Alvino dan Bianca semakin intim sebagai sepasang kekasih. Bianca juga sudah tidak menganggap dirinya sebagai budak Alvino, semua yang Bianca lakukan didasari cinta dan kasih sayang. Tidak ada yang tahu hati akan perlabuh pada siapa, dan entah sejak kapan perasaan itu muncul, mungkin karena mereka selalu bersama adalah alasannya.
Meskipun James selalu mengancam Bianca, tapi Bianca memilih abai. Yang terpenting Alvino menginginkan dirinya dan begitupun sebaliknya.
Hari-hari yang dihabiskan di kota B benar-benar mengubah segalanya, hidup Alvino terasa lebih bahagia setelah kehadiran Bianca disampingnya. Alvino merasa dirinya hidup. Hari-harinya terasa sangat berwarna dengan senyum dan tawa canda yang selalu menghiasi.
Sedang berenang di private pool~
"Apa kau senang dengan hari-hari kita, Bee?" Alvino menepi dari dalam kolam yang menampung dirinya. Bertanya kepada Bianca yang masi duduk diatas sana sambil memperhatikan Alvino.
"Tentu, Honey. Aku sangat senang.. Aku tidak pernah merasa se-senang ini." Bianca mengulas senyuman tulus sambil memancarkan binar bahagia. Sungguh, bahagia ini bukan main-main.
"Sayangnya besok kita harus kembali, pekerjaanku disini sudah selesai semua."
"Tidak masalah. Dimanapun dan kemanapun kau membawaku, yang terpenting kau ada disampingku."
"OooOowh~ manis sekali."
~
Hihi.. Fam dan Rose sedang cekikikan didalam kamar. Mengingat bagaimana hari-hari mereka berlalu saat Alvino tidak ada disana. Fam terlihat semakin berbinar ketika menceritakan bagaimana kencan dirinya bersama Jackob berlangsung.
"Dia romantis sekali Rose.. Kau tahu, dia memberiku satu bucket bunga dan juga cokelat. Dia juga memberiku sebuah boneka. Dan yang lebih membuatku senang adalah dia juga mengecup punggung tanganku saat candlelight dinner itu. Huhuu.. Rasanya aku meleleh~" Fam berujar bahagia sambil memeluk boneka pemberian Jackob. Semua yang diberikan Jackob sebenarnya bisa Fam dapatkan bahkan beserta toko-tokonya, namun rasanya benda-benda itu sangat berharga.
"Apa dia juga memintamu menjadi kekasihnya?" Rose tidak kalah antusias untuk meladeni Fam.
"Tentu. And I said yess, Rosee.. Aaaa~" Fam sangat gembira sambil memeluk Rose erat-erat. Gadis itu sungguh berjasa besar karena sudah membantu mengubah status kejombloannya.
"Congrats, akhirnya status jomblo itu lepas dari dirimu." Rose menepuk-nepuk bahu Fam. Ikut tersenyum dan ikut bahagia juga.
"Tiba giliranmu, Rose. Kau juga harus memiliki kekasih." Fam melepas pelukan dan menatap saudara sekaligus sahabatnya itu. Namun yang didapati Fam hanyalah sebuah senyuman simpul dari Rose.
"Aku masih betah menyendiri, Fam. Rasanya lebih bebas untuk melakukan apapun diusiaku yang masih muda." Hehe. Rose tersenyum canggung.
Aku juga ingin memiliki kekasih, Fam. Tapi aku menginginkan kakakmu.
"Jika kau sudah pergi berkencan, aku jamin kau tidak akan betah menjomblo!"
Kring.. Ponsel Fam berbunyi.
"Mami." ujar Fam saat melihat ID penelpon. Fam kemudian menggeser tombol hijau sambil melirik Rose. "Hallo, Mam."
"How r u little girl? hmm Mami sangat merindukanmu." Suara dari sebrang sana terdengar sangat manja sekali. "Kau baik-baik saja bukan? Mami dengar kakakmu belum kembali dari kota B, Mami khawatir kepadamu, Fam. Rencananya besok Mami dan Daddy akan mengunjungimu kesana."
"Owh Mam please, jangan panggil aku little girl. Aku sudah dewasa dan bahkan aku sudah memiliki kekasih!" Geram. Kesal selalu dibilang gadis kecil. Apa usia dua puluh tahun adalag gadis kecil.
"Kekasih?"
"Tidak Mam, Maksutku kekasih kak Alvino. Hm aku salah ucap, tadi ada kekasih kak Alvino kemari hehe." ******. Hampir saja keceplosan. Bisa-bisa Fam dikurung kembali diistana Ken jika ketahuan memiliki kekasih. Entah kenapa orang tua Fam melarang Fam untuk berpacaran atau terlalu bergaul dengan lawan jenis. Seperti mereka tidak pernah muda saja.
"Sejak kapan kakakmu itu punya kekasih? dia tidak pernah bercerita apapun kepada Mami."
"Mam, kami sudah besar dan kami harus memiliki privasy. Tidak semua tentang kami Mami dan Daddy harus tahu. Okey? Aku baik dan besok kakak akan kembali. So Mami tidak perlu kemari atau mencemaskan diriku lagi."
"Fam.. Apa kau tidak merindukan Mami?"
"Tentu akujuga merindukanmu, Mam. Pekan depan aku akan pulang dan kita bisa bersama berhari-hari."
"Jaga dirimu baik-baik Fam, Mami selalu terpikir tentangmu."
"Sudahlah, Mam. Aku sudah besar dan bisa menjaga diri. Bukannya Mami dan Daddy sedang berada dinegara X ya?"
"Yaaa, Mami sedang menemani Dady menyelesaikan sesuatu."
"Nikmatilah, Mam. Anggap itu bulan madu kalian. Jangan terlalu cemas, selamat bersenang-senang."
"Dasar kau ini.."
"Hehe Love you Mam."
"Love u too.. Jaga kesehatanmu juga yaaa.. Nite little girl."
"Nite Mam." Fam memutus panggilan kemudian kembali pada posisi semula. Menatap Rose yang juga sedang menatapnya. "Ada apa? kenapa menatapku begitu?"
"Kau bilang kekasih kak Alvino kemari, memangnya kak Alvino memiliki kekasih?" tanya Rose dengan hati yang sudah bergetar.
"Hehe, aku hanya berbohong Rose. Tapi katanya kak Alvino memang memiliki kekasih, siapa namanya aku lupa."
"Benarkah?" Tanya Rose lagi dan Fam mengangguk mengiyakan.
"Kekasih kakak katanya seorang yatim piatu, hanya tinggal bersama neneknya yang baru kemarin meninggalkannya juga. Dia hidup sebatang kara, Rose. Tapi kakak adalah orang yang baik, kakak selalu menemani wanita itu dan menghiburnya." Tutur Fam dengan jujur. Namun tanpa disadari kejujuran Fam justru menyakiti hati Rose.
Benarkah begitu? jadi.... Alvino sudah memiliki kekasih?
"Aaa~ Jackob menelponku. Aku harus kembali kekamarku, Rose." Fam membawa boneka dan ponsel menuju kamarnya. Beranjak begitu saja meninggalkan Rose dengan sejuta tanya.
"Setega itukah kau Alvino? aku bahkan tidak berani mencintai lelaki lain.~ Hiks."
~
Selesai bermain di private pool, Bianca dan Alvino sudah kembali kedalam kamar. Pasangan itu nampak masih bercengkrama, bertukar cerita satu sama lain. Membuka diri satu sama lain. Mengulik jejak kisah saat mereka belum pernah berjumpa.
Sedang rebahan~
"Dulu ayah dan ibuku punya bisnis kue, namun saat usiaku menginjak 10 tahun tiba-tiba mereka menghilang, pergi entah kemana, meninggalkanku bersama nenek, membuat hidupku rasanya berantakan dan hancur sekali.. Hingga akhirnya setelah aku dewasa, nenek bercerita bahwa ayah dan ibuku mengalami kecelakaan dan tewas ditempat saat usiaku 10 tahun itu. Sebuah kisah kelam yang sebenarnya enggan aku ungkit lagi.. Luka itu seolah tidak kunjung sembuh, antara sakit karena ditinggal atau dibohongi selama bertahun-tahun. " Bianca berujar dengan ekspresi yang sulit diartikan. Padahal cerita itu bukanlah cerita yang sesungguhnya. Bianca berbohong dan menutupi fakta tentang dirinya.
"Maaf, aku tidak bermaksut untuk mengungkit kehidupanmu Bee." Alvino menggenggam tangan Bianca erat.
"Tidak apa.. Setelah bercerita rasanya beban dipundakku sedikit berkurang karena sebelumnya aku tidak pernah bercerita tentang hidupku kepada siapapun." Bianca berujar tegar. Lebih tepatnya seolah tegar.
"Akujuga memiliki kisah yang tidak pernah ku ceritakan pada siapapun." ujar Alvino sambil menatap langit-langit kamar. "Sebenarnya aku bukan pewaris perusahaan Lucatu, Karena sesungguhnya Mister Ken bukan ayah kandungku. Aku hanya anak sambung Mister Ken, tapi dia sungguh baik hati memberikan aku posisi seperti ini." Baru kali ini Alvino sangat terbuka apalagi kepada orang asing yang baru beberapa bulan ia kenal. Namun menurut Alvino, Bianca adalah orang yang tepat untuknya berbagi cerita.
"Aku punya adik perempuan dari ibu yang berbeda, tapi aku tidak tahu dimana keberadaan ayah dan adik tiriku itu. Aku berusaha mencari mereka namun sampai detik ini aku belum berhasil menemukan mereka." tutur Alvino dengan raut wajah yang sudah berubah jadi nanar, Sungguh, Alvino ingin sekali bertemu dengan Evelyn____Adik tirinya dan juga Alfian____Ayah kandungnya.
"Ternyata kita sama-sama berasal dari keluarga yang tidak utuh.. Namun nasibmu lebih beruntung dariku, kau masih bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga." Bianca tersenyum simpul begitupun Alvino.
"Dunia memang penuh misteri.."
"Berada disampingmu sudah lebih dari cukup, aku merasa lengkap tanpa kekurangan." Bagaimana bisa disebut kurang jika selama ini Alvino selalu memenuhi kebutuhannya tanpa ia harus mengeluarkan keringat.
"Aku mencintaimu."
"Akujuga mencintaimu." Binaca tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
momnya🦆🐊Algi
bianca🙄
2020-10-29
1
Moch Suudi
knp bianca tdk jujur menceritakan kisah hidupnya yg sesungguhnya pd alvino.
ke mn ortu bianca.
2020-10-16
0
🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ~ Ꮢнιєz ~
alice adik nya bianca..laura adiknya alvino
2020-10-02
0