Jam menunjukkan pukul 9 saat mereka tiba di villa yang dimaksud, selain cukup jauh jalanan yang macet membuat perjalanan mereka memakan waktu yang lumayan lama.
“ Elisa di kamar yang paling pojok.” ucap Meney.
“ iya, kamu paling telat membayar, soalnya.” timpal Novi. Yang tidak dibalas oleh Elisa, selain karena lelah, ia tahu kata- katanya takkan didengar oleh teman- temannya. Ezra hanya menatap wajah Elisa dan memilih menemaninya kekamarnya.
Tampak kamar yang tidak jauh berbeda dengan kamar yang ditempati Elisa dirumahnya, hanya sedikit lebih luas. Yang membuat Ezra sedikit berdebar adalah kasurnya double- bed, yang itu berarti Ezra dan Elisa nantinya akan berada di satu kasur.
“aku langsung tidur ya, kak.” ucap Elisa membaringkan tubuhnya setelah sebelumnya menganti bajunya dengan baju tidur dan menghapus semua riasannya.
“ kau tidak masalah, kita berada di satu kasur?” ucap Ezra heran.
“ ehem.” ucap Elisa menggeleng lemah, tampak dia mulai mengantuk dan tak butuh waktu lama untuk tertidur. Melihat Elisa yang telah tertidur Ezra memilih membaringkan tubuhnya di sisi Elisa dan membenarkan selimut yang digunakan Elisa. Setelah sebelumnya mematikan lampu kamar mereka.
Terkejutnya Ezra saat mengetahui tangan Elisa yang bergerak di bawah selimutnya. Tampak nafas Ezra yang mulai memberat dan mulai kesusahan menelan saliva- nya sendiri.
Ia memilih membaringkan tubuhnya di sisi Elisa pelan karena takut Elisa terbangun. Tampak Ezra mulai meraih muka Elisa dan menciumnya pelan. Kali ini Elisa tampak tak terganggu dengan bibir Ezra yang mulai mencium bibirnya hingga basah.
Tampaknya lelah perjalanan atau karena lelah hati membuatnya tidur nyenyak. Atau mungkin Elisa tahu tapi enggan terbangun karena menginginkan sentuhan- sentuhan yang selalu dibicarakan teman- temannya yang telah menikah.
***
Setelah merapikan baju Elisa dan selimutnya, Ezra memilih beranjak keluar kamar dan mencari udara segar karena ia belum mengantuk. Tampak suami yang sedari tadi dibanggakan datang terlambat menyusul di ruang tamu dengan istrinya yang sedari tadi mengejek Elisa.
“ sayang, ada yang tanya soal kamu, nie, mungkin dia minta dimasukkan ke perusahaan yang sama denganmu.” ledek Meney saat melihat Ezra mendekati kerumunan teman- teman Elisa yang menyambut suami Meney.
“o..,oh.” tampak Nick mencari wajah yang dimaksud dan terkejut melihat wajah Ezra.
“ selamat malam tuan Ezra, saya tak menyangka akan bertemu dengan anda di reuni teman- teman istri saya.” ucap Nick berdiri dari duduknya dan menunduk hormat.
“ si.., siapa dia sayang, kamu kenal?” ucap Meney yang terkejut suaminya menunduk hormat.
“ beliau? Beliau ini presdir sekaligus pendiri Alice company.” ucap Nick yang langsung membuat semua wajah ledek mereka menjadi wajah pias dan takut mendengar jabatan Ezra, lelaki yang sedari tadi mereka ejek ini.
“ jadi ini, lalat yang kau maksud sering menemani- ku saat pesta dan bisnis?” ucap Ezra duduk di kursi yang tadi di gunakan Nick. Melihat Ezra duduk membuat para teman- teman Elisa yang sedari tadi kumpul- berdiri dan ikut menunduk hormat karena keluarga mereka bekerja di perusahaan terbesar di Asia itu.
“ aku bahkan tak pernah memandang lalat yang kau bilang suami ini, bagaimana bisa kau menyombongkan suami- mu dengan menggunakan namaku?” ucap Ezra dingin.
“tu… tuan kalau boleh saya tahu apa kesalahan istri saya?” ucap Nick ketakutan.
“ pertama, istrimu menyombongkan lalat sepertimu berada dekat denganku.” ucap Ezra dingin menaikkan satu kakinya bertumpu dengan kaki yang lain.
“ dan yang paling tidak kusuka, lalat seperti mereka mengotori mobilku.” ucap Ezra dingin membuat orang- orang yang sedari tadi sombong bahkan tidak bisa menegakkan badannya.
“ kedua, aku tidak suka saat kalian menjelek- jelekkan kekasihku.” ucap Ezra yang membuat wajah mereka menjadi semakin Pias.
“ untuk kamar, aku masih bisa memaafkan.” ucap Ezra yang membuat teman- teman Elisa bernafas lega.
“ tapi aku peringatkan sekali lagi jika sampai Elisa tahu seperti apa pekerjaanku. Aku akan menganggap kalian- lah yang membocorkannya.”
“ aku akan mencari nama kalian satu- persatu dan membuat kalian menyesal telah hidup dan memiliki ruang nafas yang sama dengan kekasihku.” ucap Ezra yang membuat nafas lega menjadi tegang kembali. Bahkan para wanita yang sedari tadi mengejek Elisa badannya gemetar menahan takut akan dinginnya tatapan Ezra kepada mereka.
“ dan kau.” tunjuk Ezra kepada Nick.
“ ya..ya. Tuan!” ucap Nick gugup.
“ apa jabatanmu?” tanya Ezra dingin.
“ ma.., manajer di bagian pemasaran tuan.” ucap Nick dengan suara gemetaran karena takut.
‘sebenarnya apa yang sudah dilakukan Meney, sehingga Tuan Ezra tampak semarah ini?’ batin Nick menatap istrinya yang tidak berani menatap Ezra.
“ kelihatannya aku membutuhkan pengawas di kutub utara untuk mengawasi beruang kutub.” kata- kata Ezra seketika membuat Nick dan Meney berubah pucat, jika Ezra mengatakan akan memindahkannya itu berarti ia harus berada di kutub utara tanpa tahu kapan bisa pulang. Tapi Nick tak bisa membantah karena sekali keluar dari perusahaan Alice Company karena di pecat, kemungkinan mereka memulai karir baru adalah nol, seketika itu juga nama mereka bahkan keluarga mereka akan masuk dalam daftar hitam pencari kerja bahkan mereka tidak akan bisa meminjam Bank.
“ tunggu.” ucap Ezra.
“ sudah berapa tahun kau bekerja di Alice Company?” mencoba berpikir.
“ ha.. hampir 5 tahun tuan.” ucap Nick gugup.
“ baiklah, karena kau sudah bekerja cukup lama, akan aku ringankan.” ucap Ezra membuat wajah Nick sedikit lega namun masih tersisa ketegangan karena Ezra belum melanjutkan kata- katanya.
“ aku akan pindahkan kau ke Afrika. Pastikan singa- singa disana aman.” ucap Ezra beranjak kembali kekamarnya meninggalkan orang- orang yang masih menunduk bahkan pasangan Meney dan Nick masih berwajah pucat.
Sedari Ezra kembali kekamarnya terdengar hiruk pikuk Nick menyalahkan istrinya hingga membuat presdirnya marah dan ada juga yang mempertanyakan bagaimana Elisa bisa bertemu dengan Ezra, banyak orang yang berusaha dekat dengannya namun jangankan dekat, bisa menghirup udara yang sama membuat orang- orang bersyukur.
Tak heran, Alice company merupakan perusahaan terbesar di Asia yang bergerak bukan hanya di bidang Animasi dan game namun juga perabotan yang berhubungan dengan cerita yang ada hubungannya dengan animasi dan game- nya, taman hiburan, cafe dan masih banyak lagi. Meski terkenal akan kedislipinannya dalam menertibkan karyawannya, gaji yang di tawarkan tidak main- main bisa sampai 2- 3 kali gaji perusahaan lainnya, bahkan tunjangan sosial karyawan di pikirkan sedemikian rupa, membuat orang berlomba- lomba memasuki perusahaan nomor satu di Asia itu yang anak perusahaanya teah tersebar ke segala penjuru Asia bahkan mulai merambah ke dunia. Yang menarik perhatian adalah selama ini wajah Presdir sekaligus pendiri selalu dirahasiakan publik dan hanya diketahui oleh orang- orang atas saja. Bahkan orang- orang yang benar- benar dekat dengan beliau sangat sedikit karena ia tak ingin kehidupan pribadinya diketahui oleh banyak orang.
Dan wanita yang membuat Ezra memiliki ide untuk membangun semua itu adalah wanita yang sedang tertidur pulas dikasurnya itu. Benar, dari dulu, Elisa sangat suka menggambar dan hasil dari gambar Elisa yang sampai sekarang masih disimpan Ezra- lah yang menemani langkahnya membuat perusahaan yang akan diterima semua kalangan, bukan hanya anak kecil namun juga remaja dan dewasa. Menjadikan titik awal kesuksesannya.
“ kak.” ucap Elisa menggeliat.
“hem? Kenapa bangun?” tanya Ezra yang sudah membaringkan tubuhnya disisi Elisa.
“ aku mimpi.”
“ mimpi apa? Mimpi basah?” goda Ezra.
“...” tampak Elisa tak menjawabnya dengan wajah memerah, malu. Ezra terkekeh.
“ tapi aku koq merasa kaya sungguhan ya, kak? Apa lagi aku benar- benar merasa ada bibir yang menciumku.” ucap Elisa antusias.
“ mungkin kamu kangen kekasihmu.” ucap Ezra mencoba membandingkan dengan bibir kekasih Elisa.
“ tapi bibir Nath, berbeda, kak, bibir Nath lebar dan aku merasa bibir yang menciumku itu tipis dan lebih halus.” ucap Elisa tanpa malu. Ezra hanya terkekeh dan membetulkan selimutnya.
“ udah aku ngantuk, kamu juga tidur lagi, ini masih malam.”ucap Ezra membalikkan tubuhnya.
“ kak.”
“ apa lagi.” heran Ezra.
“ lapar, beli yang hangat- hangat, yuk.” ucap Elisa menampilkan wajah manja- nya.
Melihat Elisa seperti itu mau tidak mau Ezra hanya membalas dengan tawa kecil sambil menunjuk pipinya.
“ apa?” heran Elisa.
“ cium dulu.” ucap Ezra mengelus pipi Elisa. Tanpa menunggu waktu lama Elisa langsung mencium pipi Ezra. Tampak wajah terkejut Ezra, ia pikir wanita itu akan gugup dan menolak.
“ kenapa?” heran Elisa melihat reaksi Ezra.
“ aku pikir kamu akan menolak.” ucap Ezra, jika bukan karena lampu kamarnya yang redup pasti wajah Ezra tampak jelas memerah.
“ aku juga sering cium Dad dan keponakan kekasihku.” ucap Elisa tanpa beban.
“ aku ini tetap pria, El.” geram Ezra yang melihat tidak ada kewaspadaan pada Elisa.
“ ayahku dan keponakan Nath yang aku bilang juga laki- laki.” ucap Elisa tanpa merasa bersalah.
“ haish.” ucap Ezra menarik nafas malas melihat kelakuan Elisa.
“ aku siapkan mobilnya, kau siap- siap, pakai jaket, malam ini dingin.” ucap Ezra meraih kunci mobilnya.
“ siap.” ucap Elisa girang.
***
Tampak wajah bingung Elisa melihat wajah- wajah temannya yang pucat melihat Elisa dan Ezra melewati mereka, bahkan saat Elisa mengatakan akan keluar sebentar teman- teman Elisa menyapa dengan sopan.
“ kak, teman- teman kenapa?” heran Elisa.
“ entah.” ucap Ezra malas. Memilih melajukan mobilnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Dina Aisha
Hai kak, semangat ya...
Aku datang membawa 10 like untukmu,
mampir juga yuk ke karyaku yg berjudul "Before you go"
Mari kita saling mendukung kak^^
2021-02-27
1