Tidak lama setelah Mario mewawancarai dan melakukan pemotretan bersama Lea. Pagi ini berita penuh dengan sosok Milea Anindita Dinata. Rata-rata isi beritanya mengenai perempuan cantik yang berhasil menjadi pengusaha muda nan sukses.
"Dunia ini sudah gila! Benar-benar gila!" teriak Gigi yang baru saja masuk ke dalam kamar Olivya.
"Arghhhhhhhhh..." teriaknya lagi.
Olivya yang masih bermalas-malasan di tempat tidur pun segera menutup telinganya mendengar teriakan Gigi.
"Ada apa lagi?" tanya Olivya.
"Baca nih!" Gigi melemparkan ponselnya kearah Olivya.
Olivya mengambil ponsel itu dan dilihatnya sebuah laman berita online. Seketika mata Olivya terbelalak melihatnya. Tampak jelas bahwa itu foto Lea terpampang di headline-nya.
"What the f#ck!" ujar Olivya.
"Apa-apaan ini?" sambungnya.
"Kita nggak bisa diam saja! Kita harus melakukan sesuatu!" usul Olivya.
"Ya gue kesini juga mau ngajak lo melakukan sesuatu!" sahut Gigi.
Olivya segera beranjak bangun kemudian mencuci mukanya. Setelah itu dia kembali menemui Gigi dan melanjutkan pembicaraan mereka.
"Bener-bener gak bisa dibiarkan. Gue udah berusaha membuat Bian putus dengan mantannya terdahulu. Eh tiba-tiba perempuan itu datang ke kehidupan Bian. Menikah lagi sama Bian, gue yang udah nunggu bertahun-tahun. Melakukan segala cara agar Bian putus dengan pacar pertamanya," ujar Gigi dengan emosi yang meledak-ledak.
"Ditambah lagi dia langsung bisa memegang jabatan tertinggi di Armada Trans. Jabatan yang gue idam-idamkan dan sudah gue perjuangin bertahun-tahun. Seenaknya saja dia datang dan menempati posisi tersebut," lanjutnya.
"Bang$at memang perempuan itu!" umpat Gigi.
Sama seperti Gigi, amarahnya mulai tersulut mendengar cerita tersebut. Pasalnya apa yang dirasakan Gigi, dia juga merasakan.
"Iya benar. Kedatangan dia membuat gue dipandang lemah. Mulai dari dunia model yang lebih memilih dia dibandingkan gue. Kemudian teman dan lingkungan kuliah gue selalu memuja dia dan merendahkan gue," ungkap Olivya sembari mengeringkan mukanya dengan handuk.
"Mereka semua membicarakan gue dibelakang!" imbuhnya.
"Gue dendam banget sama itu cewek!"
Olivya menyusul Gigi duduk ditepi tempat tidur. Keduanya terdiam memikirkan rencana yang akan dilakukan untuk menjatuhkan Lea.
"Oh iya! Gue punya sesuatu!" suara Olivya tiba-tiba memecah keheningan.
Olivya segera mencari ponselnya dan kemudian membuka galeri foto. Membuka beberapa foto yang akan dijadikan bahan untuk menjatuhkan kakak iparnya. Ditunjukkan foto-foto itu kepada Gigi. Melihat itu Gigi tersenyum sinis.
"Naikkan saja semua itu ke media. Semua orang juga tahu kan kalau suaminya sedang di penjara," ujar Gigi.
"Memang rencananya seperti itu," Olivya tersenyum.
"Siapa dia?" tanya Gigi sembari terus mengamati foto-foto itu.
"Dia fotografer yang sudah ngomongin gue dibelakang. Kebetulan gue ada dendam sama dua orang itu. Jadi sekalian balas dendam sama keduanya," jawab Olivya dengan senyum yang semakin melebar.
Gigi hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan Olivya. Namun, dalam hatinya masih bertanya-tanya mengeni foto tersebut. Dia pun bertanya, "Kenapa fotonya bisa terlihat mesra seperti itu?"
"Karena orang suruhan gue pinter ngambil fotonya. Bagus kan?" Olivya menyombongkan diri.
"Oke kita susun rencananya. Nanti biar gue yang memberikan foto ini ke Bian. Agar matanya terbuka lebar," ujar Gigi.
"Sekalian gue mau mengancam Bian," imbuhnya.
Olivya mengernyitkan keningnya, penasaran apa yang akan dilakukan Gigi.
"Mengancam apa?" tanya Olivya.
"Gue punya rencana bagus lainnya. Yang intinya gue bisa mengeluarkan Bian dari penjara dengan syarat menceraikan Lea dan menikah dengan gue," Gigi menceritakan rencana jahatnya.
"Bagaimana bagus nggak rencana gue?" imbuh Gigi.
Olivya mengulurkan tangannya untuk mengajak Gigi bersalaman. Gigi pun segera menerima uluran tangan dari Olivya.
"Gue sepakat!" ucap Olivya dengan lantang.
"Pokoknya jauhkan perempuan itu dari dekat gue. Buat dia cerai dari Kak Bian, kalau perlu bunuh dia," imbuhnya dengan tatapan mata tajam penuh kebencian.
"Kita bagi tugas, lo urus foto itu supaya naik ke media. Buat nama baik dia jatuh dan gue akan minta tolong papa gue buat membuat Bian keluar dari penjara dengan syarat," Gigi dengan semangat menjelaskan rencana itu.
"Sepakat!" ucap keduanya bersamaan.
Amarah kedua perempuan itu sedikit mereda setelah memiliki kesepakatan untuk kerjasama melakukan rencana jahat. Kini suasana kamar itu diam, mereka kalut dalam pikiran masing-masing. Membayangkan rencana menjatuhkan Lea itu. Dan tidak sabar melihat Lea tersiksa dengan rencana mereka.
Setelah sekian lama keduanya tak bergeming. Pintu kamar Olivya terbuka dan masuklah Dwita. Melihat dua perempuan kesayangan sedang melamun langsung saja Dwita mendekat dan bertanya, "Hai anak-anak kalian kenapa pagi-pagi melamun?"
"Eh mami sejak kapan mami datang?" tanya Olivya.
"Barusan mami masuk sini. Saking asyiknya melamun sampai nggak sadar ada mami," tukas Dwita.
"Maaf Mi," Gigi sembari terkikik.
Dwita duduk diantara Olivya dan Gigi. Kemudian dirangkulnya dua gadis itu.
"Perasaan tadi pagi ada yang teriak-teriak di kamar ini. Kok sekarang pada melamun ya. Ada apa ini?" tanya Dwita penasaran dengan apa yang terjadi di kamar itu.
Secara bersamaan Olivya dan Gigi tersenyum menghadap ke Dwita. Jelas saja membuat Dwita semakin dibuat bingung dengan tingkah keduanya.
"Hai jangan tersenyum seperti itu. Cerita dong sama mami. Ada apa sebenarnya?" desak Dwita.
"Kita punya rencana bagus," bisik Olivya ditelinga maminya.
"Hah? Rencana apa itu?" tanya Dwita lagi.
Kemudian Olivya dan Gigi menceritakan apa rencana yang akan mereka lakukan. Dwita mendengarkan dengan seksama. Dia manggut-manggut seakan benar-benar memahami apa yang sedang dijelaskan.
Mendengar cerita dari Olivya dan Gigi, Dwita tampak ikut tersenyum. Karena mengetahui yang dimaksud rencana bagus mereka adalah rencana untuk menjatuhkan Lea. Jelas saja Dwita sangat setuju dengan hal tersebut. Rancana tersedia disambut baik oleh Dwita. Bahkan dia menawarkan bantuan jika dibutuhkan.
"Mami ikut setuju dengan apa yang kalian berdua lakukan," tukas Dwita.
"Mami bersedia membantu jika kalian membutuhkan apa-apa dari mami," imbuhnya.
"Pesan mami adalah rencana ini harus berhasil buat dia benar-benar jatuh dan terpuruk. Mami tetap tidak terima dia yang jadi menantu mami," pesan Dwita.
"Siap laksanakan mami!" ucap Olivya dan Gigi.
Ketiga orang itu pun merasa senang dengan rencana yang telah mereka susun. Sebentar lagi apa yang mereka inginkan masing-masing akan terwujud.
"Sekarang kita sarapan dulu yuk," ajak Dwita.
"Pasti kalian berdua lapar. Pagi-pagi udah teriak-teriak," imbuhnya.
"Ah mami tahu saja. Habisnya kesel banget Mi," ujar Gigi sembari cemberut.
Dwita merangkul Gigi, "Udah jangan cemberut lagi. Sebentar lagi kamu akan menjadi menantu mami."
"Ya sudah ayo sarapan. Oliv lapar, pagi-pagi sudah mikir berat," sahut Olivya seraya beranjak dari duduknya.
"Ayo-ayo mami sudah siapin makanan spesial karena pagi-pagi sudah dengar teriakan Gigi di rumah ini," tutup Dwita sebelum akhirnya mereka bertiga menuju meja makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Aisy Hilyah
ada za yah jahat ya
2020-09-12
0
Rena Gimun
4like
2020-09-07
0
ineyyy
1 bab lg hehe lg ga fit.badan.
semangat,terusss
2020-08-22
1