Pria Cabul

Respon Damian nampak santai, meskipun saat ini seluruh anggota keluarganya telah berkumpul, dia tidak tergesa-gesa. Sambil melengkungkan senyuman tipis, pemuda itu melirik ke arah Lily.

"Kau bisa menggunakan kamar mandi, segera bersihkan dirimu, aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan baju.

Lily melirik ke arahnya, sudut bibir gadis itu berkedut, nampaknya Damian sengaja untuk menekan keluarganya, agar bisa segera menikah dengan Lily.

"Apa yang kau pikirkan? Aku masih seorang gadis kecil, usiaku tahun ini baru saja 17 tahun. Jika kau mengajakku menikah sekarang, bukankah orang lain akan berpikir bahwa kau seorang pedofil?" tanya Lily, Damian hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh tak acuh.

Siapa suruh tuan Brahma Aditya memprovokasinya dan berniat untuk mencarikan jodoh lain bagi Lily? Maka kali ini dia akan secara terang-terangan menunjukkan keinginannya untuk menikah.

Lily cemberut, dia menghentakkan kedua kakinya, kemudian berjalan menuju kamar mandi. Matanya seketika membola, kamar mandi Damian benar-benar sangat luas bahkan jauh lebih besar di bandingkan kamar tidur Lily.

"Pria cabul itu... Haruskah aku memberinya pelajaran?" gumam Lily sambil menopang dagu, dia segera memutar otaknya agar bisa menghentikan keinginan Damian untuk menikah.

Usianya masih sangat belia, bahkan dendamnya belum terbalaskan, tiga keluarga besar hingga saat ini masih bisa menghirup udara bebas dengan sangat tenang. Sedangkan dia dikejar-kejar waktu dan setiap hari selalu ada saja hal yang membuat fokus gadis itu terpecah.

"Ini akan sulit! Tapi jika kakek bisa bekerja sama denganku, mungkin tidak terlalu buruk." ucap Lily sambil menatap pantulan wajahnya lewat cermin.

Sementara semua orang nampak sudah kehilangan kesabaran, sejak tadi Damian dan Lily masih belum juga turun, bahkan pelayan yang dikirimkan ke kamarnya selalu saja di usir, sehingga membuat mereka akhirnya bergegas untuk pergi menuju kamar pemuda itu.

"Dimana kamar tamunya?" tanya Mona setelah melihat deretan kamar yang ada di lantai 2.

Batuk!

Tuan Brahma Aditya tak bisa menahan perasaannya, walau bagaimanapun, cucu tempramennya itu telah membawa Lily masuk ke kamarnya tadi malam. Siapa yang bisa menjamin bahwa gadis itu masih akan baik-baik saja pagi ini?

"Kita akan membicarakannya nanti," jawab tuan Brahma Aditya sambil tersenyum tipis. Mona dan Resti hanya mengerutkan kening, namun tak lama kemudian, kedua orang wanita berbeda usia itu segera menganggukan kepala. Sebagai tamu yang datang berkunjung, mereka berdua tentu saja harus memberikan muka kepada pemilik rumah.

Tok...

Tok...

Tok...

Pintu kamar Damian kembali diketuk dari luar, membuat pemuda itu berdengus kesal. Dia baru saja duduk di balkon, namun kali ini ada pengganggu lagi yang mendatanginya.

Damian segera membuka pintu sambil memasang wajah buruk, namun ketika matanya melihat seluruh anggota keluarga berada di depan kamarnya, membuat pemuda itu langsung mengerutkan dahi.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Damian.

Tuan Brahma Aditya masuk ke dalam kamar, tanpa menunggu pemuda itu mempersilahkan mereka. Pada saat yang sama, pintu kamar mandi terbuka, memperlihatkan Lili yang saat ini hanya dalam balutan handuk kimono.

Mata semua orang langsung melotot dengan mulut yang menganga, bahkan Prasetyo segera mengambil sandalnya, kemudian memukul ke arah Damian.

Meskipun pemuda itu saat ini dalam keadaan terluka dan seluruh tubuhnya dibalut dengan perban, namun tidak meninggalkan jiwa mesumnya.

"Apa yang kau lakukan? Lily masih kecil dan kau berani membawa dia untuk tinggal satu kamar denganmu?" tanya tuan Prasetyo sambil memukul bokong pemuda itu.

Damian sama sekali tidak melawan, bahkan dia menunjukkan tatapan yang tidak peduli. Lily adalah gadisnya, calon nyonya muda Aditya. Apa salahnya jika gadis itu tidur di kamar Damian? Bukankah cepat ataupun lambat gadis itu akan segera menjadi istrinya?

Andai semua orang mengetahui apa yang dipikirkan oleh Damian, mungkin mereka juga akan mati karena kesal.

"Kau harus bertanggung jawab!" ucap Prasetyo sambil menatap tajam ke arah Damian. Pemuda itu hanya melirik ke arah tuan Brahma Aditya sambil menunjukan seringaian iblisnya.

"Tidak masalah!" jawab Damian, Lily masih mematung di depan kamar mandi melihat keberadaan begitu banyak orang di kamar Damian. Gadis itu masih sangat terkejut, namun tak lama kemudian, dia segera menguasai diri.

Sambil melirik ke arah Damian, gadis itu pun segera bertanya, "Dimana pakaianku?"

Damian hanya tersenyum, kemudian mengambil paper bag yang ada di atas tempat tidur dan memberikannya pada Lily. "Ganti pakaianmu di dalam!"

Lily hanya mengangguk, kemudian masuk kembali ke kamar mandi.

"Segera turun, papa butuh penjelasan!" ucap Prasetyo sambil berjalan keluar dari kamar Damian, disusul oleh yang lain. Mereka kembali menuju ruang keluarga dan duduk dengan tenang menunggu Damian dan Lily turun.

Lima belas menit kemudian, Lily dan Damian turun, keduanya telah berganti pakaian. Damian merasa seluruh tubuhnya bergidik, dia melihat tatapan tajam yang dilayangkan oleh semua orang. Mona menatap Lily penuh kekecewaan, dia tak menyangka jika gadis kecil yang dilahirkannya itu akan membuatnya malu di masa depan. Jika saja jadinya mengetahui hal itu sejak awal, mungkin dia tidak akan pernah melahirkan Lily.

"Apa kalian akan mengakui kesalahan?" tanya Prasetyo, Lily hanya mengerutkan dahi, dia masih belum ngeh dengan arah pembicaraan dari pria itu. Sedangkan Damian menganggukan kepalanya.

"Ya!" jawab pemuda itu dengan tenang.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" tanya Prasetyo, Damian sejenak memandang ke arah Lily.

"Tentu saja membawa gadisku ke dalam keluarga besar kita, namun setelah mendapatkan surat-surat yang resmi." jawab Damian santai.

Semua orang langsung memelototkan matanya, "Damian! Apa kau sadar jika Lily itu masih di bawah umur? Apa kau pikir bisa mendapatkan buku nikah dengan mudah?"

"Apaaa? Buku nikah? Lily nggak mau nikah!" ucap Lily dengan wajah pucat sambil cemberut, Mona langsung menyela.

"Lily, ibu tidak mengajarimu untuk berbuat bodoh. Kau sudah tidur bersama dengan Damian, jadi secepatnya kalian berdua harus menikah!"

"Tapi bu-" Lily berniat untuk menjelaskan, tapi ucapannya segera di potong oleh Damian.

"Kita akan segera menikah, sebelum Damian junior hadir disini," ucap nya sambil menunjuk perut rata Lily.

Lily sontak melotot, kali ini dia masuk ke dalam jebakan Damian. Pantas saja sejak pagi tadi Damian terlihat sangat tenang, ternyata dia telah memperhitungkan semuanya.

"Kau! Dasar cabul!" ucap Lily sambil memasang wajah garang, namun malah terlihat semakin imut di mata Damian.

"Bersikap baik! Jika tidak, aku akan memakanmu!" ucap pemuda itu dengan suara yang perlahan, berbisik di samping telinga Lily, sambil menggigit kecil ujung telinga gadis itu, membuat wajah Lily langsung memerah.

"Kau! Cabul!" Lily pergi sambil merengut, dia kesal karena Damian membuat semua orang berpikir telah terjadi sesuatu di antara mereka. Sementara Damian masih duduk santai di tempatnya.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

hisss....damian...cabul....

2024-07-13

2

Regina Naurah

Regina Naurah

di tampol pake sandal ga tuh🤣🤣🤣

2024-06-18

1

Shai'er

Shai'er

penonton makin salah paham 🤭🤭🤭

2024-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 Transmigrasi
2 Keluarga Yang Harmonis
3 Mengobati Damian
4 Laptop Baru
5 Salah Paham
6 Lamaran Dan Perdebatan
7 Serangan Pertama
8 Serangan Lanjutan
9 Membeli "Mainan"
10 Membasmi Hama 1
11 Membasmi Hama 2
12 Membasmi Hama 3
13 Membasmi Hama 4
14 Membasmi Hama 5
15 Menerbangkan Jet Pribadi
16 Menyusup
17 Damian Di Temukan
18 Hancurnya Markas Black Eagle
19 Prasetyo Mengetahuinya
20 Pria Cabul
21 Kembali Ke Rumah
22 Kembali Ke Sekolah
23 Balasan Untuk Alina
24 Balasan Untuk Alina 2
25 Kemunculan Preman
26 Lily Dan Damian
27 Kemunculan Anggota Mafia
28 Menuju Markas Mafia Night Thunder
29 Merampok
30 Kartu Nama
31 Dua Lalat
32 Tertangkap
33 Rumor
34 Nora Erlangga
35 Kebenaran Mulai Terungkap
36 Kesialan Nora
37 Sebuah Kesepakatan
38 Menjadi Buronan
39 Lily Kembali Beraksi
40 Preman
41 Pencarian Rossa
42 Nasib Alina, Rossa Dan Leni
43 Puasa
44 Tertangkap
45 Murid Baru
46 Hadiah Ulang Tahun Ririn
47 Efek Obat
48 Menyelidiki Ririn
49 Masa Lalu Teddy, Mona Dan Rara
50 Ririn Cemburu
51 Fokus Belajar
52 Lebih Mengerikan Dari Tuan
53 Rencana Lily
54 Sangat Bijak
55 Viola Cemburu
56 Lily Di Rendahkan
57 Viola VS LiLy
58 Tertampar
59 Makan Bersama
60 1,8 Juta Orang Penonton
61 Badut Itu Tidak Bisa Di Bandingkan Denganmu
62 Poppy Terkejut
63 Duo Ulat Bulu
64 Anak Konglomerat
65 Gara-Gara Kentut
66 Kemunculan Albert Dan Hera
67 Ancaman
68 Tentang Hera
69 Hans Menjadi Mata-Mata
70 Kejahatan Rara
71 Lily Mengetahui Kejahatan Rara
72 Interogasi
73 Pembalasan
74 Rara Di Bebaskan
75 Reuni
76 Jalan Kaki
77 Ngengat
78 Penderitaan Viola Dan Ririn
79 Roh-Roh Jahat
80 Serangan Telak
81 Serangan Telak (2)
82 Serangan Telak (3)
83 Datang Ke Rumah Sakit
84 Pihak Kepolisian Mulai Turun Tangan
85 Rapat
86 Hans Dan Shireen Beraksi
87 The End
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Transmigrasi
2
Keluarga Yang Harmonis
3
Mengobati Damian
4
Laptop Baru
5
Salah Paham
6
Lamaran Dan Perdebatan
7
Serangan Pertama
8
Serangan Lanjutan
9
Membeli "Mainan"
10
Membasmi Hama 1
11
Membasmi Hama 2
12
Membasmi Hama 3
13
Membasmi Hama 4
14
Membasmi Hama 5
15
Menerbangkan Jet Pribadi
16
Menyusup
17
Damian Di Temukan
18
Hancurnya Markas Black Eagle
19
Prasetyo Mengetahuinya
20
Pria Cabul
21
Kembali Ke Rumah
22
Kembali Ke Sekolah
23
Balasan Untuk Alina
24
Balasan Untuk Alina 2
25
Kemunculan Preman
26
Lily Dan Damian
27
Kemunculan Anggota Mafia
28
Menuju Markas Mafia Night Thunder
29
Merampok
30
Kartu Nama
31
Dua Lalat
32
Tertangkap
33
Rumor
34
Nora Erlangga
35
Kebenaran Mulai Terungkap
36
Kesialan Nora
37
Sebuah Kesepakatan
38
Menjadi Buronan
39
Lily Kembali Beraksi
40
Preman
41
Pencarian Rossa
42
Nasib Alina, Rossa Dan Leni
43
Puasa
44
Tertangkap
45
Murid Baru
46
Hadiah Ulang Tahun Ririn
47
Efek Obat
48
Menyelidiki Ririn
49
Masa Lalu Teddy, Mona Dan Rara
50
Ririn Cemburu
51
Fokus Belajar
52
Lebih Mengerikan Dari Tuan
53
Rencana Lily
54
Sangat Bijak
55
Viola Cemburu
56
Lily Di Rendahkan
57
Viola VS LiLy
58
Tertampar
59
Makan Bersama
60
1,8 Juta Orang Penonton
61
Badut Itu Tidak Bisa Di Bandingkan Denganmu
62
Poppy Terkejut
63
Duo Ulat Bulu
64
Anak Konglomerat
65
Gara-Gara Kentut
66
Kemunculan Albert Dan Hera
67
Ancaman
68
Tentang Hera
69
Hans Menjadi Mata-Mata
70
Kejahatan Rara
71
Lily Mengetahui Kejahatan Rara
72
Interogasi
73
Pembalasan
74
Rara Di Bebaskan
75
Reuni
76
Jalan Kaki
77
Ngengat
78
Penderitaan Viola Dan Ririn
79
Roh-Roh Jahat
80
Serangan Telak
81
Serangan Telak (2)
82
Serangan Telak (3)
83
Datang Ke Rumah Sakit
84
Pihak Kepolisian Mulai Turun Tangan
85
Rapat
86
Hans Dan Shireen Beraksi
87
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!