Famela menangis sejadi-jadinya tatkala mengetahui bagaimana keadaan Samuel yang terluka parah akibat kecelakaan mobil. Meskipun Fam tidak menyukai Sam, tapi lelaki itu tetaplah adiknya, tetaplah saudara kembar Fam. Saat Sam terluka rasanya Fam juga ikut-ikutan terluka.
Fam dan Rose sudah berada dirumah sakit dimana Sam sedang ditangani. Sejak mendengar kabar tentang Sam hingga detik ini, Fam belum berhenti menangis.
"Bagaimana ini Rose? aku tidak mau kehilangan adikku yang menyebalkan itu. Hiks~" Famela menangis sesenggukan.
"Tenanglah Fam.. Sam sedang ditangani dan dia akan baik-baik saja." Rose mencoba menenangkan Fam meskipun ia sama sedihnya seperti Fam.
"Dimana para patung itu? kenapa mereka semua menghilang?" Fam melihat sekeliling dan dikoridor itu hanya ada Fam dan juga Rose. Tidak ada satupun pengawal yang berdiri disana.
"Para pengawal sedang melakukan tugasnya masing-masing. Mereka sedang mengusut kecelakaan Sam."
"Kenapa Mami dan Daddy belum juga sampai, Kak Alvino juga. Dimana mereka semuaaaa!! Huaaaa~" Fam semakin histeris. Ia membutuhkan keluarganya sekarang.
~
Alvino yang memang akan kembali ke kota A, buru-buru bersiap untuk menaiki jet pribadi miliknya. Jika biasanya lelaki itu selalu stay cool and calm, berbeda dengan saat ini, Alvino terlihat tidak beraturan gara-gara mendengar kabar bahwa Sam mengalami kecelakaan mobil. Setelah hanya mandi dan berpakaian Alvino segera pergi dari resort bersama Bianca. Alvino bahkan mengabaikan semua barang miliknya diresort itu, yang Alvino ingat saat ini hanyalah keadaan adik-adiknya.
Sudah dalam perjalanan~
"Tenanglah sayang, sebentar lagi kita akan sampai." Bianca mengelus lengan Alvino yang sejak tadi mengumpat karena ingin buru-buru tiba dirumah sakit.
"Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sesuatu yang buruk terjadi pada adikku. Aku yang bertanggung jawab atas mereka." Tangan Alvino sudah mengepal. Ia marah dan kecewa kepada dirinya sendiri. Kenapa sampai tidak mengetahui bahwa adiknya itu sering balapan seperti itu. Alvini benar-benar kecolongan. Ternyata selama ini dirinya terlalu membebaskan Sam tanpa pengawasan.
"Ini bukan kesalahanmu, Hon. Jangan menyalahkan dirimu." Bianca masih mencoba menenangkan Alvino walaupun jelas-jelas lelaki itu sangat gusar, penuh khawatir dan gelisah.
Alvino bungkam, tidak berucap lagi hingga akhirnya mereka sudah tiba dilandasan.
"Aku harus segera ke rumah sakit. Kau akan diantar pulang oleh James." Tanpa menoleh lagi Alvino segera masuk kedalam mobil yang sudah stand by menjemputnya. Meninggalkan Bianca yang masih terpaku begitu saja. Alvino hanya tidak ingin terlihat lemah dihadapan Bianca saat berada dirumah sakit nanti. Alvino harus buru-buru tiba, mengingat orang tuanya saat ini sedang berada diluar negri. Alvino sudah bisa membayangkan bagaimana situasi dirumah sakit. Pasti kacau sekali.
"Bye.." Bianca melambaikan tangan namun Alvino lagi-lagi tidak menatapnya. Membuat Bianca hanya tersenyum simpul dan segera menurunkan tangan.
Bianca kemudian dibawa pulang ke apartemen dengan mobil lain bersama James. Orang kepercayaan Alvino dan juga orang yang sangat menyebalkan bagi Bianca. Lihatlah bagaimana cara lelaki itu memandang dirinya, tatapan James selalu menyiratkan sebuah ancaman bagi Bianca.
"Jangan mencoba menguasai Tuan Muda, gadis rubah!" suara James terdengar dingin dan mencekat. Pria itu menatap tajam kearah jalanan seolah ingin segera sampai ditempat tujuan. Andai saja wanita yang duduk dijok belakang itu tidak berarti bagi Boss-nya, James pasti akan melempar Bianca dan segera menuju rumah sakit. Kesal. James kesal karena Alvino banyak berubah setelah mengenal Bianca. Lihatlah sekarang, James malah diperintah mengantar Bianca dibanding berdiri disamping Alvino yang sedang dalam kondisi tidak baik.
"Apa maksutmu? siapa yang ingin menguasai Tuan Muda-mu." Bianca tidak se-lemah sebelumnya. Ia berani menjawab karena ia merasa tidak punya kesalahan.
"Kau sudah membuat Tuan Muda-ku melanggar aturan kerja. Kau bahkan ikut bersama kami." James melampiaskan kekesalannya.
"Jangan terus mengancam dan menyalahkan aku, James. Kau yang mengirimku ke ranjang Tuan Muda-mu. Apa kau lupa?" Skakmat. Apa setelah ini kau masih bisa menjawab James.
"Gadis sialan!! Mulut kotormu bahkan berani menyebut namaku. Kau sepertinya bosan hidup ya?" James bersikap seperti itu sebenarnya hanya takut Alvino berada dalam bahaya saat Alvino semakin intens bersama Bianca. James tahu bahwa gadis itu adalah penghibur para lelaki, gadis kotor yang seharusnya sudah dibuang kejalanan. James takut wanita itu adalah wanita rubah dengan otak licik.
"Sudahlah James. Jika kau tidak suka kepadaku, kau tinggal meminta Tuan Muda-mu untuk mengusirku dari sisinya. Mudah bukan?" Tidak mungkin. Tidak mungkin Alvino melakukan itu kan? itu hanya gertakan semata. Tidak mungkin Alvino membuangnya, jelas-jelas lelaki itu sangat mencintai dan menginginkan dirinya.
"Turun sana!" James sudah kalah telak dalam perdebatan itu. Mana mungkin ia berani meminta hal seperti itu kepada Alvino.
"Sampai jumpa lagi, J A M E S!!" Bugh! Bianca menutup pintu dengan lumayan kencang setelah dengan sengaja menyebut kembali nama James dengan jelas.
Dasar lelaki! Selalu saja seenaknya!
"Awas kau!" James kesal kemudian segera memutar kemudi untuk segera menuju rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Galuhtantri Ardila Sukma
emang bianca jahat apa gimana sih? kok james galak bgt sm bianca...
2021-03-06
0
momnya🦆🐊Algi
james tau ada gelagat yg mencurugakan dari bee. makanya dia jahat sama bee
2020-10-29
2
Moch Suudi
bianca mash suci james.
alvino yg mengambilny pertama kali.
2020-10-16
0