Tentu saja Purnama kaget ketika melihat orang yang sedang berdiri di depan rumah nya, Tumah mereka bersama karena ini peninggalan Ibu Laras. Kini Arya pulang menemui diri nya di kampung, Namun Purnama mengurungkan niat nya untuk memeluk.
Karena tidak ada tatapan rindu sedikit pun dari Arya, Adik nya hanya menatap dengan penuh amarah dan juga sakit hati. Purnama mengusap air mata yang memaksa untuk keluar itu, Rasa nya begitu lemah bila ia sampai menangis.
Namun menangis bukan lah berarti lemah, Ia menangis karena adik satu satu nya malah menjauh demi wanita yang sangat binal. Entah bagai mana cara nya memberitahu Arya tentang kebenaran ini.
"Masuk lah, Mari kita bicara di dalam." Zidan mengajak adik ipar nya masuk.
Beruntung Arya masih mau masuk kedalam rumah, Karena dia tidak ingin keributan ini di dengar oleh para tetangga. Warga kampung memang baik dan ramah, Namun mereka juga sangat suka bergunjing bila ada yang sedikit heboh.
Purnama juga duduk di hadapan adik nya, Arya berulang kali meremas tangan nya. Dia pasti bingung mau memulai bicara dari mana, Di sisi lain Arya pun tidak ingin bila Kakak nya sakit hati dengan ucapan nya, Namun Arya juga perlu bicara karena tidak tega kepada sang istri nya yang menangis menceritakan kelakuan Purnama.
"Aku tidak tau kenapa Kakak sangat membenci Sari, Bahkan Kakak juga mendatangi dia hanya untuk menyakiti nya." Ujar Arya.
"Kau tidak tahu kenapa aku tidak suka dengan dia? Aku tidak suka karena demi kebaikan mu, Sari sudah di rasuki susuk dari Bu Kiki. Istri mu tahu ada susuk dalam tubuh nya, Namun dia bukan nya berniat membuang, Sari justru menambah susuk baru." Purnama berkata berapi api.
"Kak! Aku tau kita anak iblis, Tapi tidak semua orang bisa Kakak kaitkan dengan iblis." Kesal Arya.
"Kau tidak percaya? Jadi kau ingin menjadi orang kota yang tidak percaya dengan itu semua, Sari itu sekarang menjadi pelacur." Teriak Purnama.
"Ya Allah! Kalian jangan bertengkar seperti ini, Mari kita redam emosi." Zidan menengahi perdebatan mereka.
Arya mengusap wajah nya kasar karena sudah tahu tabiat Kakak nya yang sangat mudah emosi, Terpancing sedikit saja akan langsung meledak ledak. Yang Arya tidak tahu adalah, Saat ini hati Purnama begitu remuk melihat keadaan adik nya.
Dulu Arya memiliki kulit putih bersih, Sekarang sudah berganti menjadi coklat dan penampilan nya juga sangat kumuh. Wajah tampan itu tenggelam karena penampilan yang sangat sederhana ini, Bahkan tangan nya juga tampak penuh dengan semen yang mengering dan tidak mau hilang.
"Apa Kakak tau, Sari bahkan sampai tidak mau menerima uang dariku, Hanya karena ingin aku segera punya tabungan dan kembali kekampung ini. Karena Sari tau Kak, Aku tidak mau tinggal di kota dan jauh dari mu." Arya berkata menurunkan suara nya.
"Dia tidak mau menerima uang mu karena jumlah nya yang sedikit, Sedangkan uang hasil jual diri itu nominal nya sangat besar! Apa kau tidak sadar bahwa tubuh istri mu sudah di jamah pria lain." Geram Purnama.
Praaang.
Vas bunga melanting menabrak tembok rumah karena Arya melempar nya, Meski emosi yang sangat besar. Arya tidak mau sampai menyakiti Kakak nya, Oleh sebab itu dia melemparkan nya pada dinding.
"Sampai kapan Kakak akan terus memfitnah Sari? Dia begitu ingin dekat dengan mu, Tapi kau sangat jahat, Kak." Bentak Arya.
"Kau sudah termakan dengan bujuk rayu nya Sari, Arya!" Teriak Purnama.
"Semula aku berharap Kakak akan meminta maaf bila aku datang kesini, Tapi ternyata Kakak masih saja keras kepala dan hanya percaya dengan penglihatan mu." Arya tampak begitu kecewa.
"Bahkan bila nanti aku mati, Aku tidak akan pernah meminta maaf pada pelacur jahanam itu." Tegas Purnama.
Bila saja tidak ingat bahwa yang berdiri di hadapan nya ini adalah orang yang sedarah dengan nya, Arya pasti sudah menghajar nya karena bicara sangat menghina sang istri yang ia cintai.
"Ibu pasti sangat kecewa melihat mu, Kak." Lirih Arya dan segera pergi.
"Tidak akan pernah Ibu kecewa denganku, Aku berbuat baik untuk memberitahu kebenaran padamu." Pekik Purnama.
Namun Arya sudah tidak mendengarkan nya lagi, Ia pergi membawa sakit hati nya karena tidak mendapatkan kata maaf dari sang Kakak. Ia merasa bersalah kepada Sari karena Purnama tidak bisa bersikap baik kepada nya.
...****************...
Zidan membiarkan istri nya berdiam diri dalam kamar untuk menenangkan pikiran nya yang sedang sangat kacau, Nanti malah jadi biang masalah bila terus di ajak bicara.
"Yang sabar, Memang tidak mudah memecahkan masalah ini." Hibur arwah Kakak nya.
"Tidak mungkin dia ku biarkan saja, Karena dia adik ku." Lirih Purnama.
"Nanti aku akan mencoba melihat sifat asli nya Sari, Sebisa mungkin aku akan membantu mu kok." Janji Maharani.
"Andai saja kau masih ada, Kak. Maka aku tidak akan pusing sendirian memikirkan nya, Sekarang aku merasa seperti sebatang kara." Keluh Purnama terisak.
"Jangan bilang begitu, Meski aku sudah meninggal, Namun aku tetap bersama mu dan mendampingi mu." Hibur Maharani.
Maharani juga iba melihat adik adik nya jadi terpecah belah begini, Awal masalah nya adalah Sari. Gadis itu lah yang membuat Purnama dan Arya bermusuhan, Andai saja Bu Kiki tidak memilih nya menjadi inang, Maka hubungan mereka akan tetap baik baik saja.
"Kasihan bayi mu kalau menangis terus, Nanti kau bisa keguguran loh." Nilam juga membuka suara.
Nilam dan Maharani duduk di lantai sambil menatap Purnama yang menangis terisak isak, Iba juga melihat wanita yang biasa nya selalu galak dan judes. Kini terpuruk dalam kesedihan nya karena di salahkan oleh sang adik.
"Bener kata Nilam, Pur! Kau jangan menangis terus, Nanti Zidan bisa marah." Timpal Maharani.
"Kau harus memberi perhatian juga pada suami mu, Jangan fokus pada Arya saja terus! Aku tidak ingin bila Zidan nanti sampai menghianati mu karena kurang kau perhatikan." Peringat Nilam.
"Benarkah?" Tanya Purnama.
"Iya lah, Dia juga butuh perhatian." Seru Maharani.
Memang benar bahwa Zidan juga butuh perhatian dari istri nya, Sedangkan Purnama masih sangat sibuk mengurus adik nya yang sangat keras kepala, Nilam yang sebagai wanita pernah di hianati oleh suami nya.
Dia khawatir bila nanti Purnama juga akan mengalami nasib sial itu, Rasa sakit nya dia tahu seperti apa. Jangan sampai ada wanita lagi yang merasakan seperti itu harap Nilam, Purnama juga mulai sadar bahwa dia juga harus memberi perhatian pada Zidan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
V3
Pur ... apa yg di katakan Nilam dan Rani itu adalah benar
2025-02-27
0
Ray
Benar kata Nilam. Suami Purnama juga perlu perhatian, jgn larut dalam kesedihan. Biarkan Arya tahu sendiri, liat dengan mata kepalanya sendiri kelakuan Sari seperti apa dibelakang Arya🤔😥
2024-08-17
1
Zuhril Witanto
lanjut
2024-07-01
0