Kelahiran Buah Hati

Alex baru saja sampai di kediaman orang tuanya. Sejak datang, dia sudah menunjukkan wajah tak suka. Setelah mendapatkan informasi tentang Alea, dia langsung memilih untuk pulang menemui maminya.

"Tak biasanya, kamu pulang cepat," sindir Mami Rachel, saat melihat kedatangan sang anak.

"Aku ingin memberikan ini untuk mami. Agar mami tahu, siapa wanita yang mami banggakan itu. Dia hanya seorang ja*lang," jawab Alex sinis.

Alex memberikan amplop itu kepada maminya.

"Apa ini?" Tanya Rachel yang kini menatap serius ke arah anaknya.

"Mami buka saja amplop itu! Nanti juga mami akan tahu jawaban dari pertanyaan mami kepadaku," ucap Alex sambil melepaskan dasi yang dia gunakan dan meletakkan boko*ngnya di sofa.

Mata Mami Rachel membulat sempurna. Dia begitu terkejut melihat isi amplop yang diberikan Alex, berisi foto-foto mesra Alea dengan laki-laki lain. Rasanya tak percaya. Dia sampai tak mampu berkata-kata.

"Mami sudah tahu 'kan, seperti apa dia sebenarnya? Aku ingin membatalkan pernikahan ini. Aku tak sudi menikah dengan seorang jal*ang," Alex berkata kembali.

"Kamu yakin, kalau foto-foto itu memang benar? Bukan rekayasa kamu, agar kamu bisa membatalkan pernikahan itu?"

Mami Rachel justru menaruh curiga, tentang keaslian foto itu. Dia khawatir, kalau semua itu hanyalah rencana anaknya agar bisa terlepas dari Alea.

Alex dibuat melongo oleh sikap maminya, yang justru tak mempercayainya.

"Apa? Mami bilang, ini semua rekayasa aku? Mami masih saja membelanya?" Alex terlihat begitu marah.

"Anak mami ini, aku! Bukan dia. Mengapa mami lebih percaya padanya, dibandingkan aku?"

Alex mengepalkan tangannya. Tak dapat dia pungkiri, kalau dia kecewa pada maminya.

"Aku benar-benar kecewa! Apapun itu alasan mami, aku akan tetap membatalkan pernikahan ini! Aku tidak mencintai Alea. Aku harus mencari keberadaan wanita itu. Aku yakin, saat ini dia sedang mengandung anakku."

Alex langsung pergi meninggalkan sang mami. Bagi Alex, kali ini sikap egois maminya sudah tak bisa di toleran lagi. Alex hendak meninggalkan rumah orang tuanya, dan tinggal di apartemen yang dia beli.

"Alex ... Alex!" Mami Rachel terus memanggil sang anak. Namun, Alex memilih mengabaikannya. Rasa kecewanya begitu besar.

Tekadnya sudah bulat. Dia akan hidup mandiri. Menata hidup barunya.

"Sampai kapan aku harus menunggu kamu? Bisa dikatakan, aku telah jatuh cinta padamu saat pertama kali aku melihatmu. Aku benci semua ini! Mengapa aku dulu pergi meninggalkan kamu, dan baru merasakan kehilangan di saat kamu sudah sulit aku temukan," Alex mengungkap perasaan frustasinya.

Mami Rachel menemui anaknya di dalam kamar. Dia tak ingin kehilangan anak kesayangannya. Selama ini Alex adalah sosok anak yang penurut, dan hari ini dia menjadi pemberontak.

"Ok. Mami akan menyetujui keinginan kamu, untuk membatalkan pernikahan dengan Alea. Tapi, mami mohon. Jangan tinggalkan mami!" Ucap Mami Rachel dengan wajah memohon.

Alex menjadi tak tega. Dia hentikan aktivitasnya, dan memandang sang mami.

"Izinkan Alex menjadi laki-laki yang bertanggung jawab! Aku butuh waktu untuk semua itu. Izinkan aku hidup mandiri, gak bergantung terus sama mami. Agar Alex terbiasa, jika nanti Alex berumah tangga. Mami tak usah khawatir! Alex akan sering menemui mami. Alex sayang mami," ucap Alex.

Suasana penuh haru. Mami Rachel tampak menangis, dalam pelukan sang anak. Tapi, dia sadar. Selama ini dirinya terlalu memanjakan, dan mengatur hidup Alex. Sampai Alex tak bisa menyikapi permasalahan yang ada. Meskipun dia sosok pemimpin yang bertanggung jawab. Dalam kehidupan pribadi, dia sosok yang lemah.

Tak henti-hentinya Mami Rachel meneteskan air matanya, melepas kepergian sang anak.

"Mami sayang Alex. Semoga kamu bisa mendapatkan kebahagiaan. Bisa mendapatkan pendamping hidup, yang kamu inginkan! Doa terbaik untuk kamu," ucap Mami Rachel lirih.

"Maafkan Alex, Mi! Alex terpaksa harus meninggalkan mami. Semua Alex lakukan bukan karena Alex tak lagi menyayangi mami. Alex hanya ingin menjadi sosok laki-laki yang dewasa, dalam menyikapi permasalahan di hidup Alex. Alex terlalu takut, sampai Alex mengorbankan wanita itu. Do'akan Alex, semoga Alex bisa segera menemui wanita itu," Alex berkata dalam hati.

Hari terus berlalu, sampai hari di mana Bella akan melahirkan. Bella akan melahirkan secara sesar. Segala persiapan menyambut kedua buah hatinya, sudah dia siapkan.

Ada perasaan sedih di hati Bella. Seharusnya, saat ini dia tak sendiri berada di kamar operasi. Ada sosok laki-laki yang mendampingi dirinya, yaitu ayah dari kedua anaknya.

Operasi di mulai, dokter mulai menyayat perut Bella. Bella meneteskan air matanya, kala mengingat perjuangan dia mempertahankan kedua anaknya. Tak mudah baginya, untuk melewatinya.

"Apa Anda baik-baik saja, Tuan?" Jo bertanya.

Wajah Alex terlihat pucat. Keringat dingin bercucuran membasahi wajah dan tubuhnya. Perutnya terasa teriris-iris, begitu perih.

"Perut saya terasa begitu sakit," ungkap Alex sambil memegangi perutnya. Dia juga meringis kesakitan.

"Bawa saya ke rumah sakit! Saya gak kuat lagi. Rasa sakit ini luar biasa."

Jo membantu Alex berjalan ke mobil. Kemudian membawa Alex ke rumah sakit.

"Apa Anda telat makan, sehingga lambung Anda bermasalah?" Tanya Jo untuk memastikan.

"Tidak! Saya tadi sudah sarapan. Kamu 'kan tahu itu? Tadi kamu yang membelinya," jawab Alex.

Sungguh, rasanya begitu tersiksa. Bella sedang berjuang untuk melahirkan kembar, dan Alex merasakan betapa sakitnya melahirkan.

"Jo, cepat sedikit! Saya sudah tak tahan," pinta Alex.

Rasa sakit semakin menjadi.

"Ya Tuhan, mengapa rasa ini begitu sakit. Padahal tadi aku baik-baik saja," Alex bermonolog dalam hati.

Mobil yang membawanya sudah sampai di rumah sakit terdekat dengan perusahaan Alex. Alex langsung dibawa ke IGD, untuk mendapatkan pertolongan.

"Argghh, sakit sekali rasanya. Apa yang terjadi pada saya, Dok?" Alex bertanya kepada sang dokter.

Dokter mencoba meredakan rasa sakit yang di rasa Alex saat itu.

"Apa wanita itu, saat ini sedang melahirkan anak Tuan Alex? Ini bukan pertama kalinya, Tuan Alex bersikap aneh. Bahkan dokter saja tak tahu, dia mengidap penyakit apa?" Jo bermonolog dalam hati.

Alex terus merintih kesakitan. Bayangan kematian menghias di pikirannya. Dia takut, kalau dirinya mati sebelum menemui wanita itu. Dia begitu berdosa kepada Bella.

Berbeda halnya dengan Alex yang tersiksa tanpa dia ketahui alasannya. Bella justru tersenyum bahagia. Rasa sakit yang dia rasakan, kini ditukar dengan kebahagiaan dengan lahirnya kembar dengan selamat. Kini dia sudah menjadi wanita yang sempurna.

"Terima kasih Tuhan, karena engkau menghadirkan mereka ke dunia. Semoga aku bisa menjadi mommy yang kuat demi kedua anakku. Aku sangat menyayangi mereka," ucap Bella dalam hati. Dia begitu terharu, meneteskan air matanya.

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

congrats iahhh mommy Bella km hbt bisa berjuang utk anak kembarmu....wahai bocil kembar yg menggemaskan kesayangan mommy Bella sehat sehat kalian ....bgs kalian bikin Daddy 5 JT sampe pingsan sakit perut 🤣🤣🤣

2025-01-16

0

Leng Loy

Leng Loy

Wah si kembar udah lahir, Daddy nya juga ikut merasakan kesakitan

2024-08-01

2

Rahma Inayah

Rahma Inayah

ikatan bathin walau mrk.blm menikah tp.an2 merk yg akanjd perantara

2024-04-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!