“ dan aku sudah mengatakannya- kan? Jika kau menginginkannya aku bisa memberinya untukmu.” ucap Ezra yang hanya dibalas tawa oleh Elisa.
“ kakak pasti bohong jika mengatakan akulah wanita pertama yang kakak cium.” ucap Elisa tertawa.
“ kenapa kau yakin begitu?”
“ kakak sangat pandai berciuman.” ucap Elisa mengingat cara ciuman Ezra.
“ itu insting lelaki Elisa.” ucap Ezra mencium bibir Elisa dan menekan tubuh Elisa hingga terbaring di kasurnya.
“ kak, tu.., tunggu aku belum mandi.” ucap Elisa yang melihat Ezra sedang menciumi leher jenjang Elisa.
“ kau tak perlu mandi, Elisa, bagiku kau sudah cukup wangi.” ucap Ezra tak mempedulikan kata- kata Ezra.
“ kak, bagaimana jika nanti orang tua kita tiba- tiba pulang.” ucap Elisa panik.
“ mereka sedang berkencan Elisa, sebagai wanita dewasa kau pasti tahu kencan tidak hanya akan berakhir dengan makan malam saja, apa lagi ibuku meminta kunci rumahku yang lama.” ucap Ezra membuat Elisa akhirnya pasrah, ia mulai membiarkan Ezra menciumi tubuhnya kembali menciumi bibirnya kembali, **********, saling bersilat lidah dan kini Ezra tak lagi perlu melakukannya dengan hati- hati karena mereka melakukannya secara sadar. Lalu menyingkap terusan yang digunakan Elisa, tampak Ezra yang mulai kesusahan menelan saliva- nya sendiri melihat dada besar Elisa.
“ kakak menyukainya.” ucap Elisa yang melihat Ezra menamati dada besar Elisa.
“ hem.” ucap Ezra mengangguk. Mulai melepaskan bra Elisa dan memainkan sebentar sebelum akhirnya di kulumnya ****** coklat susu Elisa. Nafas Elisa mulai memburu saat lidah Ezra yang dingin bermain disekitar kulit sensitive Elisa. Sementara tangannya yang bebas mulai memainkan dada besar Elisa dan yang lainnya lagi memainkan titik tersensitive Elisa. Elisa mulai memejamkan matanya menikmati saat sesuatu yang dingin bermain di tempat sensitive Elisa yang mulai basah karena permainan lihai lidah Ezra. Tampak nafasnya mulai memburu dan tubuhnya menegang tanda akan mendapatkan pelepasannya.
“ kak, hentikan.” pekik Elisa namun tidak dihiraukan Ezra, tampak Ezra masih sibuk memainkan lidahnya di titik tersensitive Elisa, mengigit- gigit kecil hingga Elisa memekik pelan tanda pelepasannya di mulut Ezra.
“ nikmat.” ucap Ezra menjilat sisa cairan milik Elisa yang menempel di bibirnya.
“ kak, hentikan aku malu.” ucap Elisa menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“ kau manis saat malu.” ucap Ezra membuka tangan Elisa yang menutupi wajahnya dan menciuminya kembali.
“ bagaimana rasamu dibibirku?” kekeh Ezra sebelum akhirnya membuka handuknya.
“ kau siap, El? Jika kau belum siap jangan dipaksakan.” ucap Ezra mulai menggosok miliknya di luar milik Elisa yang mulai basah kembali. Elisa tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. Melihat Elisa yang mengangguk Ezra mulai mengarahkan miliknya di milik Elisa dengan hati- hati.
Sekali- dua kali milik Ezra sedikit kesusahan memasuki milik Elisa yang masih sempit, sampai akhirnya tubuh Elisa menegang dan memekik pelan saat milik Ezra telah sempurna didalam milik Elisa. Tampak darah segar mengalir dari sela milik Elisa dan air mata- pun keluar tanpa bisa di cegah.
“ sakit?” ucap Ezra lembut sambil menghapus jejak air mata yang tumpah di pipi Elisa. Ia masih belum bergerak agar milik Elisa terbiasa dengan miliknya. Elisa menggeleng meski air mata belum berhenti keluar dari mata indah Elisa, melihat itu Ezra kembali menciumi Elisa.
“ jika sakit, gigit bibir- ku, El.” ucap Ezra di sela bibir Elisa, mulai menggerakkan pinggulnya. Tampak Elisa mulai mencari pegangan kasur atau apapun yang bisa diraihnya. Ezra meraih tangan Elisa dan mengalungkannya di leher kekarnya sambil bibirnya terus menerus menciumi Elisa.
Tidak raut ekspresi kesakitan di wajah Ezra saat Elisa menggigit bibir Ezra, hanya ada desahan nikmat karena memasuki milik Elisa yang mulai berkedut.
Tidak butuh waktu lama agar suara rintihan Elisa menjadi desahan, tubuhnya mulai menikmati setiap sentuhan yang diberikan Ezra. Melihat Elisa yang mulai terbiasa dengan miliknya membuat bibir Ezra beralih mencium setiap kulit Elisa, meninggalkan beberapa jejak kepemilikan di dada besar Elisa dan leher jenjangnya.
“ Elisa, panggil namaku, Elisa.” rancu Ezra dengan nafas memburu tampak mulai akan mendapatkan pelepasannya.
“ ah, iya, kak.” rancu Elisa tidak dapat berpikir normal dengan segala rangsangan yang diberikan Ezra.
“ namaku, Elisa. Panggil namaku!”
“ Ezra, Ezra, Ezra! aku mencintaimu, Ezra.” rancu Elisa hendak mendapatkan pelepasannya kembali.
“ aku juga mencintai- mu, Elisabeth.” ucap Ezra menumpahkan pelepasannya di rahim Elisa. Rasa panas memenuhi Elisa membuat tubuhnya menegang dan menyusul Ezra mendapatkan pelepasannya.
----
Nafas mereka menjadi satu dan keringat membasahi tubuh mereka berdua sementara diantara mereka berdua masih belum ada yang mau melepaskan pelukan satu sama lain, masih berusaha mengatur nafasnya.
“ apa sekarang aku boleh mandi?” tanya Elisa setelah bisa bernafas normal.
“ kau akan kembali?” ucap Ezra masih berusaha mengatur nafasnya.
“ kita belum mengatakannya pada orang tua kita, kak. Aku tetap harus tidur di kamarku sendiri.” ucap Elisa meraih terusan tidurnya.
“ kalau begitu aku ikut mandi denganmu.” ucap Ezra meraih handuknya.
“ kakak- kan sudah mandi.”
“ tapi aku berkeringat lagi.” ucap Ezra santai yang hanya di jawab dengan tawa oleh Elisa melihat tingkah kekanak- kanakan Ezra.
0o0
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sekar Puri
hot novel😁
2021-03-10
0
Novianti Ratnasari
wah gila....
2021-02-26
0