Malam Panas

Alex terlihat begitu tak sabaran mencumbu Bella. Dia pun banyak memberikan tanda merah di leher dan juga sekujur tubuh Bella. Dia begitu tergila-gila dengan tubuh Bella. Meskipun tak sepenuhnya dalam keadaan sadar. Mungkin, tak semuanya akan dia ingat nantinya.

"Kamu begitu seksi. Jangan salahkan aku begitu menginginkannya!"

Alex mulai memberikan rang*sangan di tubuh Bella, membuat tubuhnya meremang. Dia sempat menghentikan permainannya, dan menatap wajah cantik wanita yang kini dalam kungkungannya.

"Ayolah Tuan, tunggu apalagi? Aku sudah tak tahan!" rengek Bella.

"Baiklah! Meskipun aku belum memiliki pengalaman, tapi aku yakin bisa memuaskan kamu," sahut Alex.

Bella mulai mende*sah tak kala, Alex bermain di bukit kembar miliknya, dan tangannya mulai menyusuri area sensitif miliknya. Sesekali, dia pun menye*sapnya seperti seorang bayi yang kelaparan.

Semakin lama, keduanya semakin menggila. Alex pun sudah tak sanggup menahannya lagi. Milik Bella pun sudah terasa siap.

"Apa kamu yakin, mau melakukannya denganku? Apa sebelumnya kamu sudah pernah melakukannya?"

Bukannya menjawab, Bella justru langsung menyerang bibir Alex begitu rakus. Has*ratnya sudah meninggi. Dia membutuhkan pelepasan.

Napas keduanya sudah memburu. Dinginnya ruangan, tak mampu menutupi hawa panas di tubuh mereka berdua. Bella meremas rambut Alex, tak kala Alex bermain-main di bawah sana.

"Sayang, aku sudah tak tahan lagi! Apa aku boleh memulainya?" tanya Alex dan Bella hanya menganggukkan kepalanya, dia tak mampu berkata-kata. Kepalanya terasa pusing, tak karuan.

Alex mulai melebarkan kedua pangkal paha Bella, dan mulai mengarahkan miliknya. Alex mengira, kalau Bella sudah tak virgin. Oleh karena itu, dia tak menolaknya.

"Shit! Mengapa rasanya begitu sulit?" Alex bermonolog.

Beberapa kali, Alex gagal menerobos. Sampai-sampai dia hampir putus asa. Terlebih, belum apa-apa Bella sudah menjerit.

"Apa milikku terlalu besar, sehingga sulit menerobos?" ucap Alex dengan bangganya, karena dia pikir tak akan ada wanita yang mau memberikan mahkotanya dengan pria tak dikenal. Kecuali, wanita itu memang sudah sering melakukannya.

"Arrgh, sakit!" teriak Bella, sambil mencakar punggung Alex.

Bella merasa begitu sakit, miliknya terasa ada yang robek. Sampai-sampai dia meneteskan air matanya. Darah segar mengalir dari miliknya.

"Kamu masih perawan? Mengapa tak bilang kepadaku?"

Terlihat perasaan bersalah yang di rasa Alex, karena dia tak ingin bertanggung jawab.

"Lanjutkan saja!"

Bella menarik tangan Alex, yang hendak menghentikan kegilaannya. Matanya terlihat sayu. Dia meminta Alex melanjutkan kembali. Alex yang saat itu merasakan hal yang sama, akhirnya melanjutkan kembali.

Alex memulai permainan, memompanya secara perlahan. Dia tak ingin Bella merasa kesakitan.

"Sayang, milik kamu sempit sekali! Sungguh nik*mat sekali," racau Alex.

Alex semakin mempercepatnya, karena dia sudah hampir mencapai kli*maks. Alex tersenyum tak kala merasakan, Bella mendapatkan pelepasan lebih dulu.

"Ternyata, rasanya seperti ini?" gumam Alex dalam hati.

Wajah Bella terlihat begitu menggemaskan. Kini bertukar posisi. Alex meminta Bella yang memimpin permainan. Tangan Alex tentu saja tak mau diam, asyik bermain-main bukit kembar Bella yang masih terasa kencang, padat, dan berisi.

"Faster, Sayang!" pinta Alex.

Bella semakin mempercepat. Pinggulnya meliuk begitu indah. Alex merasakan milik Bella begitu menggigit.

"Kita keluarkan bersama, Sayang!"

Hingga akhirnya keduanya mengerang bersama. Alex tak ingat menggunakan pengaman, dia pun memang tak menyiapkannya. Pengalaman pertama, merasakan indahnya bercinta. Alex menumpahkan cairan hangat di rahim Bella.

Bella terkulai lemas. Dia membaringkan tubuhnya di sebelah Alex, mencoba mengatur napasnya yang masih terengah-engah. Jantungnya pun masih berpacu cepat.

Tak lama kemudian, Bella tampak menggeliat kembali. Tentu saja, hal itu membuat Alex turn on kembali. Terlebih dia masih dalam pengaruh obat perang*sang. Hingga akhirnya mereka melakukan kembali. Melewati malam panjang hingga pukul 03.00 pagi.

Keduanya kini sudah tertidur nyenyak, sambil berpelukan. Bella begitu nyaman, tidur di dalam dekapan hangat tubuh Alex. Entah apa yang akan terjadi nantinya, disaat keduanya terbangun dalam keadaan benar-benar sadar.

Matahari sudah menunjukkan sinarnya, menerobos menembus tirai. Membuat tidur Alex terusik. Dia terbangun lebih dulu. Alangkah kagetnya dia, saat terbangun ada seorang wanita yang tidur memeluknya.

"Ya Tuhan, apa yang aku telah lakukan sama wanita itu?" Alex bermonolog. Ternyata, dia melupakannya.

Alex mencoba mengingatnya. Matanya membulat sempurna, dan dia begitu takut. Dia berniat untuk pergi meninggalkan wanita yang sudah menghabiskan malam panas dengannya.

"Aku harus segera pergi dari sini, sebelum wanita itu pergi," ucap Alex dalam hati.

Secara perlahan, Alex beranjak turun dari ranjang. Agar dia tak mengusik tidurnya Bella. Dia semakin histeris, tak kala melihat tubuh polos mereka berdua. Pandangannya kini mengarah ke bercak darah yang berada di sprei ranjang itu.

"Ternyata, dia yang masih perawan. Ya Tuhan, aku sudah merenggutnya. Tapi, tak mungkin aku bertanggung jawab. Aku tak mengenal wanita itu. Lagipula, seingat aku. Dia yang memintanya.

Alex bergegas memakai pakaiannya, dan hendak pergi meninggalkan Bella. Namun sebelumnya, dia ingin menuliskan sebuah pesan untuk Bella, dan memberikan uang untuk Bella.

"Setelah ini, kita tak akan pernah bertemu lagi. Ini hanya sebuah kesalahan, dan kamu tak bisa menuntut aku untuk bertanggung jawab. Kamu yang meminta aku untuk melakukannya, dan aku tak ingin di kemudian hari akan memiliki masalah. Maaf, aku tak memakai pengaman saat kita bercinta. Mungkin, saat ini sudah ada benihku. Tapi, aku tak ingin memiliki anak dari wanita yang tak jelas. Gugurkan anak itu, jika nantinya kamu hamil! Aku rasa uang ini cukup untuk biaya abo*rsi!"

Alex meletakkan uang sebanyak lima juta rupiah, kemudian pergi meninggalkan Bella begitu saja. Satu jam kemudian, Bella pun terbangun dari tidur nyenyaknya. Dia tampak memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit. Tubuhnya pun terasa remuk, dan merasa perih di inti miliknya.

"Ya Tuhan, apa yang terjadi?"

Bella terkejut, saat membuka matanya, dan melihat tubuhnya saat itu dalam keadaan polos. Dia tampak menangis histeris, saat melihat bercak darah di sprei.

"Mengapa nasibku seperti ini? Daddy pasti akan murka padaku. Pasti semua ini, karena rencana busuk Kak Berliana. Mengapa kamu begitu tega menjebak adik kamu sendiri?" Bella berucap di iringi isak tangis. Dia tak mampu membendung perasaannya lagi. Dia menangis sesenggukan.

Kini pandangannya mengarah ke selembar surat dan juga uang di atas nakas. Bella mengambil surat itu, dia ingin tahu. Siapa pria yang melewati malam panas dengannya.

Ternyata, seorang pria breng*sek yang tak ingin bertanggung jawab. Jika dirinya nanti hamil anak pria itu.

"Siapapun kamu, aku akan membenci kamu! Kamu pikir, dengan uang segitu bisa membuat aku memaafkan kesalahan kamu! Dasar laki-laki baji*ngan!"

Bella tampak mengepalkan tangannya. Dia berjanji akan membalas semua apa yang terjadi pada dirinya. Dia tak ingin menjadi wanita yang lemah lagi. Sikap lemah lembutnya selama ini, membuat hidupnya hancur.

Terpopuler

Comments

ahyuun.e

ahyuun.e

yaelah mending ama tua bangkotan bisa dijadiin simpenan dibeliin ini itu kmu bel, ini ksih virgin di ksih limajete doang ampun dah katanya rupawan kaya raya, ini mah pengecut ngak tau diri iyaa wkskskk

2024-05-27

0

Kim Theo

Kim Theo

Kenapa uang nya terlalu sedikit, tadi nya aku pikir lima ratus juta🤣🤣🤣ternyata cuma 5 juta apess..dech.

2024-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!