Roh Tian Mei Yin.

Bab 17. Roh Tian Mei Yin.

Dengan membawa dua wanita yang memeluk pinggangnya, Dewa Abadi melesat seperti angin menuju ke tempat gadis bernyanyi. Rasa penasarannya semakin besar ketika gadis bernyanyi itu menyebutkan pria yang dicintainya dengan lantunan lagu.

Dengan arahan petunjuk Nyonya Xiao Yihao, Dewa Abadi tidak kesulitan menemukan lokasi gadis bernyanyi. Dia dan kedua wanitanya, melihat punggung roh gadis bernyanyi itu yang sedang bernyanyi dengan iringan alat musik guzheng ditangannya.

Gadis benyanyi itu duduk di atas batu di bawah tetesan air rembesan dari celah-celah gua. Disekitarnya, air rembesan membentuk kolam dengan air mengalir melalui celah-celah lorong. Di pinggir kolam, ditumbuhi lumut dan tanaman langka yang mengeluarkan cahaya biru.

Melihatnya dan mendengarkan lantunan lagu sedih dari roh gadis itu, Dewa Abadi dan kedua wanitanya ikut merasakan sedih, seperti mengalami apa yang dirasakan oleh gadis itu.

"Apakah kamu menyukai laguku?" Tanya gadis itu tanpa membalikkan badan.

"Apakah kamu juga pernah merasakan rasa cinta sejati?" Imbuhnya.

Dewa Abadi tidak menjawab, justru berjalan mendekati gadis itu untuk mengetahui wajahnya yang disembunyikan. Tetapi, baru berjalan tiga meter, gadis itu membalikkan badannya.

Dewa Abadi langsung berhenti berjalan, syok melihat wajah gadis itu. Tubuhnya gemetaran karena mengenalinya. Air mata keluar dengan sendirinya. Nyonya Xiao Yihao dan Bei Mei kebingungan melihat reaksinya yang syok itu, dan melihat gadis bernyanyi itu tersenyum manis kepada Dewa Abadi.

"Tian Mei Yin... Benarkah ini kamu Mei Yin?!"

Dewa Abadi menyebut nama gadis bernyanyi itu, lalu menangis sejadi-jadinya. Dia memeluk roh Tian Mei Yin, disaksikan oleh Nyonya Xiao Yihao dan Bei Mei. Kedua wanita ikut menangis karena terbawa emosinya, apalagi Tian Mei Yin menangis juga.

Tian Mei Yin adalah kakak keempat dari lima bersaudara, sekaligus istri keempat Dewa Binatang Yang Abadi. Sejarah mereka terjadi jutaan tahun lalu, dan tercatat di dalam sejarah perjalanan hidup Dewa Abadi.

Setelah meluapkan rasa rindu, Dewa Abadi memandang wajah Tian Mei Yin. Air matinya tidak bisa dibendung, terus keluar. Tian Mei Yin mengusap air matanya.

"Apa yang sudah terjadi kepadamu, siapa yang membunuhmu? Aku bersumpah akan membalas dendam!?"

Sumpah terucap memicu petir menggelegar keras di luar gua. Kilatan petir membuat para peserta di luar kaget dan ketakutan. Yang mengejutkan, beberapa peserta dan anggota Suku Shiren Zu tersambar petir hingga tewas dengan tubuh gosong.

"Harus. Tetapi nanti, setelah kekuatanmu pulih kembali," kata Tian Mei Yin.

"Siapa yang membunuhmu?" Tanya Dewa Abadi dengan kemarahan yang tertahan.

"Keluarkan dulu adik-adikku di dalam cincin dimensi!" Pinta Tian Mei Yin.

Dewa Abadi berkomunikasi telepati dengan semua wanitanya yang ada di dalam Labu Sihir, dan mereka sangat mau bertemu. Dalam sekejap mata, semua wanita keluar, dan melihat roh Tian Mei Yin.

Yuna Aurora, Bai Ge, Yan Yan, Putri Mahatma, Lao Yi, Yao Ningqiao, Celestial She, mereka langsung menangis melihat Tian Mei Yin sudah menjadi roh. Xin Jie si Hati Dunia, jelas tidak ikut menangis. Tetapi, melalui ingatan serpihan jiwanya, dia tahu siapa Tian Mei Yin.

Ketujuh istri Tian Jun mencecar banyak pertanyaan kepada Tian Mei Yin, mereka ingin tahu siapa orang yang membunuhnya. Mereka pasti akan membalas dendam.

Wanita yang baru bergabung dengan Tian Jun, bertanya kepada Xin Jie tentang sejarah Tian Mei Yin. Xin Jie bercerita dengan menggunakan komunikasi telepati.

"Aku akan menceritakan perjalananku hingga tiba di Benua Kun ini...,"

Karena banyak pertanyaan yang sama, Tian Mei Yin mulai bercerita sebelum menyebutkan nama si pembunuhnya. Kejadian ini berawal ketika Dewa Abadi menolak tugas dari Kitab Suci, lalu muncul Dewa Pemelihara.

Ketika Dewa Abadi dibawa oleh Dewa Tertinggi (Dewa Pemelihara). Pada waktu itu, banyak istri-istrinya di Alam Tianwu yang tidak mengetahuinya, termasuk Tian Lihua istri pertama, Tian Chunhua istri kedua, Tian Shuwan istri ketiga, Tian Mei Yin istri keempat, dan juga Yuna Aurora serta Qin Diao Chin.

Karena Dewa Abadi menghilang begitu saja, maka Tian Lihua memimpin ketiga adiknya untuk mencari keberadaan suaminya itu. Mereka menduga bahwa Dewa Abadi menggunakan Altar Lintas Waktu yang ada di dalam puncak Menara Roh.

Ketika para Kitab Suci tidak ada di Menara Roh, keempat istrinya itu diam-diam menggunakan Altar Lintas Waktu. Dari sinilah awal bencana terjadi yang dialami mereka.

Tanpa kendali dari Kitab Suci, Altar Lintas Waktu secara acak mengirim Tian Lihua dan ketiga adiknya ke Alam Anak. Awalnya keempat istri Dewa Abadi senang di Alam Anak yang melimpah dengan Energy Primordial. Namun, kebahagiaan mereka hanya sesaat saat bertemu dengan orang-orang kuat.

Karena kecantikannya bukan berasal dari Alam Anak, keempat istri Dewa Abadi diburu oleh banyak pria kuat. Dari banyaknya pria, ada tiga orang kuat berasal dari Benua Kun.

Tetapi, keempat istri Dewa Abadi selalu berhasil lolos dari kejaran pria kuat. Mereka berkelana dengan berpindah-pindah planet yang ada di Alam Anak.

Setelah bertahun-tahun lolos dari kejaran pria kuat, akhirnya hari sial tiba, di mana keempat istri Dewa Abadi terkepung oleh pria kuat. Tian Lihua, Tian Chunhua, dan Tian Shuwan berhasil lolos, tetapi tidak dengan Tian Mei Yin yang menjadi rebutan pria kuat.

"... Aku akhirnya berhasil diperebutkan oleh salah satu Mahaguru Agung... Dia ...!"

Tian Mei Yin tidak kuat untuk melanjutkan cerita karena sangat marah. Mendengar nama salah satu Mahaguru Agung, Dewa Abadi dan semua wanitanya spontan ikut marah. Mereka mengeluarkan basis kultivasinya.

"Mahaguru Agung yang mana, cepat katakan?! Sekarang Tian Lihua, Tian Chunhua dan Tian Shuwan ada di mana mereka?" Dewa Abadi jelas orang yang paling emosi dari semua wanitanya.

Tian Mei Yin menatap wajah tampan Dewa Abadi suaminya ini. Melihat wajahnya, rasa benci kepada Mahaguru Agung menjadi sirna. Tetapi, hanya sesaat saja karena si pelakunya masih hidup.

"Mahaguru Agung Pertama, dia pelakunya! Sebelum aku diperlakukan tak senonoh, aku kabur dari penjara dan melarikan diri ke Pegunungan Berkabut. Di pegunungan ini, aku ditangkap oleh panglima Suku Shiren Zu. Panglima Suku Shiren Zu dan Mahaguru Agung adalah sahabat... Di sinilah aku bunuh diri sebelum disentuh mereka dengan mengaktifkan Segel Yin Yang... Lebih baik aku mati daripada mereka menikmati tubuhku!?" Tian Mei Yin melanjutkan ceritanya dengan amarah.

"Aku bersumpah membunuh mereka, dan semua keturunannya?!" Teriakan Dewa Abadi yang meluapkan kemarahannya.

Suaranya yang keras menggema di dalam gua, dan membuat anggota Suku Shiren Zu yang ada di lorong-lorong melarikan diri dengan keluar dari gua.

Putri Mahatma dan Lao Yi memegang pundak Tian Jun untuk meredam kemarahannya. Semua orang ikut merasakan yang dialami oleh Tian Mei Yin karena sesama wanita. Marah sudah pasti; pasti akan membalas dendam kepada Mahaguru Agung Pertama dan panglima Suku Shiren Zu.

Bing Cailing, Xiaoli dan Bei Mei, membayangkan berada di posisi Tian Mei Yin. Ketika itu terjadi, mereka sudah pasti memilih bunuh diri daripada tubuhnya dinikmati oleh kedua pria bejat itu.

"Mengapa kamu pergi tidak berpamitan dengan kita?" Tian Mei Yin balik bertanya.

Jika pada waktu itu Dewa Abadi menemui mereka sebelum pergi, sudah pasti Tian Mei Yin dan ketiga kakaknya tidak melanggar larangan Kitab Suci, dan tentunya tidak akan menggunakan Altar Lintas Waktu.

Semua wanita melihat Dewa Abadi. Istri-istrinya jelas ingin tahu jawabannya. Dan pertanyaan ini, akan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sebelumnya yang belum dijawab..

Apakah Dewa Abadi sudah mengingat semua masa lalunya? Inilah pertanyaan mereka yang paling utama.

Dewa Abadi melihat wajah Tian Mei Yin, menikmati kecantikannya walaupun sudah menjadi roh. Melihat wajahnya kali ini, masa lalu ketika anak-anak terlintas di pikiran.

"Maaf...!" Dewa Abadi sulit untuk menjawab, dia menatap langit-langit gua. Air mata keluar kembali saat mengingat masa lalu.

"Apakah kalian ingat peristiwa Peperangan Global yang terjadi di Planet Peliades? Aku kehilangan orang-orang yang kucintai... Aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi ...!"

Dewa Abadi tidak sanggup menceritakan masa lalu yang kelam. Dia sedikit mengungkapkan isi hatinya yang selama ini dipendam. Walaupun ucapannya tidak diteruskan, Tian Mei Yin dan semua istrinya tahu jawaban yang sebenarnya.

Tian Mei Yin memeluk erat Dewa Abadi. Lalu berganti dengan semua saudarinya. Mereka juga tidak ingin kejadian itu terulang kembali. Dan, pembicaraan ini tidak perlu dilanjutkan lagi karena sudah tahu jawabannya.

Setelah Xin Jie bercerita sejarah perjalanan hidup Dewa Abadi, Nyonya Er Lang dan yang lainnya ikut meneteskan air mata di balik topeng. Jutaan kekasih tewas di satu tempat, tidak bisa dibayangkan bagaimana rasa sakit hatinya.

Dan, dalang atas kejadian yang dialami oleh Dewa Abadi bukan karena Dewa Langit dan Dewa Surgawi, melainkan Dewa Perusak otaknya. Dewa Langit sebagai ayah kandung dari Dewa Abadi, hanya mengikuti perintah dari Dewa Perusak.

Dewa Langit melakukan ini dengan mengabdi kepada Dewa Perusak karena dendam, dia dendam kepada Dewa Pemelihara guru dari Dewa Binatang Yang Abadi. Ironisnya, mereka saling terkait seperti lingkaran.

Siapa yang benar dan siapa yang salah, untuk saat ini belum ada yang tahu jawabannya.

Dengan Dewa Abadi yang sedikit menjawab, membuktikan bahwa dia telah mengingat masa lalunya. Namun, apakah benar Dewa Abadi sepenuhnya pulih dari ingatannya?

Terpopuler

Comments

Qing shan

Qing shan

💪💪💪💪

2024-04-09

1

Qing shan

Qing shan

🥰🥰🥰🥰

2024-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!