Pesawat jet mendarat dengan sempurna, Lily benar-benar sangat profesional, dia bahkan jauh lebih cekatan dibandingkan dengan salah seorang penerbang yang selama ini seringkali digunakan oleh tuan Brahma Aditya, ketika dirinya ingin mengunjungi tempat tertentu.
"Kita turun!" ucap Lily setelah mematikan mesin, gadis itu segera melompat dan menapakkan kakinya di atas tanah di susul oleh Bastian, tuan Brahma Aditya dan orang-orangnya.
Lily mengedarkan matanya ke sekeliling, hanya ada hutan yang membentang luas di pulau terpencil tersebut, namun dia sangat yakin, bahwa Damian saat ini terkurung di pulau yang seperti tidak berpenghuni itu.
Di hutan lebat itu, sinar matahari terhalang oleh rerimbunan pepohonan yang menjulang tinggi. Udara kental dengan aroma tanah basah dan daun yang memikat indera penciuman mereka, saat Lily dan pasukannya memasuki kegelapan pepohonan yang rapat.
Suara gemercik air sungai yang tersembunyi di antara dedaunan, bersama dengan bisikan angin di antara cabang-cabang pohon, menyelimuti mereka dengan nuansa misterius.
Di bawah naungan pepohonan yang rapat, cahaya hanya menyusup dalam bentuk remang-remang, menciptakan bayangan-bayangan gelap di antara rumpun-rumpun semak dan akar-akar yang menjuntai.
Mereka harus berjalan dengan hati-hati, melangkah di atas akar-akar yang licin dan merayap di antara semak-semak yang berduri. Setiap langkah dipenuhi dengan suara gemuruh ranting-ranting kering yang patah di bawah kaki mereka, menambahkan elemen tegang dalam pencarian Damian.
Lily dan pasukannya terus maju, menangkis rintangan hutan yang ganas dengan tekad yang kuat. Mereka merasakan kelembaban udara menyelinap masuk ke pakaian mereka, meresap ke dalam tulang-tulang mereka.
Suara hewan-hewan malam yang tidak dikenal bergema di kejauhan, menambahkan kesan keadaan hutan yang misterius dan penuh teka-teki. Tetapi meskipun dihadapkan dengan kesulitan dan ketidakpastian, semangat mereka tidak padam, karena tekad mereka untuk menemukan markas musuh tidak tergoyahkan.
Dengan hati yang berdebar-debar, Lily dan pasukannya akhirnya mencapai ujung pulau terpencil yang dikelilingi oleh hutan belantara yang misterius.
Di tengah kegelapan malam, cahaya bulan menyinari pantai berpasir putih yang berkilauan, menyoroti garis pantai yang tenang. Namun, di balik ketenangan itu, terdapat kegelapan gelap yang mengintimidasi, yang menyembunyikan rahasia dan bahaya yang tak terduga.
Menghadapi tantangan terbesar mereka, Lily dan pasukannya menyusup diam-diam ke dalam jantung hutan yang mengintimidasi. Udara lembab hutan menyelimuti mereka, menciptakan aura kegelapan yang menakutkan.
Bunyi hewan-hewan malam yang berkeliaran, suara gemuruh angin di antara pepohonan, semuanya menambahkan ketegangan dalam perjalanan mereka.
Tiba-tiba, di balik kerimbunan pepohonan, mereka melihatnya, markas megah yang menjulang tinggi di tengah hutan. Bangunan besar dengan lampu-lampu sorot yang menyilaukan, memberikan kesan kekuatan dan keangkeran. Terkejut oleh kemegahan markas musuh, namun tidak putus asa, Lily dan pasukannya mengatur rencana serangan dengan cermat.
"Sial! Ternyata ini markas kelompok mafia Black Eagle!" ucap Bastian sambil mengepalkan kedua tangannya.
Wajah tuan Brahma Aditya seketika langsung pucat, "Mereka memiliki 2000 orang pasukan, bagaimana mungkin kita bisa melawannya?"
Lily terdiam, namun tak lama kemudian mengeluarkan pendapatnya. "Kita tidak harus berhadapan dengan anggota kelompok mafia Black Eagle, yang terpenting untuk saat ini, pikirkan, bagaimana caranya untuk menyelamatkan Damian? Lagi pula kita tidak mengetahui di mana dia berada sebenarnya?"
"Sepertinya tidak ada cara lain, kita semua harus masuk ke markas itu dan untuk mendapatkan informasi tentang tuan Damian," jawab Bastian.
Lily menggelengkan kepalanya, "Baiklah, 5 orang akan ikut menyusup, sisanya tetap berada di tempat ini sampai mendapatkan kode dari kami."
"Bastian! Untuk sementara kau tetap di sini dan berjaga, jangan sampai ada orang yang mengetahui keberadaan kita di tempat ini!" Bastian awalnya ingin menolak, namun melihat tatapan tajam gadis itu membuat dia akhirnya menganggukkan kepala.
"Baiklah!" jawab pemuda itu dengan lemah, sedangkan Lily mulai menunjuk 5 orang yang akan ikut bersamanya.
"Kau, kau, kau, kau! Ikut denganku!" ajak Lily, 5 orang pria yang ditunjuk sebenarnya sedikit keberatan, apalagi saat ini Lily mengambil alih posisi tuan Brahma Aditya untuk memimpin. Namun mengingat jika gadis kecil ini adalah tunangan Damian, membuat mereka akhirnya mau tak mau menganggukkan kepala.
.
.
.
Mereka menyusup diam-diam, menembus barisan keamanan yang diperkuat. Bau asap cerutu dan minyak wangi mahal menyergap indra penciuman mereka saat mendekati bangunan. Suara langkah kaki yang bergerak ringan menyelinap di antara bayangan-bayangan yang menyeramkan.
Saat mereka mendekati pintu masuk markas, detak jantung mereka semakin kencang. Dengan gerakan yang mantap, mereka menyerbu masuk, menghadapi lebih dari 200 anggota kelompok mafia yang siap bertempur.
Meskipun terkepung oleh musuh yang jauh lebih besar, Lily dan pasukannya tak gentar. Mereka bertempur dengan gagah berani, memperlihatkan keberanian dan ketangguhan yang tak tergoyahkan dalam menghadapi musuh yang kuat.
Seseorang baru saja akan berlari menuju menara untuk memberikan peringatan terhadap anggota yang lain, namun Lily melihatnya, gadis kecil itu segera mengangkat senjata yang berada di balik punggungnya, kemudian melesatkan peluru tepat di jantung, hingga pria itu akhirnya jatuh di atas tanah dalam keadaan tak bernyawa.
Dor...
Bruk...
Lima orang yang dibawanya memelototkan mata, seolah tak percaya. Gadis itu bukan hanya memiliki kemampuan untuk bertarung, namun juga tangannya salah lihai dalam memainkan senjata api. Dalam satu kali tembakan, Lily berhasil merobohkan musuh.
"Berhati-hatilah! Kita semua akan menyelinap!" ucap Lily, dia bergerak dengan cepat di antara dinding-dinding markas, diikuti oleh orang-orangnya.
Pria-pria itu sama sekali tidak ingin meninggalkan Lily, mereka akhirnya mencapai sebuah kesepakatan, bahwa hal yang terbaik untuk saat ini adalah menyelamatkan nyawa majikan barunya tersebut.
"Nona, sepertinya ada tangga yang menuju ke ruang bawah tanah!" salah seorang pria menunjuk, tanpa sengaja dia baru saja memutar guci yang terletak di atas meja dan seketika lantai ruangan itu bergerak, kemudian menunjukkan sebuah terowongan yang cukup besar, namun memiliki jumlah tangga yang cukup banyak.
Lily menatap tempat itu penuh dengan kewaspadaan, dia yakin jika memaksakan diri untuk menerobos ke tempat itu, kemungkinan besar hidupnya akan segera berakhir, dibandingkan dengan tetap berada di dalam markas, di mana ada banyak tempat untuk bersembunyi.
Drap...
Drap...
Drap...
Terdengar suara langkah kaki yang bergemuruh, anggota kelompok mafia Black Eagle sepertinya telah menyadari, bahwa saat ini ada beberapa orang penyusup yang memasuki markas mereka, karena sebelumnya mendengar suara tembakan.
Pemimpin mereka segera mengirimkan orang-orangnya untuk memeriksa, sekaligus menangkap pihak lain yang telah berani mendatangi markas mereka. Lily bersama orang-orangnya masuk ke dalam sebuah ruangan kecil, mereka berdiri dengan mata yang menatap ganas sambil menahan nafas.
"Cepat periksa! Jangan sampai para penyusup itu kabur dari tempat ini!" terdengar suara seorang pria yang terkesan berusia sedikit matang, dia langsung mengerahkan orang-orangnya untuk melakukan pencarian, sementara mayat-mayat anggota lain yang baru ditemukan, dibiarkan begitu saja tanpa mengambil tindakan apapun.
"Bos! Pintu menuju ruang bawah tanah terbuka!" ucap salah seorang anggota mafia Black Eagle dengan suara yang sangat kencang, hingga membuat rekan-rekannya yang lain langsung berdatangan.
"Katakan pada kami, apa yang kau temukan?" tanya rekannya, pria itu segera menunjuk ke arah terowongan yang sebelumnya dilihat oleh Lily dan pasukannya.
"Sepertinya mereka masuk ke ruangan rahasia," jawab pria itu.
"Kalian semua segera masuk dan memeriksa!" pria yang berperan sebagai Bos itu kembali mengeluarkan perintahnya dan anggota kelompok mafia black eagle segera melompat, melewati terowongan itu.
"Temukan mereka semua secepatnya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Shepty Ani
harusnya nembaknya pke pistol yg peredam suara jd nggak ketahuan
2024-09-28
4
Nia Risma
menegangkan,tapi seruuu
2024-09-27
1
Riyu AM
harusnya dipakein peredam suara ga si senjatanya
2024-08-05
2