Membuat Keributan.

Bab 08. Membuat Keributan.

Pegunungan Berkabut masuk ke dalam tiga wilayah kerajaan. Wilayahnya membentang luas dan menjadi tolak ukur batasan wilayah. Kerajaan tersebut adalah Bei, MA dan Lao.

Menurut geografis alamnya, seharusnya Kerajaan She menguasai sedikit wilayah Pegunungan Berkabut, namun tidak dimasukkan oleh pemerintah Kekaisaran dengan alasan ukuran wilayahnya yang sudah terlalu luas.

Seperti namanya, Pegunungan Berkabut membentuk luas memanjang. Di setiap puncak pegunungan dan bukitnya terselimuti kabut, awan hitam bercampur putih mengeluarkan serat-serat petir.

Dari semua puncak gunung itu, ada satu puncak tertinggi, di sanalah tertancap Tombak Jiwa Berlian Petir. Siapapun orangnya yang mendekati Pegunungan Berkabut, mereka akan merasakan tekanan kuat dari medan gravitasi, seolah-olah melarang mereka untuk terbang.

Di luar Pegunungan Berkabut, kultivator sekuat apapun tidak akan bisa terbang. Mereka harus berjalan kaki jika ingin masuk ke pinggir wilayah tersebut.

Biasanya, orang-orang yang mendekati pinggiran Pegunungan Berkabut untuk mencari tanaman langka kelas empat dan lima. Walaupun peringkatnya tergolong rendah, tanaman itu masih dikategorikan berharga, dan menjadi sumber penghasilan penduduk di sekitar wilayah itu.

Hari-hari dibukanya kompetisi, merupakan perayaan besar bagi penduduk; ada yang berjualan kebutuhan peserta, penginapan selalu penuh, bahkan rumah-rumah penduduk ada yang disewakan untuk menghasilkan pendapatan tambahan.

Yang paling laris saat kompetisi sudah pasti adalah persenjataan dan penginapan. Hal ini dimanfaatkan oleh penguasa untuk menaikkan harga jual dan sewa. Dan, setelah kompetisi berakhir, akan ada agenda perayaan suci di Kuil Mahaguru Agung, agenda ini menambah pendapatan penduduk.

Setiap 1.000 tahun sekali, Pegunungan Berkabut menjadi pusat berkumpulnya para kultivator dari Alam Anak, berbagai macam karakter dan keunikan menjadi satu di sini...

Dewa Abadi tersenyum bahagia saat Mata Surgawi melihat hiruk-pikuk banyak manusia yang terpusat di sekitar Pegunungan Berkabut. Dia melihat ke kiri dan tidak lagi ditemani oleh Guru Tong.

Tidak adanya Guru Tong, Dewa Abadi justru seperti terlepas dari tekanan. Dia senang bisa berkeliaran bebas. Tetapi, senyumannya langsung menghilang saat merasakan energi kabut hitam yang meluas dan pekat.

Dewa Abadi melihat ke arah Timur, tetapnya melihat ke arah Kota Wuqi. Di terkejut karena kota itu menjadi sunyi. Dia segera melacak energi kabut hitam yang terkonsentrasi, Mata Surgawi-nya berpindah ke Kota Matahari.

Di sana, dia melihat pertempuran sengit antara prajurit Kerajaan Yan melawan Pasukan Kegelapan. Melihat mereka, Dewa Abadi mengerutkan kening karena skala energi kabut hitam lebih besar daripada sewaktu di Continent Twins Moon.

"Omniverse jenis apa ini?"

Dewa Abadi bertanya pada diri sendiri. Dia mengingatkan kembali kenangan lalu. Samar-samar, kenangan masa lalu semakin jelas. Dia mengangguk saat tahu Omniverse jenis apa yang menghasilkan energi kabut hitam yang berbeda itu.

"Omniverse Mata Tiga!" Gumamnya.

Omniverse Mata Tiga adalah Omni Demon dalam kasta yang dibuat oleh Dewa Perusak. Di atasnya adalah Omniverse Mata Dua yang disebut Omni Asura. Puncak kasta adalah Omni God atau Omniverse Mata Satu.

"Panen energi sebanyak mungkin dan simpanlah, nanti aku yang akan datang mengambil keuntungannya."

Dewa Abadi kembali mengalihkan pandangannya ke arah sekitar Pegunungan Berkabut. Baginya, melawan Omni Demon bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Yang perlu dikhawatirkan adalah Dewa Perusak.

Jika Dewa Perusak menerobos ke Alam Anak, itu sangatlah berbahaya, sebab, tentu saja Alam Anak akan diekstrak menjadi energi kekuatan pribadi. Yang menjadi pertanyaan besar dibenaknya, apakah kekuatan Dewa Perusak telah pulih di puncaknya? Jika iya, maka alam jagat raya dalam bahaya besar.

"Buat apa aku pikirkan...," Ujarnya sambil mendarat di puncak pohon, menatap ke arah puncak tertinggi di Pegunungan Berkabut.

"Apa yang aku miliki, pasti akan kembali kepadaku!"

Setelah berkata, Dewa Abadi mengenakan topeng yang dibuatnya sewaktu di Kota Wuqi. Dia juga mengganti pakaian yang dibelikan oleh pemujanya di Kota Wuqi. Siapa lagi pemujaan jika bukan Bing Cailing dan Xiaoli.

Dewa Abadi tersenyum saat teringat dengan kedua wanita menyebalkan itu. Dia yakin akan bertemu dengan mereka sebentar lagi. Dalam pikirannya, jika istri-istrinya tidak menemuinya, maka gadis-gadis yang ditemui itu akan menggantikan istrinya.

Setelah dirinya tidak lagi dikenali oleh siapapun, Dewa Abadi kembali terbang rendah di atas pepohonan menuju ke Kota Berkabut yang masuk wilayah Kerajaan Bai.

Di kota itu menjadi pintu masuk ke Gunung Berkabut, dan tempat bertemu dengan Kepala Desa Han, dan orang-orang dari Kota Wuqi. Berharap di kota itu, ia juga bertemu dengan semua istrinya.

"Aku belum selesai membuat perhitungan dengan Hati Dunia, wanita itu telah mengambil wanitaku! Huff... awas kau?!"

Dewa Abadi masih belum terima jika semua istrinya yang berasal dari Continent Twins Moon adalah serpihan jiwa Hati Dunia. Dia harus meminta penjelasan kepada Hati Dunia.

Setelah Dewa Abadi meninggalkan tempat terakhir, muncul Guru Tong yang duduk di bawah pohon sambil bersandar. Dia memeluk erat gulungan dari gurunya.

"Guru, murid bodoh ini pasti mematuhi perintahmu. Jika Anda bersemayam di dalam tubuh muridku itu, dia adalah Anda, dan dia adalah guruku!"

Guru Tong berujar pada gulungan itu. Jika ada Dewa Abadi didekatkannya, sudah pasti akan tertawa terbahak-bahak. Gulungan itu memang tulisan Guru Surgawi, tetapi isinya sesuai dengan perkataannya.

Ya, Dewa Abadi meminta kepada Guru Surgawi agar menulis apapun yang diinginkannya, dan harus dipatuhi oleh Guru Tong. Guru Surgawi juga menuliskan pesan pribadi untuk murid setianya itu, Guru Tong. Dan isinya telah diketahui oleh Dewa Abadi.

Oleh sebab itu, Guru Tong merasa tidak dipermainkan oleh Dewa Abadi, karena isi gulungan itu tulisan pribadi Guru Surgawi.

Dewa Abadi melakukan ini sebagai balasan dendam atas perbuatan Guru Tong yang menghajarnya. Guru Surgawi juga tidak melarangnya, dan mengikuti apapun keinginannya dengan menulis di gulungan kulit binatang.

Saat dekat dengan Kota Berkabut, Dewa Abadi garuk-garuk kepala karena tidak memiliki koin emas untuk biaya masuk. Semua kekayaannya untuk membeli senjata, itupun masih kredit dan berhutang.

Jika dia seperti dulu saat menyelinap masuk ke Kota Wuqi, khawatirnya akan ada orang kuat mengetahuinya. Hal ini akan memicu masalah yang tidak seharusnya terjadi.

"Di dunia ini aku benar-benar miskin. Hmm... Siapa yang harus aku rampok?"

Dewa Abadi mencari mangsa bodoh untuk diperas hartanya. Dia melihat orang-orang yang mengantri masuk ke Kota Berkabut, kota yang sangat besar dan megah. Di kota sebesar ini, sudah pasti banyak orang-orang yang jauh lebih kuat dari Bing Cailing, mungkin lebih licik dari wanita itu.

Dewa Abadi tidak takut kepada mereka, tetapi khawatir terjebak kredit lagi. Ternyata, orang kuat dan banyak pengalaman, Dewa Abadi masih takut dengan kredit.

"Apa perlu aku jual ketampanan... Tidak, tidak, itu sama saja dengan pria tampan tapi murahan dan tidak punya harga diri!" Dewa Abadi bergumam, menolak pikiran negatifnya.

Orang-orang yang melihatnya berbicara sendiri, menduga jika Dewa Abadi ini orang dengan gangguan jiwa. Mereka menganggap begitu karena Dewa Abadi menggunakan topeng, dan belum tentu wajahnya tampan; dan pasti terobsesi dengan ketampanan.

"Shimo Ling ada di siniiii...!"

Dewa Abadi berteriak keras. Tujuannya agar orang yang mengenalinya keluar dari kota. Dengan begitu, dia tidak perlu membayar biaya masuk ke kota.

"Hei, gila kau, pergi dari sini!?"

Salah satu orang kuat yang mengantri mengusir Dewa Abadi karena kaget, telinganya sampai berdengung karena teriakannya itu. Semua orang menatap tajam.

"Apa? Tidak terima, ayo maju semuanya!" Dewa Abadi menantang semua orang.

Dia sengaja melakukan ini agar menarik perhatian banyak orang. Selain itu, dia akan memanfaatkan energi serangan mereka untuk meningkatkan kekuatannya. Banyak kultivator tersulut emosinya karena ditantang.

"Karena di luar kota dan tidak ada larangan untuk membunuh, kau adalah orang yang pertama aku bunuh sebelum kompetisi?!"

"Aku yang akan membunuhnya!?"

Orang yang mengusir Dewa Abadi jelas tidak terima. Tetapi, orang lain yang ikut mengantri langsung muncul di depan Dewa Abadi, mengayunkan pukulan yang diselimuti dengan energi kekuatan The Realm Of Eternal Darkness. Di balik topeng, Dewa Abadi tersenyum, justru memberikan pipinya agar dipukul.

Dhummm...

Dentuman keras ketika pipi kanan Dewa Abadi dihantam oleh kepalan tangan, membuktikan bahwa orang itu mengerahkan seluruh kekuatannya. Yang mengejutkan semua penonton, Dewa Abadi hanya sedikit mundur, bahkan topengnya itu tidak terlepas.

Dewa Abadi melihat orang itu, lalu melihat semua orang yang berada di belakang, dia berkata kepada mereka, "apakah semua peserta kompetisi selemah ini? Sungguh mengecewakan!"

Sekali lagi, ucapannya itu menyulut emosi semua orang yang berada di luar pintu masuk. Orang yang sebelumnya memukul, kembali mengayunkan tinjunya ke wajah Dewa Abadi.

Dhummm...

Suara dentuman keras ketika pelipis kanan Dewa Abadi dihantam tinju. Kali ini, Dewa Abadi dibuat mundur beberapa meter. Pukulan orang itu dua kali lipat lebih keras dari sebelumnya.

Dewa Abadi melihat bola energi kekuatan lawan muncul tanda dua bintang, menandakan jika orang ini mengeluarkan kekuatan tempur yang dipadu dengan basis kultivasi. Artinya, lawan ini memiliki kekuatan tempur dua level selain basis kultivasinya.

Dewa Abadi tidak terkejut, justru senang jika lawannya ini lebih tangguh dari anggota kuil. Orang yang menyerangnya jelas terkejut karena pukulannya ini tidak membuat lawan tumbang.

Tiga orang muncul mengepung Dewa Abadi. Mereka langsung menyerangnya tanpa banyak basa-basi. Orang yang sebelumnya segera bergabung dengan pendatang.

Dewa Abadi dengan semangat tinggi, menggunakan telapak tangan untuk menyerap energi pukulan mereka; dari telapak tangannya mengeluarkan perisai energi.

Bhuzh bhuzh bhuzh...

Serangan lawan menguap saat menyentuh perisai energi dari telapak tangannya. Para penonton sampai membesarkan mata karena tidak percaya apa yang dilihatnya.

"Gunakan serangan jarak jauh agar aku bisa bergabung!"

Teriakkan keras dari orang lain yang ingin ikut menyerang Dewa Abadi, dia bergabung karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Empat orang yang menyerang Dewa Abadi segera memberikan ruang, lalu merubah metode serangan jarak dekat menjadi serangan jarak jauh. Kini, empat orang baru bergabung.

Delapan orang ini melancarkan serangannya bertubi-tubi, bermunculan kepalan tangan energi yang melesat ke arah Dewa Abadi. Yang mengejutkan semua orang, Dewa Abadi tetap seperti sebelumnya; menggunakan perisai energi untuk menyerap serangan lawan...

Terpopuler

Comments

Qing shan

Qing shan

👍👍👍

2024-04-07

1

Qing shan

Qing shan

😍😍😍

2024-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!