“ hati- hati dalam perjalanan, Mom.” ucap Ezra mengantar kepergian kedua orang tuanya berbulan madu.
“ iya, nanti bawa kabar ya, seorang adik- mungkin.” celoteh Elisa. Sontak mengundang gelak tawa orang yang mendengarnya.
“ haha, kitakan hanya 10 hari El, lagi pula, Dad sudah 60 tahun ga mungkin bisa punya anak lagi.” tawa George mendengar celoteh Elisa.
“ siapa tahu Dad.” gerutu Elisa.
“ ya sudah, El, kita berangkat dulu.” ucap Berta setelah semua barang bawaannya masuk kedalam taksi.
“ iya hati- hati.” ucap Elisa. Melambaikan tangan sampai taksi yang membawa kedua pengantin baru itu tak lagi kelihatan.
“ El.” panggil Ezra setelah melihat kedua orang tuanya telah berlalu.
“ hem.” ucap Elisa hendak kekamarnya.
“ apa rencanamu hari ini?”
“ tidak ada kak.” ucap Elisa.
“ ayo jalan- jalan.” ucap Ezra memainkan kunci mobilnya.
“ kakak, traktir?” ucap Elisa girang.
“ iya. Aku lihat bajumu sudah tidak layak semua, kita beli baju untukmu.” ucap Ezra menunjuk baju Elisa.
“ ini karena kena mesin cuci, kak.” ucap Elisa melihat ada yang sobek dibeberapa tempat di bajunya.
“ kalau begitu ayo kita beli mesin cuci yang baru juga, mesin cuci di tempat kalian juga sudah sangat lama sekali.” ucap Ezra gampang.
“ tapi itukan masih bagus.”
“ masih bagus kalau cuma bisa buat hancur baju buat apa.” ucap Ezra.
“ oke aku siap- siap dulu.” ucap Elisa berlalu kekamarnya. siapa juga yang bisa melewati hal yang paling di sukai wanita; Belanja.
🌸🌸🌸
“ maaf nunggu lama ya?” ucap Elisa melihat Ezra sudah menunggu di halaman.
“.…” Ezra terdiam melihat penampilan Elisa yang berbeda dari biasanya. Meski hanya bedak tipis yang terbubuh juga lipstik tipis yang di oleskan di bibir tipisnya.
“kenapa?” heran Elisa yang melihat Ezra hanya terdiam.
“ kau cantik jika berdandan.” ucap Ezra jujur.
“ apaan, orang cuma pake bedak sama lipstik.” tawa Elisa.
“ aku serius, kau harus sering berdandan.” ucap Ezra masih menamati Elisa.
“ aku kan ga kemana- mana, kak, kalau setiap hari dandan boros, nanti.” ucap Elisa mengunci rumahnya.
“ nanti beli sekalian, memangnya kekasihmu ga pernah membelikan cosmetic?” ucap Ezra berjalan ke mobilnya.
“ tidak, kak, aku selalu beli pakai uang sendiri, Nath selalu berkata aku sudah cantik meski tidak dandan, tapi aku selalu ingin dandan ajh.” ucap Elisa duduk di kursi penumpang.
“ aku sudah bilang jangan dengarkan kekasihmu, jadilah dirimu sendiri.” ucap Ezra mulai menyalakan mobilnya.
Dalam heningnya perjalanan Ezra terus menatap Elisa yang sibuk membuka handphone- nya. Harus Ezra akui jika Elisa memiliki kekurangan namun Elisa sangat pandai menutupinya dengan celana Jeans- nya dan juga high hell- nya, wanita itu bahkan pandai mengkombinasi- kan baju mana yang cocok agar menonjolkan kelebihannya di bagian dadanya yang cukup besar, dan dengan riasan sederhana mampu menambah pesona agar ia sedikit terlihat dewasa.
“ dari tadi aku lihat kau sibuk menatap Handphone- mu, kau menghubungi kekasihmu?” tanya Ezra mengatasi keheningan ini.
“ ah? Enggak, aku main game, koq. Kakak kesepian ya?” goda Elisa.
“ heran ajh yang biasanya cerewet koq ga ada suaranya.” balas Ezra.
“ siapa yang cerewet?” geram Elisa mencubit perut Ezra.
“ hei! Ini namanya durhaka.” canda Ezra yang melihat Elisa mencubitnya meski tentu saja tidak sakit baginya karena Elisa sendiri hanya bercanda mencubit perut Ezra.
“ hish! Kakak sendiri sering nyentil dahi aku.” geram Elisa.
“ hahaha.” tawa Ezra.
“ kita mau kemana kak?”tanya Elisa akhirnya, memilih memasukkan handphone- nya ke tasnya.
“beli mesin cuci dulu, nanti setelah minta diantar kerumah baru kita belanja.” ucap Ezra kembali fokus mengemudi.
“ siap.” canda Elisa memberi hormat dengan tangannya.
“ lihat tingkahmu ga akan ada yang percaya kau sudah hampir 30.” goda Ezra.
“ mau gimana lagi aku ga deket dengan perempuan, dulu mendiang grandma dan mommy- ku selalu sibuk bekerja jadi yang ada dirumah hanya kakak laki- laki- ku dan Daddy- ku, makanya aku ga bisa berperilaku seperti perempuan kebanyakan.” jelas Elisa.
“ itu point- mu Elisa.” ucap Ezra.
“ maksudnya?” heran Elisa.
“ sikap polosmu, tapi ingat jangan terlalu baik, yang ada orang hanya akan memfaatkanmu.” ucap Ezra mengelus kepala Elisa. Elisa hanya diam menikmati kepalanya dielus, ia memang menyukai jika kepalanya dielus dengan sayang, kekasihnya hanya suka saat Elisa mengelus rambutnya namun ketika Elisa menyuruh Nathan mengelus kepalanya, Nathan selalu beralasan. Membuat wanita itu kesal.
🌸🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak 😍
2021-04-27
0