"Kamu yakin, ingin pulang dengan hujan deras begini ?" Tanya Aisyah pada Aryan.
" Emang kamu belum pengen pulang ? "Ya udah aku pulang sendiri, "ujar Aryan tanpa menjawab pertanyaan Aisyah.
" Cepetan Syah..!" panggil Aryan buru-buru. Karena merasa diabaikan akhirnya Aryan mendekatinya lalu menarik tangan Aisyah. "Lepaskan tangan, Aisyah !"Jangan memaks4nya ! "Ucap Adriyan menahan tangan Aryan.
Aryan berbalik menatapnya tajam.
"Apa masalahmu ? Aku mengajak Aisyah pulang karena kami searah," ucapnya menatap tak suka Adriyan.
" Syah, aku yang akan mengantarmu pulang, lagian saat ini hujannya deras banget, kamu tidak takut terjadi sesuatu padamu di jalan ?" Ucapan Adriyan ada benarnya juga, tapi Aisyah merasa tidak enak pada Aryan.
" Syah, pakai jaket ini kamu tidak akan kedinginan.
Aisyah yang merasa did3sak oleh Aryan menoleh pada Adriyan meminta persetujuan padanya. Adriyan mengangguk menyetujui.
"Hati-hati!" Kamu jangan ngebut dan jaga Aisyah baik-baik!" Jika terjadi sesuatu padanya aku yang akan m3ngh4bisimu, cam kan itu !" Ujar Adriyan dengan ancamannya.
Aryan mengepalkan tangan ingin rasanya merob3k-rob3k mulut pedas Adriyan. Aisyah yang melihat gelagat permusuhan kedua sahabat itu dengan cepat ia menarik lengan Aryan menjauhi Adriyan. Zahrah yang melihat Aryan bersama Aisyah mengembungkan cairan kristal membasahi pipi cantiknya lalu berlari keluar meninggalkan mereka. Aryan yang melihat itu tak menggubris kepergian kekasihnya. Ia masih sangat kesal karena Zahrah terlalu egois menurutnya.
" Yan, hujannya makin deras kita tunggu sampai redah ya! "ucap Aisyah saat mereka sampai di parkiran.
"Tidak papah Syah, ntar hujannya akan redah, lagian jaket yang kamu pakai cukup tebal kok.
Mendengar itu Aisyah nggak berucap lagi ia hanya menurut menunggangi motor Kawasaki Ninja kesayangan milik Aryan.
" Pelan- pelan, Yan!" Jangan ngebut ! "Teriak Aisyah.
" Ntar kita sampainya basah kuyup kalau dipelankan Syah.
" Tumben kamu tidak bawah mobil bepergian Yan," teriak Aisyah lagi.
" Rencananya aku pengen jalan-jalan sama Zahrah dengan naik motor tapi tidak jadi.
Hati Aisyah makin sakit mendengar itu. Andaikan Aryan tahu perasaan Aisyah kepadanya, apakah Aryan masih ingin menjadi sahabatnya ?" tanya Aisyah pada dirinya dalam hati.
Zahrah adalah tipe Aryan wanita yang sangat dicintainya, sedangkan dirinya bukan siapa-siapa bagi Aryan, sesek dalam dada ketika Aisyah mengingat itu semua.
* * * *
Hujan makin deras disertai suara petir yang kian bergemuruh di atas langit yang gelap membuat siapa saja yang berada dalam kondisi seperti itu pasti akan k3takutan termasuk Aisyah.
" Aaaaak !" teriak Aisyah, menutup kedua telinga. " Aryan.. aku takut sama petir, bagaimana ini ? "tanya Aisyah dengan ketakutannya.
Aryan yang mendengar Aisyah makin ketakutan menenangkannya.
" Tenang Syah, kita akan mencari tempat berteduh di sekitar sini, kamu mau kan ?" Aryan meminta persetujuan pada Aisyah. "Terserah kamu Yan, aku ikut kamu aja, "ucap Aisyah.
Aryan mencari tempat penginapan untuk mereka berdua karena situasi malam ini tidak memungkinkan dirinya dan Aisyah untuk pulang ke rumah, "pikiranya.
" Di sini aja ya, Syah!" Penginapan di sini cukup bagus kok dan mudah-mudahan kamarnya masih ada yang kosong.
Aisyah mengangguk setuju aja tanpa protes lalu mereka menuju tempat karyawan.
" Mbak, kami butuh dua kamar apa masih ada yang kosong ? "Pada Aryan pada karyawannya. " Sebentar saya cek dulu ya, Mas," ujar wanita cantik itu tersenyum ramah pada Aryan penuh dambah. Ketampanan yang dimiliki Aryan membuat kaum hawa yang melihatnya terpesona dengannya.
"Syah kamu makin kedinginan ? "Sabar ya!" sebentar lagi kamu akan ganti pakaian," ucap Aryan khawatir setelah melihat tubuh Aisyah
makin gemetar karena kedinginan.
" Maaf ya, mas, kamarnya tinggal satu yang tidak terisi," ujar karyawan itu lalu menatap sinis pada Aisyah. Merasa ditatap tidak suka oleh wanita itu Aisyah menundukkan wajah. "Kenapa wanita itu menatapku tidak suka ?" Perasaan aku tidak melakukan kesalahan apapun," ucapnya bertanya-tanya dalam hati. Aryan meraih tangan Aisyah, " kamu tidak papah kan kalau malam ini kita satu kamar?" Soalnya kamarnya tinggal satu." Ucap Aryan menjelaskan agar Aisyah tak salah paham dengannya.
Aisyah mengangguk merasa tidak punya pilihan lain, kedinginan yang dirasakan pada tubuhnya membuat ia tidak bisa berpikir banyak lagi. Aryan dengan cepat mengambil kunci kamar yang sudah dipesan lalu menuntun. Aisyah masuk ke dalam kamar.
" Cepat ganti pakaianmu Syah supaya tidak kedinginan lagi, "ucap Aryan penuh perhatian pada sahabatnya itu. Oh iya, ruang gantinya ada dibagian sana, "ucapnya lagi.
Aisyah menatap wajah tampan pria itu diam-diam lalu tertunduk sedih.
"Zahrah sangat beruntung mendapatkan laki-laki yang sangat mencintainya seperti dirimu," ucapnya pelan namun masih bisa didengar oleh Aryan.
" Kamu mengatakan sesuatu, Syah ?"
Aisyah kaget, "eh.. tidak kok, aku pengen ganti baju dulu, "ucapnya cepat lalu berlari masuk ruangan ganti.
Aryan menggeleng kecil melihat tingkah Aisyah. " Lebih baik aku mandi dulu supaya lebih segar," ucapnya lalu mengambil handuk masuk ke kamar mandi.
Tok..! Tok..! Tok..!
"Syah, kenapa belum keluar ? Kamu baik-baik aja kan?" Panggil Aryan setelah keluar dari kamar mandi. Ia melihat di sekeliling mencari Aisyah namun tidak ada karena itu ia berpikir sahabatnya itu masih di ruang ganti.
" Aisyah," teriaknya lagi namun belum ada jawaban dari dalam.
" Syah jawab aku! "Kalau kamu masih tidak jawab, aku akan mendobrak pintu ini, "ucapnya lagi.
" Satu...dua...tiga..!
" Braaak !" Tiga kali tendangan dari Aryan, pintu terbuka, ia mencari Aisyah di ruangan itu.
"Aisyah.. kamu di mana ? "Syah, jawab aku !"
Seorang gadis dengan badan gemetar tergeletak di lantai dengan keadaan lemas.
Aryan melihat itu seketika berlari mendekati Aisyah.
" Syah kamu baik-baik aja kan ? "Ucapnya makin khawatir lalu mengangkat tubuh Aisyah keluar dari tempat itu. Aryan membaringkan tubuh lemas Aisyah di ranjang empuk itu dengan pelan.
" Syah, kamu tidak papa kan ?" Tanyanya memegang lembut tangan lemas gadis itu. Aryan yang sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu berpikir keras bagaimana cara untuk menghangatkannya agar berhenti kedinginan.
Padahal sudah dipakaikan selimut yang cukup tebal tapi masih aja tubuh Aisyah terlihat gemetaran.
" Apa yang harus kulakukan ?"
Pikiranya. " Syah, boleh aku memelukmu ?" Tanya Aryan ragu namun ia tidak menemukan cara lain.
Tidak ada jawaban dari gadis itu namun ia hanya menatapnya sendu dengan bibir yang masih pucat. Aryan menghelah napas panjang pikirannya saat ini buntu ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia menatap lekat-lekat wajah Aisyah dengan memegang lembut tangan sahabatnya.
" Syah, aku takut terjadi sesuatu padamu, "ucap Aryan jujur masih menatap lamat-lamat wajah cantik Aisyah.
"Aku udah mendingan kok, "ucap Aisyah tersenyum paksa, ia tidak mungkin membuat sahabatnya merasa bersalah karena dirinya.
Aryan tahu kalau Aisyah belum sembuh lalu ia menawarkan diri lagi.
" Syah, biarkan aku menghangatkanmu ya !"
Ucapnya lalu ikut masuk ke dalam selimut tanpa menunggu jawaban Aisyah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Astrid Kusuma Wardhani
reda, bukan redah..
2024-10-13
1
Neulis Saja
yah kalau satu Kasur dan satu selimut yah wajar kalau kesananya jadi lupa dirilah
2024-10-06
1
【Full】Fairy Tail
Jangan berhenti sampai mencapai akhir cerita yang epik ini! 🚀
2024-04-25
2