ada di kamarnya, Nyonya." jawab Aisyah, lalu melenggang masuk ke kamarnya.

Nandini merasa lega karena mengira Aisyah dan Aryan pulang bersama hari ini, itu artinya hubungan mereka sedang baik-baik saja.

" Setelah ganti baju langsung aja ke sini ya Syah, ikut makan bersama kami.

" Iya nyonya !" ucap Aisyah sedikit berteriak.

Lalu Nandini masuk ke kamar Aryan memanggil putranya ikut makan bersama.

" Cepat Yan, makanannya udah disajikan.

" Iya mah, tunggu sebentar !"

Bu Marni sibuk menyiapkan makanan untuk majikannya, begitu pula Aisyah ia sibuk membantu ibunya menata makanan di meja.

" Syah, kita makan sama-sama ya.

Seperti biasanya Nandini mengajak Aisyah makan bersama namun hari ini sangat berbeda bagi Aisyah dan Aryan.

"Aisyah masih kenyang nyonya," ujar Aisyah menolak halus ajakan Nandini.

Abraham menatap Aisyah heran, tidak biasanya gadis itu menolak ajakan istrinya.

Nandini berdiri dan tempat menarik lengan Aisyah tetap makan.

"Kamu tidak boleh nolak, okay !"

Dengan terpaksa Aisyah duduk bersama anggota keluarga itu.

Aisyah duduk tepat di depan Aryan, keduanya terlihat canggung. Nandini dan Abraham bisa melihat semua itu.

"Yan, kenapa belum makan ?" tegur Nandini pada putranya.

Aryan seketika salah tingkah mendapat teguran dari mamanya.

" Syah, kenapa piringnya belum diisi ? Nanti makanannya dingin lho.

Dengan perasaan gugup Aisyah mengambil nasi yang ada di depan Aryan.

Aryan dan Aisyah saling melirik, mata mereka bertemu tapi dengan cepat Aisyah membuang muka.

"Ada apa dengan kalian ? Atau kalian sedang bertengkar, tapi kenapa ?" Ujar Abraham, penuh tanda tanya karena mereka tidak seperti ini sebelumnya.

" Tidak kok tuan, kami tidak ada masalah kok.

ucap Aisyah cepat dan Aryan masih menatapnya diam-diam.

Abraham dengan Nandini saling memandang heran melihat keduanya tidak saling menyapa.

Terpopuler

Comments

Romi Widyawati

Romi Widyawati

orang tua Aryan baik banget

2024-07-01

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!