“ ngomong- ngomong kau mau makan apa?” ucap Ezra masih sibuk mengendarai.
“ apa saja, kak.selain seafood tentunya. Aku tidak bisa makan seafood.”
“ Allergic?” tanya Ezra.
“ ehem.” ucap Elisa mengangguk.
“ sosis bakar itu enak kaya- nya.” ucap Elisa pada makanan yang di jual di pinggir jalanan. Ezra hanya tersenyum, meski selalu Ezra belikan makanan mewah, kesukaan Elisa pada makanan sederhana membuatnya tersenyum hangat, bahkan saat di restoran tadi, hanya sedikit makanan yang masuk ke perut Elisa, ia sedikit asing dengan makanan mewah, meski enak, porsinya yang sedikit membuatnya tak bisa makan dengan kenyang. Apa lagi banyak makanan yang harus dihindari Elisa.
Elisa menatap Ezra yang sedang menunggunya sementara wanita itu membeli makanan yang diminatinya. Pria itu sedang menikmati nicotine- nya untuk menutupi dinginnya udara di dataran tinggi. Dulu Elisa selalu merasa pria perokok itu selalu identik dengan orang- orang nakal, namun entah mengapa melihat Ezra yang merokok membuatnya sedikit terpesona pada pria itu. Apa lagi melihat kelakuan Ezra yang sangat berbeda saat dengan dirinya atau saat berbicara dengan orang lain membuat warna tersendiri di hati Elisa, Elisa selalu merasa jika Ezra selalu bersikap dingin saat orang lain mengajaknya bicara, namun dengan Elisa, tampak Ezra berbicara dengan lembut meski selalu menjahili Elisa.
“ ini sudah malam, udaranya dingin dan kamu masih membeli ice tea?” ucap Ezra heran Elisa juga membeli minuman itu.
“ ehem. Aku tidak bisa minuman lain selain ice. Kalau tidak nanti aku meleleh.” ucap Elisa ringan, bahkan dengan santainya menyeruput ice itu hampir tandas setengahnya. Wanita ini memang penggemar Coffee dan selalu minum- minuman dingin meski dalam keadaan cuaca ekstrem sekalipun.
“ ini sudah malam, jika kau sudah kenyang ayo pulang, apa rencana teman- temanmu, besok.” tanya Ezra mengajak Elisa masuk kembali ke mobilnya.
“ hem, sarapan di warung makan XY, ke pantai YY, habis itu kembali makan, istirahat siang, bebas, sorenya ke rumah hantu di distrik LL.” ucap Elisa melihat jadwal yang di berikan di grup chat- nya.
“ isinya hanya senang- senang?” tanya Ezra.
“ehem.” Elisa menggangguk.
“ bagaimana denganmu?”
“ apanya?”
“ kau senang?”
“ ehem, aku senang kakak menemaniku.” ucap Elisa tulus. Ia merasa reuni ini tak terlalu berat karena ada Ezra disampingnya.
“ sama- sama.” ucap Ezra mendekat ke wajah Elisa.
0o0
Keluarga Elisa sedang bersama diruang keluarga, kedua orang tuanya telah pulang dari bulan madu membawa oleh- oleh coffee seperti yang diceritakan Elisa dan Ezra serta Elisa sendiri telah pulang dari reuni- nya. Mereka kini sedang menatap hangat foto- foto kenangan lama, foto mendiang mommy kandung Elisa, saat Elisa dan Adrian kecil.
“ ini pasti kamu.” ucap Ezra yang menunjuk pada foto bayi yang kaki- nya diperban.
“ jangan lihatin ih, aku ajh yang lihat ngilu.” ucap Elisa tidak mau melihat fotonya saat bayi.
“ iya, waktu kecil, kakinya harus di pen selama kurang lebih satu tahun, hampir setiap hari Elisa kecil menangis.” kenang George.
“ dad.” ucap Elisa yang melihat ayahnya mengenang dirinya saat kecil.
“ dan ini pasti kakakmu, manisnya.” ucap Ezra mencoba mengalihkan.
“ iya sekarang gendut banget, dia sudah memiliki uang sendiri dari hasil kerjanya, setelah hidup serba kekurangan, kerjanya yang sudah sedikit lebih baik membuatnya ingin merasakan hidup mewah sedikit, termasuk mencoba makan di restoran.” cerita George. Dalam hati, Ezra sedikit heran karena perbedaan Elisa dengan saudaranya ini, bahkan meski Ezra sering membelikan makanan mewah Elisa tetap terlihat lebih suka makanan sederhana seperti jajanan yang biasa di beli anak- anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments