Guru Surgawi.

Bab 07. Guru Surgawi.

Di dalam alam kesadaran, Dewa Abadi melihat dua sosok tubuh spiritual; satu wanita dan satu pria, mereka terlihat sangat tua. Wajah mereka sangat mirip, seperti kembaran.

Dewa Abadi melihat mereka, menduga bahwa mereka adalah bersaudara. Wajah mereka bercahaya, tapi tidak menyilaukan mata. Wajah tua yang penuh vitalitas, bersahaja dan karismatik.

Melihat mereka, Dewa Abadi merasakan kedamaian, seperti melihat wajah gurunya, Tian Long. Melihat mereka membuatnya teringat dengan kenangan saat bersama guru di Lembah Naga Hitam.

Dewa Abadi menangkupkan kedua tangannya sebagai bentuk hormat kepada mereka, lalu berbicara, "saya Shimo Ling An. Salam hormat kepada Senior! Saya merasa terhormat dikunjungi oleh Anda. Kalau boleh tahu, siapa Yang Mulia sekalian ini, dan apa tujuan Anda menemui saya?"

Dewa Abadi melihat kedua orang tua itu melayang menghampiri, mereka tersenyum ramah. Dia sedikit terkejut karena kedua orang tua itu menjadi satu; menjadi seorang pria dewasa usia kepala empat. Dia belum tahu jika orang ini adalah Guru Surgawi.

"Siapa saya, sekarang tidaklah penting. Yang terpenting adalah orang dihadapanku ini! Sekian lama saya menantikan seseorang yang berhasil menemukan rahasia di dalam Kitab Peningkat Kekuatan. Saya tidak menduga maupun meramalkannya, bahwa orang yang berhasil menemukan rahasia adalah sosok yang pernah saya temui di Tiga Alam pada waktu lampau... Dewa Binatang Yang Abadi, saya merasa terhormat dan tersanjung Anda mau mempelajari ciptaan yang sederhana ini!"

Ucapannya itu jelas membuat Dewa Abadi terkejut, pasalnya, orang ini mengetahui nama ke-Dewa-annya, nama yang tidak diakuinya karena itu masa lalu. Dewa Abadi berusaha mengingat-ingat siapa orang ini, tetapi tetap saja tidak mengingatnya.

"Mempelajari Kitab Peningkat Kekuatan... Mungkin Anda sudah mengetahui ceritanya. Saya ingin bertanya, jika Anda mengetahui sejarah Dewa Binatang Yang Abadi, siapa Anda sebenarnya, dan tujuannya apa menemui saya di alam bawah sadar?"

Orang itu tidak segera menjawab, melainkan melambaikan tangan, lalu muncul dua kursi dan satu meja. Di atas meja sudah tersedia teko teh hangat dan dua cangkir. Dewa Abadi dipersilakan untuk duduk.

Setelah duduk, Guru Surgawi menuangkan isi teko ke dalam cangkir secara bergantian. Tindakannya itu samar-samar membuka kenangan Dewa Abadi tentang masa lalunya. Dia semakin merasa pernah bertemu dengan orang ini.

Kenangan masa lalu perlahan semakin jelas saat mencium aroma harum teh. Dewa Abadi memejamkan mata karena kenangan masa lalu semakin jelas.

Guru Surgawi tersenyum ramah melihat Dewa Abadi, tidak sedikitpun mengganggunya. Dia ikut memejamkan mata, mengingat masa lalu saat berbicara dengan Dewa Abadi di gua.

"Ternyata Anda... Hahaha!"

Dewa Abadi akhirnya ingat siapa orang ini ini yang pernah bertemu di Tiga Alam di gua. Waktu itu, gua tempat pertemuan mereka adalah tempat kelahiran si Ling An yang dijuluki sebagai manusia kera oleh Lao Yi si Dewi Alam Semesta...

*****

Di dalam Labu Sihir, Guru Tong dan semua anggota Kuil Mahaguru Agung melihat tubuh Dewa Abadi mengeluarkan cahaya keemasan. Cahaya itu membuat mereka tidak nyaman, seakan-akan diusir dari dalam Labu Sihir.

Yang semakin membuat mereka heran dan cemas, aura kekuatan itu melebihi Guru Tong; dirasakan jelas keluar dari tubuh Dewa Abadi, aura yang tidak diketahui oleh mereka.

Anggota Kuil Mahaguru Agung melongo karena Guru Tong tiba-tiba berlutut karena aura kekuatan itu. Mereka bingung harus bagaimana. Mau tidak mau, mereka ikut berlutut di belakang Guru Tong.

"Maafkan murid bodoh ini yang tidak tahu kehadiran Anda, Guru!"

Ucapan Guru Tong akhir menjawab pertanyaan dipikiran anggota kuil. Mereka melirik Dewa Abadi, dan menduga bahwa Dewa Abadi adalah titisan dari Guru Surgawi. Mengetahui kebenaran ini, niat untuk membunuh Dewa Abadi langsung hilang dari pikiran dua ketua itu.

Tubuh mereka gemetaran karena takut pikirannya diketahui oleh Guru Surgawi. Demikian juga dengan seluruh juniornya. Guru Tong meneteskan air mata bahagia, sebab sudah sangat lama tidak merasakan aura Guru Surgawi-nya.

"Kalian, Kembalilah, dan jangan ceritakan hal ini kepada siapa pun! Jika sampai ada orang selain kita yang tahu, kalian akan tahu akibatnya!" Perintah Guru Tong agar juniornya ini pergi dari Labu Sihir, dan memberikan ancaman agar tidak membocorkan peristiwa hari ini.

Anggota Kuil Mahaguru Agung buru-buru berdiri, mereka membungkuk untuk memberikan hormat kepada Guru Surgawi dan Guru Tong. Mereka dengan kompak menghilang, dan muncul di lubang keluar Labu Sihir. Mereka segera meninggalkan puncak Gunung Suci dengan banyak pikiran.

Tetapi, semua pikiran itu sirna saat melihat tanaman langka yang masih banyak di Gunung Suci. Mereka mengambil apapun yang dilihat dan berharga. Mereka menganggap ini adalah upahnya.

Karena Guru Surgawi ada di dalam tubuh Dewa Abadi ini, Guru Tong tidak lagi membutuhkan juniornya untuk membantu meningkatkan kekuatan muridnya, sebab dia berkeyakinan bahwa Guru Surgawi secara langsung akan membimbing muridnya ini.

Bimbingan dari Guru Surgawi lebih berharga dari apapun di dunia ini. Guru Tong yakin muridnya ini bisa lebih cepat meningkat kekuatan, dan juga mengambil alih kepemimpinan Kuil Mahaguru Agung.

Seandainya muridnya menjadi pemimpin Kuil Mahaguru Agung, dia bisa beristirahat dengan tenang, ketenangan yang penuh kebahagiaan karena Guru Surgawi selama ini selalu menjaganya.

Guru Tong terus berlutut di tanah, menunggu Guru Surgawi memberikan pesan kata-kata untuknya...

Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat di dalam Labu Sihir. Selama itu, Dewa Abadi tetap duduk bersila tanpa bergerak sedikitpun. Demikian pula dengan Guru Tong, tetap berlutut tanpa kelelahan sedikitpun.

Baginya, aura kasih yang terpancar dari Guru Surgawi adalah obat, kekuatan yang menenangkan hati dan pikirannya. Aura itu juga seperti memberikan waktu kepada Guru Tong untuk terus hidup; hidup untuk menemani Dewa Abadi.

"Berkat bimbingan Guru, saya menemukan murid ini. Tanpa bimbingan Guru, tidak mungkin saya menemukannya," kata Guru Tong yang berbicara dengan Guru Surgawi, berharap kata-kata ini mendapatkan tanggapan dari gurunya.

"Guru botak, ayo kita keluar dari sini!"

Guru Tong langsung mendongak, melihat Dewa Abadi telah berdiri di depannya. Dipanggil dengan sebutan ini, tidak lagi membuatnya jengkel, justru panggil ini seperti yang digunakan oleh Guru Surgawi. Guru Surgawi memanggilnya dengan sebutan Murid Batu, karena kepalanya gundul mengkilap seperti batu asah.

Guru Tong tertawa bahagia sambil berdiri, menggosok-gosok telapak tangannya. Dia bertanya, "apakah Guru Surgawi menyampaikan pesan untukku?"

Dewa Abadi memegang dagu saat berpikir, lalu dia tersenyum licik. Senyumnya itu membuat hati Guru Tong gusar karena khawatir dipermainkan oleh murid nakal ini.

"Ada beberapa pesan dari Guru Surgawi...,"

Dewa Abadi sengaja tidak melanjutkan perkataannya. Hal ini membuat hati Guru Tong gatal karena ingin tahu.

"Apa saja pesannya, murid ini jelas akan mematuhinya. Ayolah, cepat katakan!"

Dewa Abadi tersenyum licik melihat tingkah gurunya yang seperti anak kecil meminta kue. Seolah-olah apa yang akan disampaikan adalah penting. Dewa Abadi berjalan mondar-mandir di hadapan Guru Tong, berkali-kali menghela napas berat, lalu memegang pelipisnya.

"Pertama...."

Dewa Abadi kembali tidak meneruskan perkataannya, dan membuat Guru Tong gemas. Jika Guru Surgawi tidak bersemayam di tubuh muridnya ini sudah pasti akan memukulinya sampai minta ampun.

"Jangan membuatku gelisah seperti ini! Apa pesan beliau untukku?" Guru Tong merengek berharap muridnya segera berbicara.

"Hahaha!" Dewa Abadi tidak kuat menahan tawa melihat guru sadisnya menjadi seperti ini.

Dia mengeluarkan sebuah gulungan dari kulit binatang yang dikhususkan untuk Guru Tong. Gulungan itu ditulis langsung oleh Guru Surgawi. Dewa Abadi memberikan kepadanya.

"Ini dari Guru Surgawi untuk Anda. Bacalah!"

Guru Tong menerima gulungan itu dengan tangan gemetaran, seolah-olah itu adalah benda yang sangat berharga. Dewa Abadi geleng-geleng kepala, dan terbang menuju ke pintu keluar Labu Sihir.

Besok adalah waktu yang penting, waktunya kompetisi Tombak Jiwa Berlian Petir dimulai. Oleh karena itu, dia harus keluar dari tempat ini, dan melanjutkan perjalanannya.

Saat berada di luar Labu Sihir, hari sudah pagi. Dewa Abadi menghirup udara kebebasan, ia melihat sekitar Gunung Suci yang sangat indah, dan terjaga dari tangan jail manusia.

Dia melirik ke samping kiri karena Guru Tong tiba-tiba muncul. Dewa Abadi kembali tersenyum, sebab Guru Tong meneteskan air mata sambil membaca pesan dari Guru Surgawi. Dia melihat ke belakang gurunya, yang mana Labu Sihir sudah tidak ada.

"Arah mana Gunung Berkabut?" Tanya Dewa Abadi, lupa jika memiliki peta.

Guru Tong hanya menunjukkan jari ke arah selatan tanpa berhenti membaca pesan Guru Surgawi. Dewa Abadi segera terbang sangat cepat sesuai dengan petunjuk. Guru Tong mengikutinya tanpa melihat ke depan, pandangan matanya terfokus pada gulungan di tangannya itu...

"Kenapa kalian tidak berusaha untuk mengejar-ngejar diriku, apakah Sistem Status tidak memberikan misi?" Gumam Dewa Abadi keheranan karena semua istrinya tidak menunjukkan batang hidungnya.

Sebelum berpisah dengan Putri Mahatma, istrinya itu akan merubah misi untuk semua istrinya, dimana misinya adalah untuk mengejar cintanya.

Jika tidak berjanji kepada Putri Mahatma, sejak bertemu dengan wanita di Desa Bei, sudah pasti akan berkultivasi ganda dengan Xiao Yihao dan Bei Mei. Bahkan tidak akan membuang kenikmatan saat di Kota Wuqi.

"Apakah Guru sudah meminta kepada pihak Kuil Mahaguru Agung agar tidak mengejar semua istriku?" Tanya Dewa Abadi.

Guru Tong hanya mengangguk sebagai jawaban. Dewa Abadi geleng-geleng kepala karena orang setua ini masih saja menangis seperti anak kecil, bahkan sampai mengeluarkan ingus.

Dewa Abadi kembali tersenyum licik melihat gurunya serius membaca pesan dari Guru Surgawi...

Terpopuler

Comments

Rhakean Djati

Rhakean Djati

murid durhako. guru sendiri dikerjain.heheee

2024-04-11

0

Qing shan

Qing shan

🙏🙏🙏

2024-04-07

1

Qing shan

Qing shan

🤩🤩🤩

2024-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!