Sosok putih terbang menendang tombak yang akan menancap di perut Purnama, Pangeran kaget karena musuh nya malah bertambah, Menghadapi siluman ular saja dia sudah kelabakan. Kini malah bertambah satu lagi musuh nya, Bahkan energi nya lebih jahat dari Purnama.
"Dia tidak boleh di sakiti oleh orang lain, Hanya aku yang boleh menyakiti dan menjahili nya." Geram Maharani.
"Si..siapa kau?" Pangeran Kalajengking tersendat ngeri.
"Aku? Kau tidak pantas tahu siapa aku." Maharani menyeringai dan menghujamkan tombak itu pada ekor kalajengking.
"Aarrkkhhh."
Lolongan sangat nyaring memenuhi hutan ini, Pangeran segera kabur karena nyawa nya bisa terancam dari tangan dua beradik ini. Maharani mendekati adik nya yang masih tidak bisa melihat, Pandangan Purnama menggelap usai beradu kekuatan dalam tadi.
"Purnama, Apa kau sudah bisa melihat ku?" Maharani menyentuh pipi adik nya.
"Bagai mana ini?! Mata ku gelap, Kak." Purnama panik.
"Tenang lah, Nilam sedang mengambil daun akar nyawa." Maharani menenangkan adik nya.
Daun akar nyawa adalah daun yang sangat ampuh di hutan ini, Tapi memang sangat sulit untuk mendapatkan nya. Hanya orang yang mati saat mengandung lah yang bisa mengambil daun tersebut.
"Aku datang...."
Nilam terbang mendekati mereka dengan membawa dua helai daun, Maharani langsung mengambil nya dan menutup mata Purnama menggunakan daun tersebut, Purnama berbaring di pangkuan nya seorang wanita lagi yang baru datang.
"Siapa yang sedang memegang kepala ku, Kak?" Walau tidak bisa melihat, Namun Purnama menyadari nya.
"Nanti kau akan tau setelah membuka mata." Maharani tidak ingin memberitahu.
Wangi nya sangat berbeda dengan dua kuntilanak yang ada di hadapan nya ini, Nilam di sebelah kiri dan Maharani di sebelah kanan. Orang yang memangku kepala nya ada di sebelah atas.
Ketika perlahan mata nya bisa melihat sedikit cahaya, Purnama segera duduk dan mengambil daun itu, Dia sangat penasaran dengan orang yang sedang memangku nya ini.
Saat itu lah dia hanya terpana tak bisa berkata kata, Orang yang sangat ia sesali kepergian nya kini sedang tersenyum menatap diri nya. Senyum yang sangat Purnama rindukan, Air mata Purnama jatuh membasahi pipi nya.
"Ini Ibu, Nak." Laras mengulurkan tangan menyentuh kepala Purnama.
"Ibu..."
Purnama memeluk erat tubuh Ibu nya, Terasa sangat nyata dalam pelukan nya. Begitu banyak cerita yang akan Purnama katakan kepada Ibu nya, Ingin mengadu tentang adik nya yang kini sudah berubah hanya karena seorang wanita.
Rasa nya begitu banyak kalimat yang akan ia ucapkan, Sampai Purnama bingung untuk memulai nya dari mana. Ia hanya bisa menangis untuk mencurahkan segala keluh kesah nya, Laras mengusap punggung putri nya supaya tenang.
"Kau harus kembali, Purnama! Zidan sudah menunggu mu." Ujar Maharani.
"Tidak bisakah aku lebih lama di sini? Aku ingin bersama dengan Ibu." Lirih Purnama.
"Kita sudah berbeda, Nak! Jangan sedih hanya karena berpisah dengan Ibu, Ibu terus melihat mu dan menemani dirimu." Nasihat Laras.
Memang perlahan tubuh Laras membayang dan Purnama juga di tarik oleh Maharani untuk meninggalkan dunia ghaib, Zidan sudah panik karena istri nya tampak terbujur di atas ranjang dan tidak kunjung bangun.
"Purnama...Bangun lah, Sayang." Zidan menepuk pipi istri nya.
Tak lama mata Purnama terbuka sehingga membuat Zidan bersorak lega, Purnama menatap sekeliling kamar nya yang tampak biasa. Hati nya terus menggeram karena Sari sudah berani mengirim teluh kepada nya, Parah nya lagi wanita itu bisa bermuka dua.
Di hadapan Arya dia akan berlagak menjadi orang paling tersakiti dan terlihat lemah, Namun di belakang dia lah penjahat sesungguh nya, Mengira Purnama akan tumbang dan mati saat di hajar oleh Pangeran kalajengking.
"Siapa orang yang mulai mengusik mu, Dik?" Zidan bertanya pelan.
"Sari, Dia mengirim jin yang menjadi susuk nya untuk menyakiti ku." Jawab Purnama.
"Kamu tidak ada yang terluka kan?" Zidan memeriksa tubuh istri nya.
Purnama menggeleng sambil tersenyum, Malahan dia bersyukur karena gara gara Pangeran kalajengking ingin adu kekuatan, Dia jadi bisa bertemu dengan Ibu nya walau hanya sebentar saja.
...****************...
Sari tersentak bangun ketika merasakan sesuatu yang hangat mengalir dari apem nya, Ternyata apem nya mengluarkan banyak darah. Rasa nya juga sangat sakit, Bahkan kasur nya juga terkena ceceran darah.
Saat Sari akan masuk kedalam kamar mandi, Dia malah pingsan dan dia bertemu dengan Pangeran nya tang terbaring lemah di atas ranjang emas. Sari berjalan mendekati nya sambil menatap kagum, Begitu banyak wanita muda yang sedang menunggu di pinggir ranjang, Dan seperti nya mereka terbagi menjadi dua jenis.
"Kau harus mencarikan aku gadis perawan, Istriku." Perintah Pangeran.
"Ada apa dengan mu, Kakang? Kenapa tubuh mu hancur begini." Sari baru sadar bahwa tubuh Pangeran bagian bawah hancur.
"Aku begini karena menuruti permintaan mu, Segera carikan aku gadis perawan! Kalau kau tidak bisa segera mendapatkan nya, Maka aku akan mati bersama mu." Pangeran kalajengking tampak serius.
"Baik, Kakang! Aku sudah mendapatkan gadis itu, Aku hanya tinggal memberikan racun darimu." Angguk Sari cepat.
Blaaap.
"Kamu kenapa, Dik? Ya Allah darah mu banyak sekali." Panik Arya ketika menemukan istri nya terbaring pingsan.
"Eeggh, Mas! Aku pusing sekali tadi." Sari membuka mata.
"Kita kerumah sakit ya, Banyak sekali kamu mengeluarkan darah." Arya mendudukan istri nya.
"Enggak usah! Ini cuma darah halangan biasa, Aku cuma lemas saja." Tolak Sari.
"Benaran ndak sakit kah? Udah kayak banjir gini." Arya tetap cemas.
Sari tetap menolak ajakan suami nya kerumah sakit, Dia masuk kamar mandi untuk membersihkan diri. Arya tanpa jijik membersihkan darah yang keluar dari apem istri nya, Di bersihkan hingga bau amis itu menghilang dari lantai.
Ketika Sari keluar dari kamar mandi, Dia sudah terlihat segar dengan handuk yang melilit tubuh nya. Arya menelan ludah, Bagai mana pun juga dia sudah lama tidak merasakan kehangatan dari istri nya, Malah sekarang Sari sedang datang bulan pula.
"Maaf ya, Mas! Kamu pulang seminggu sekali, Dan aku tidak bisa melayani mu." Sesal Sari.
"Ndak kok, Aku bisa menahan nya." Jawab Arya sambil tersenyum.
"Jangan sampai kamu menahan di aku, Tapi kamu jajan di luar ya, Mas!" Sari tampak kesal.
"Mana mungkin Mas begitu, Kamu jangan berpikir buruk." Arya kaget dengan tuduhan istri nya.
"Awas saja kamu." Sari merengut manja.
Arya yang gemas dengan tingkah istri malah mencium pipi nya sekilas, Sari juga tertawa senang dengan tingkah suami nya, Berbeda dari orang yang membayar nya, Mereka tidak pernah bersetubuh menggunakan candaan atau sentuhan cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
K & T K & T
aku suka bgt dgn karyamu Thor,tp aku blm Nemu yg menceritakan kisah Nilam🤔
2025-01-13
0
V3
gak salah tuh sari ngomong bgtu 🤣🤣
2025-02-27
0
Murdiyanti Dian
sari pintar ngomong
2024-11-21
0