“ kakak sudah pulang?” sapa Elisa melihat Ezra baru pulang bekerja, semenjak ibunya dan Ayah Elisa menikah, Berta dan Ezra memang tinggal dirumah Elisa meskipun sudah memiliki rumah sendiri. Alasannya karena rumah lama mengingatkan pada kelakuan mantan suami Berta ataupun ayah Ezra, itulah yang dikatakan Ezra, meskipun Elisa merasa rumah Ezra lebih luas dan lebih mewah dari pada rumah yang Elisa dan George tempati. Ezra sendiri memang anak tunggal dan ibunya merupakan single parent dikarenakan bercerai dengan suami lamanya karena masalah KDRT.
“ hem, kau baru saja mandi?” ucap Ezra memalingkan wajahnya saat melihat Elisa hanya menggenakan handuk mandi.
“ ehem.” ucap Elisa masuk kekamarnya.
“ hentikan kebiasaanmu hanya menggenakan handuk saat selesai mandi, Elisa.” ucap Ezra setelah Elisa selesai menganti bajunya.
“ aku biasa seperti ini, kak, kak Adrian juga biasa hanya menggenakan ****** ***** setelah mandi tanpa malu.” ucap Elisa jujur.
“ kau harus ingat, Elisa, aku tetap lelaki, dan kakakmu Adrian itu keluargamu.” ucap Ezra duduk di sisi kasur Elisa.
“ tapi kau juga keluargaku.” ucap Elisa duduk di samping Ezra.
“ sudahlah, susah bicara dengan gadis keras kepala, kau mau ini? Aku beli saat perjalanan pulang, mumpung masih hangat.” ucap Ezra menyodorkan bungkus makanan kepada Elisa
“ mau, makasih.” ucap Elisa girang, kebetulan ia memang ingin sesuatu yang manis.
“aku akan buatkan minum, kakak suka coffee?” ucap Elisa hendak berdiri membuatkan minuman.
“ kau suka coffee? Ini sudah sore, nanti kau tidak bisa tidur.” heran Ezra.
“ aku dan Ayahku pecinta coffee, kak, kemanapun dimanapun setiap pergi wisata pasti yang akan kami beli pertama kali adalah coffee khas daerahnya.” cerita Elisa semangat.
“ oke, jika kau coffee, aku samakan saja.” ucap Ezra pasrah, ia memang pria dewasa dan biasa meminum coffee namun tak pernah sampai ketahap ketergantungan, hanya kadang jika harus lembur menyelesaikan masalah kantor dia akan meminum kopi hitam. Berbeda dengan Elisa yang hampir setiap hari meminum coffee dan herannya hampir setiap malam dia tetap dapat tidur meski selalu meminum coffee.
“ kak.” ucap Elisa setelah membuatkan coffee untuk Ezra.
“ hem?” ucap Ezra seadanya.
“ kakak sebenarnya kerja apa?” ucap Elisa duduk disamping Ezra.
“ kenapa? Jangan bilang kekasihmu ingin minta bantuan padaku.” curiga Ezra.
“ tidak, aku hanya penasaran karena kakak selalu pergi pagi dan pulang malam. Bahkan rumah kakak sangat mewah.” ucap Elisa. Mengingat sebelum menikah, George pernah membawa Elisa kerumah Berta dan Ezra.
“ kau tahu semewah apapun rumah yang kita tempati akan kalah dengan rumah sederhana namun hangat, kau tahu?” ucap Ezra berusaha mengalihkan.
“ lalu kakak kerja apa?” namun hal itu tidak berpengaruh pada rasa ingin tahu Elisa.
“ rahasia.” ucap Ezra menyentil dahi Elisa.
“Aw! Hish, hentikan kebiasaan menyentil kepala kak, sakit!” ucap Elisa mengelus dahinya yang disentil Ezra.
“ dan hentikan kebiasaan ingin tahumu, keingin tahuan membunuhmu, kau tahu?” ucap Ezra mendekatkan wajahnya.
“ ya.., iya.” ucap Elisa gugup karena wajah Ezra sangat dekat padanya. Melihat Elisa gugup membuat Ezra tersenyum tipis.
“ngomong- ngomong, ayah dan ibu akan bulan madu besok selama 10 hari, kau ikut?”ucap Ezra bersandar pada dinding kamar Elisa.
“ kakak bagaimana? Kakak ikut juga?” tanya Elisa.
“ tidak, aku ada pekerjaan dikantor yang tidak bisa ditinggal.” ucap Ezra.
“ kakak sendiri dirumah?” tanya Elisa.
“ ehem.” jawab Ezra malas memilih memakan kue yang dibawanya.
“ kalau begitu aku menemani kakak saja.”
“ uuu, adikku pengertian sekali.” ucap Ezra menguyel pipi tembem Elisa.
“ ih.., kak aku sudah hampir 30 tahu, bukan anak- anak lagi.” kesal Elisa pada Ezra yang menguyel pipinya seolah Elisa anak- anak.
“ tapi kau masih manis kaya anak- anak.” ucap Ezra jujur, memang, di umur Elisa yang hampir menginjak 30 tahun itu wajahnya masih terkesan anak- anak, bahkan masih banyak orang yang salah mengira dia masih berumur 14 tahun kalau berdandan masih bagus dikira 17 tahun.
“ wajahku memang baby face soalnya, kalau punya anak bisa- bisa anakku dikira adikku kayanya.” bangga Elisa. Sebagian orang memiliki wajah baby- face adalah impian namun bagi Elisa antara impian dan petaka, selain karena cacat fisiknya, kebanyakan orang enggan menerimanya bekerja karena mengira Elisa memang masih anak- anak.
“ nikah ajh belum, mikirin anak.” ejek Ezra.
“aku kan sudah umur matang, kak. Pastilah ada pikiran menikah dan punya anak, apalagi aku suka anak kecil.” gerutu Elisa.
“hem.” ucap Ezra mendekatkan wajahnya.
“ kenapa?” heran Elisa.
“ jika kekasihmu tidak segera melamarmu, bagaimana jika aku saja yang melamarmu?” bisik Ezra.
“ ha ha ha, kak, bercandanya keterlaluan, ih, kita- kan sekarang saudara, mana boleh menikah.” tawa Elisa yang mengira Ezra bercanda.
“ kenapa? Kita tidak sedarah, El.” gerutu Ezra melihat Elisa menertawakannya.
“ oke, kayanya kakak kebanyakan ngehalu, kakak kelamaan sendiri sih.” goda Elisa. Yang tahu jika kakak tirinya ini belum memiliki kekasih.
“huh.” gerutu Ezra. Wajahnya bahkan sudah cemberut mendengar perkataan Elisa.
“ kakak, kenapa ga mencari kekasih? Pasti gampang bagi kakak mencari kekasih. Aku tahu kakak tampan, tinggi, bahkan badan kakak bagus, saat kita pergi kemana- mana saja, banyak para wanita yang melirik kakak.” ucap Elisa jujur.
“ aku tidak suka mereka.” jawab Ezra malas.
“ kan awalnya memang tidak suka, nanti kalau sudah kenal pasti akan ada perasaan suka.”
“ jangan cerewet, ya, perasaan orang itu tak mudah berubah.” geram Ezra menyentil dahi Elisa.
“ Auw!” ringis Elisa.
“ memang ada yang kakak sukai ya?” ucap Elisa memegangi dahinya.
“ iya.”
“ siapa?”tanya Elisa antusias.
“ kamu.” ucap Ezra berharap Elisa akan gugup mendengarnya.
“ hahaha, iya- iya, aku juga suka kakak.” goda Elisa.
“ benarkah?” ucap Ezra antusias.
“ iya, kau kan kakakku.” ucap Elisa dengan wajah yang di buat lucu.
“ dibilangin ga percaya, sudah aku mau mandi.” gerutu Ezra.
“ oke.”
Ezra pergi meninggalkan Elisa dengan berbagai perasaan, perasaan rindu seolah lama tidak bertemu dengan seseorang yang bahkan tidak ingat dirinya, bahagia karena bisa tertawa bersama lagi dan ada perasaan sesak saat membayangkan Elisa nanti akan di sunting pria yang saat ini menjadi kekasihnya.
🌸🌸🌸
hai hai hai yg baru baca jg lupa like dan coment nya ya😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Virgo Girl
Aduhhh mrk ber2 mau ditinggal 10 hari, pigimane ceritanye...
2021-02-25
0