Dalam perjalanan Elisa merenung. Benar, saat Nathan memutuskan akan mengakhiri hubungan mereka berdua Elisa tak merasa sedih. Harus diakui ia sedikit merasa kehilangan, namun tidak terlalu besar sampai membuat air matanya tumpah. Disisi lain Elisa menatap wajah tampan Ezra yang sedang konsentrasi mengemudi dan kata- kata Nathan kembali terngingang jika hati Elisa kini beralih dari Nathan semenjak kedatangan Ezra.
Harus Elisa akui Ezra memang tampan, bahkan lebih tampan dari Nathan, namun akankah mereka bisa bersatu? Kini ia dan Ezra terhubung oleh ikatan saudara meski tidak sedarah.
“ kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Ezra yang sadar Elisa menatapnya sambil melamun.
“ kakak tampan.” ucap Elisa jujur.
“ aku memang tampan, kenapa? Kau suka?” goda Ezra.
“ haha, meski suka kita tak bisa bersatu, kak, kita- kan saudara.” ucap Elisa memilih menamati layar ponselnya.
Sementara Ezra yang terkejut dengan kata- kata yang di lontarkan Elisa secara tiba- tiba membuat Ezra salah tingkah, ingin mengerem dan memastikan kata- kata Elisa, namun ia tak ingin buru- buru mengingat Elisa yang baru saja di putus kekasihnya.
***
setelah berputar- putar mengelilingi jalanan kota dan membeli beberapa camilan, Ezra menghentikan mobilnya pada danau buatan yang sedang ramai pengunjung. Saat akan melangkahkan kakinya menuju bangku yang kosong Ezra dan Elisa melihat sosok Nathan dengan seorang perempuan yang pernah Ezra lihat di ponsel Elisa.
“ Elisa.” heran Nathan melihat Elisa disini.
“ jadi kau mengakhiri hubungan kita karena Helena?” ucap Elisa melihat Helena merangkul manja Nathan.
“ kau yang memilih untuk mengakhiri hubungan kita, El. Dia hanya berusaha membantuku, bahkan hendak mengembalikan pinjamanku padamu.” ucap Nathan membela dirinya.
Sementara Ezra hanya menamati Nathan dan wanita yang merangkul manja pria itu dari jauh.
Tampak wanita itu berambut lurus dengan tinggi badan yang lebih tinggi dari Elisa, dengan kulit putih dan memiliki paras yang cukup cantik. Melihat dadanya, Ezra yakin jika dada yang terlihat turun itu sudah sering di belai oleh banyak orang, bukan hanya satu dua pria saja, melihat perutnya yang sedikit menonjol, Ezra yakin jika wanita itu sedang hamil sekarang. Apakah Nath? Tidak! Pasti bukan dia. Mendengar jika Nathan takkan menyentuh jika belum menikah membuat Ezra yakin jika bukan Nath- lah ayah dari anak yang dikandung wanita itu, Ezra yakin Nathan sendiri tak tahu jika wanita yang bersamanya ini tengah hamil karena tak telalu terlihat.
“ oh, halo, mantan calon adik ipar.” ledek Ezra mendekati 3 orang yang sedang berselisih itu.
Tampak wajah Nathan menahan kesal mendengar ledekan Ezra kepadanya.
“ huh! Kau sendiri juga mengatakan tak ada hubungannya dengan kakak tiri- mu, tapi ini sudah melebihi dari bukti, El.” ucap Nathan ketus. Padahal sebelum memiliki masalah, Nathan adalah pribadi yang humoris, masalah merubah pribadinya sekarang.
“ aku hanya menemaninya tuan, adikku ini sekarang sedang patah hati.”ucap Ezra sambil melirik wanita yang kini sedang menatapnya meski masih belum melepaskan rangkulannya di tangan Nathan.
“ aduh, anda bilang anda ini kakak tiri Elisa. Elisa, kenapa kau tidak mengenalkanku kepada kakak tiri- mu yang tampan ini?” celoteh Helena centil. Ezra mengambil nafas kasar sambil menyunggingkan senyum mengejek.
“ dia Helena, kak. Temanku seangkatan.” ucap Elisa berusaha tidak tersulut emosi.
“ kalian baru membeli makanan belum beli minuman. Bae, belikan aku minuman dengan Elisa. Kalian juga harus mengobrol berdua- kan?”ucap Helena seolah mengusir mereka berdua, Elisa menurut, baginya saat inilah saat ia bisa menyadarkan Nathan, selama ini ia tak bisa menyuarakan suaranya karena takut didengar oleh orang rumahnya ataupun orang dirumah Nathan.
Dan sementara kedua orang itu berbicara tampak Helena tanpa tahu malu merangkul tangan Ezra.
“ kak, kenalkan aku Helena.”
“ aku tahu, bukankah adikku sudah mengenalkan namamu padaku.” ucap Ezra dingin.
“ kakak dingin banget, aku suka deh.” ucap Helena membuat Ezra mendengus kesal, atau jijik lebih tepatnya.
‘cih, ternyata seleramu itu wanita murahan.’ batin Ezra meledek Nathan.
“ haha, bukankah kau sudah memiliki Nathan?” ucap Ezra dengan tawa mengejek.
“ tidak, kak. Aku hanya berusaha membantu Nathan, aku dan Nath tidak ada hubungan apapun.” ucap Helena berusaha menempelkan tubuhnya meski terlihat Ezra tak menyukai- nya.
“ lalu panggilan ‘ Bae’?” ucap Ezra memancing.
“ itu hanya panggilan akrab, kak. Kakak mau aku panggil bae juga?” ucap Helena menempelkan dadanya yang bagi Ezra tak menarik.
“ Aku pandai di ****\, lho\, kak.” ucap Helena dengan suara yang dibuat sensual. Membuat Ezra semakin jijik\, bahkan dengan kasar Ezra melepaskan tangannya dari rangkulan Helena.
“ sayangnya aku tidak suka wanita murahan, nona. Kau ini wanita, seharusnya kau itu memperlakukan tubuhmu layaknya permata yang di jaga, bukan di pamerkan ke sembarangan pria.” ucap Ezra sinis. Meninggalkan Helena dan menghampiri Elisa. Tampak tangannya seolah habis menghempaskan kotoran di tempat Helena merangkulnya.
“ ayo pulang El, kelihatannya aku salah memilih tempat.” ucap Ezra merangkul Elisa tanpa melihat wajah kesal Nathan dan Helena.
Sebelum akhirnya sempat melirik ke wanita rubah yang wajahnya merah padam menahan malu dan kesal, selama ini, tidak ada orang yang menolaknya sedemikian rupa. Melihat kelakuannya, Ezra yakin tindak tanduk Helena takkan berhenti sampai disini saja untuk menjatuhkan dan membuat sakit hati Elisa.
----
” maaf.” ucap Ezra didalam mobil.
“ kenapa minta maaf, kak?” heran Elisa.
“ aku berniat mengajakmu jalan- jalan agar menghilangkan rasa sedihmu, aku tidak menyangka jika akan bertemu mantan kekasihmu dan wanita itu, kau pasti tambah kesal ya.” ucap Ezra menatap Elisa.
“ tidak, kak. Mungkin ini salah satu jalan terbaik. Saat Nathan mengatakan akan mengakhiri hubungan aku memang sedikit merasa kehilangan namun aku tidak bersedih, kak. Mungkin benar yang dikatakan Nathan.”
“ apa?”
“ semenjak kedatangan kakak, aku sedikit demi sedikit mulai mengalihkan Nath dari hatiku. Kakak mungkin benar, aku terlalu polos. Yang kuinginkan adalah Nathan berubah dan kenyataannya Nathan bukannya berubah semakin menyalahkanku, kurasa jika aku bukanlah wanita yang bisa mengubahnya, kak. Dan itu berarti dia bukan jodohku.” ucap Elisa.
“ apa yang kau katakan tadi benar?” ucap Ezra memastikan.
“ apanya?” heran Elisa.
“ yang kau bilang kau menyukai- ku?” ucap Ezra mulai tidak sabar.
“ tentu saja.” ucap Elisa yang membuat Ezra senang.
“ kau kakak terbaik yang aku punya.” namun seketika kata- kata Elisa meruntuhkan hati Ezra.
Mendengarnya Ezra mengambil nafas kasar dan kembali melajukan mobilnya. Melihat Ezra kesal Elisa hanya tersenyum. Saat Nathan kesal biasanya pria itu selalu mementingkan egonya dan kadang tidak memikirkan perasaan Elisa, namun saat Ezra kesal, pria itu masih tetap memikirkan perasaan Elisa dan tetap berbicara lembut padanya, membuat warna tersendiri di hati Elisa. Mungkin jika tak ada pembatas yang dinamakan ikatan saudara, Elisa akan dengan berani mengatakan menyukai Ezra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments