Semuanya Berubah

Hyeri telah masuk ke kamarnya dan bersiap untuk tidur. Begitu juga dengan Yeol di seberang sana. Ia masih saja tersenyum saat masuk ke rumahnya. Beberapa pembantunya telah di pekerjakan kembali olehnya. Tak biasanya pemuda ini menyapa ramah para pembantunya dengan sebuah senyuman. Senyuman majikannya sangat lah manis bahkan bisa membuat para pembantu perempuannya meleleh karenanya. Mereka semua tak menyangka majikannya telah berubah dan sangat berbeda dengan dahulu.

"I-itu majikan kita? Tidak habis kebentur kan?" tanya salah satu pembantu muda yang terheran-heran.

"Emang kamu lihat ada benjol di kepalanya?" Balik tanya pembantu yang lebih senior darinya.

Dua pembantu yang lumayan muda menggeleng bersamaan.

"Baguslah majikan kita telah berubah, kita bisa tenang bekerja di sini lagi," ucapnya merasa lega.

Dua pembantu itu sekarang berganti mengangguk secara bersamaan.

"Tuan muda terlihat sangat tampan jika tersenyum begitu." Mereka bertiga mengangguk bersamaan kali ini.

Yeol telah selesai bersih-bersih dan berganti pakaian dengan baju tidur miliknya. Dengan bangga ia menggantung baju dan celana pemberian gadis ayam di lemari bajunya. Setelah itu pemuda ini berjalan menuju kasurnya. Sebuah pesan ia kirimkan pada seseorang sebelum dirinya pergi tertidur.

Hyeri baru saja akan memejamkan matanya, namun seketika ponselnya bergetar di meja samping tempat tidurnya. Ia pun bangkit kembali dan mengambil ponselnya untuk melihat pesan yang terkirim di sana. Karena mata Hyeri kadang sedikit tak jelas saat melihat pesan di ponselnya, gadis ini mengambil kacamatanya di laci sambil menyalakan lampu tidurnya.

Ia cukup terkejut mengetahui isi pesan tersebut yang mengatakan jika Mr Kim si penguasa sekolah akan membebaskan hukumannya dan berpikir untuk mewujudkan keinginannya yakni sekolah bebas dari aksi bullying.

"Hah? Benarkah? Hyeri terkejut tak percaya. Lebih baik aku tanya ke Yeol besok," putusnya sambil melepas kacamatanya dan kembali tidur.

...____________🐓❤️🐓____________...

Pagi yang tampak berbeda di sekolah. Semuanya tampak normal, lingkungan sekitar bersih dari pemandangan yang tak mengenakan. Semua murid dari kalangan biasa merasa dirinya bisa menghirup udara segar kembali. Hyeri yang baru saja datang, berjalan dengan penuh tanya. Apa keinginannya benar-benar terwujud sekarang? Sampai ia tiba di kelasnya barulah seseorang memberi tahu dengan yang sebenarnya terjadi.

"Hyeri, apa benar kita semua bebas dari pembullyan di sekolah ini?" tanya beberapa siswa memastikan.

"Hah? Aku juga tak tahu," jawabnya yang menggeleng.

"Hyeri, kamu tahu 5 penguasa dan beberapa murid elite sedang berunding di aula sekolah sekarang. Katanya Mr Kim yang menyuruhnya," tutur Jian padanya.

"Jadi..., pesan itu.... tak salah," ucapnya lirih.

Di Aula sekolah 5 penguasa tengah berkumpul bersama murid-murid elite lainnya. Setelah Yeol mengumumkan atas pengumumannya, Jung Somi, Han Yeon dan murid elite yang di sana mendadak protes tak terima jika murid elite seperti mereka harus berbaur dengan murid dari kalangan biasa yang tak sederajat.

"Yah Kim Yeol, maksudmu kita harus berbaur bersama orang-orang miskin itu hah?" tanya Han Yeon tak setuju.

"Ya dan kau harus menurutinya, tak ada lagi perundungan. Aku sudah bosan dengan itu," jawab Mr Kim memutuskan.

"Apa yang sudah berikan gadis itu padamu hah, Yeol?" Somi beranjak bertanya.

"Aku tak setuju, sekolah ini akan sangat membosankan jika tak ada permainan," tutur Suyun yang kesal.

"Ayo keluar, tak ku sangka Mr Kim yang berkuasa telah berubah," ajak Han Yeon ke semuanya.

"Satu lagi pengumuman dariku jika kalian tak menuruti permintaan ku, grup 5 penguasa akan aku bubarkan," ucap Mr Kim lagi membuat Han Yeon serta lainnya berhenti dan berbalik.

"Apa??" Mereka kompak terkejut termasuk 4 penguasa lainnya.

Semuanya terkejut tak percaya bahkan Jung-il dan Gong Chil. Keduanya tak tahu jika grup yang mereka bangun akan dibubarkan begitu saja jika ada yang melanggar perintah Mr Kim.

"Kau serius?" bisik Gong Chil padanya.

Yeol mengangguk-angguk tanda itu semua benar.

"Yang benar saja, dia gila! aku bahkan belum masuk dan kau berencana membubarkannya?" teriak Han Yeon sambil menunjuk ke arahnya kesal.

"Pertemuan berakhir, silakan bubar! suruh Mr Kim pada mereka.

Mereka semua keluar dengan perasaan kesal dan hanya menyisakan 5 penguasa yang belum terima dengan rencana pembubaran grup.

"Yeol, itu tandanya kita tak boleh mengganggu siswa biasa?" tanya Jung-il memastikan.

"Ya, kau tahu ujian sudah dekat, anggap saja aku memberikan liburan gratis pada mereka," jawabnya santai.

"Ah begitu kau benar juga, aku harus pertahankan nilaiku," ucap Jung-il yang manggut-manggut setuju.

"Hoo murid genius mulai serius belajar sekarang," senggol Gong Chil menggodanya.

"Satu lagi jika di antara kalian ketahuan melanggar aturan aku tak segan-segan mengeluarkannya. Aku pergi!" Peringat Mr Kim sungguh-sungguh.

Yeol berjalan keluar melewati Jung Somi yang tampak masih tak suka dengan keputusan orang yang di sukainya itu. Ia mengepalkan kedua tangannya penuh emosi sambil melihat punggung Yeol. Tak lama Jung-il dan Gong Chil menyusulnya dengan berlari untuk mengejar bosnya.

Semua aktivitas di sekolah hari ini amatlah damai. Para guru yang mendengar kabar itu turut senang dan bahkan memuji Shim Hyeri, satu murid yang dapat merubah pemikiran bos sekolah. Para murid elite yang kesal harus menahan emosinya saat beberapa murid dari kalangan biasa tak sengaja masalah dengannya.

Han Yeon dan beberapa temannya masuk dengan cara tak santai ke kelasnya membuat seluruh murid yang di sana terkejut. Dua murid tiba-tiba tak sengaja menghalangi jalannya dan ia hanya bisa berkata “Minggir!” sambil menahan emosinya. Satu kalimat itu berhasil membuat dua murid yang menghalanginya segara membuka jalan untuknya.

Hyeri masih tak percaya Han Yeon benar-benar tak menghukumnya dan mengabaikannya begitu saja. Ia menjadi yakin jika perkataan Yeol memang benar adanya.

Tak lama kemudian, gadis yang masih kesal juga masuk ke dalam kelasnya. Di dalam ternyata sudah ada guru yang sedang mengajar. Jung Somi dan teman-temannya hanya menunduk lalu duduk di tempatnya masing-masing. Guru bahasa Inggris yang bernama Miss Yena mulai melakukan pelajarannya kembali. Dengan malas, Jung Somi mengikuti kelas yang sangat membosankan itu.

Malam harinya setelah sepulang sekolah. Jung Somi dan beberapa temannya memasuki toserba dekat sekolah dengan sangat kasar hingga membuat penjaga toko di sana terkejut. Mereka menelusuri ke dalam toko mencari berang yang di inginkannya. Setelah ketemu, mereka pergi ke kasir untuk membayarnya. Penjaga toko terkejut lantaran mereka membeli beberapa minuman beralkohol dan camilan juga.

"Yah cepatlah, kau lambat!" bentak Somi ke kasir laki-laki yang lebih tua darinya.

"Kalian masih sekolah dilarang membeli ini," larang si kasir sambil menyingkirkan beberapa minuman mereka.

"Yah emang kau siapa bisa melarang ku, cepat selesaikan pembayaran dan kami akan pergi!" Marah Somi yang menatap tajam ke arahnya.

"Ba-baiklah!" Sang kasir hanya bisa menurut karena takut.

"Ah iya aku pinjam tempat mu di depan saja," putus Somi sambil membayar tagihannya.

"Terserah lah, anak-anak jaman sekarang benar-benar...." Pegawai toko menggeleng-geleng melihat kelakuan para siswi itu. Tak ada sopan santunnya dengan orang yang lebih tua itulah mereka.

Mereka berempat duduk dan langsung menenggak minuman yang baru saja di belinya. Jung Somi merasa sangat stres sekarang lantaran Yeol lebih memilih membela gadis biasa itu dari pada dirinya. Ia masih mengingat pertemuan terakhirnya dengan Yeol di aula sekolah tadi sore.

"Yeol, kau lakukan itu karena dia?" tanya Somi yang tak percaya.

"Ya apa ada masalah?" Yeol hanya menjawab santai lawan bicaranya.

"Hah? Kau bertanya ada masalah? Jelas ada, kau itu tunanganku dan kau lebih memilihnya. Apa kau menyukainya?" jelas Somi yang marah.

"Sudahkah ku bilang soal itu dan ku perjelas lagi aku tak pernah menyetujui pertunangan ini!" Tegas Yeol yang mulai malas menghadapinya.

"Shim Hyeri sialan!" umpat Somi yang kesal sambil menenggak minuman keras miliknya. Ia benar-benar kesal sekarang jika mengingat perkataan Yeol tadi padanya.

"Ooo.... Jung Somi, Moon Suyun, Park Jimin, Lee Nayeon, apa yang kalian lakukan di sini?" Seorang guru yang sedang lewat terkejut mendapati beberapa muridnya yang sedang minum-minum. Dengan cepat guru tersebut berjalan menghampiri.

"Bu Yena!" Mata Suyun melebar ketika tahu ada guru yang datang.

"Yah yah Somi berhentilah!" suruh ketiga temannya sambil menyingkirkan minuman yang hendak di tenggak lagi olehnya. Mereka bertiga juga menyingkirkan sisa-sisa botol di meja agar tak ketahuan.

"Haish minggir!" tepis Somi yang tak mau dihentikan dengan kasar.

"Ada Miss Yena datang," ucap lirih Suyun memberitahu. Guru bahasa Inggris itu ternyata sudah berada tepat di depan meja mereka.

"Oh ibu." Somi mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang sambil cengar-cengir tak jelas.

"Jung Somi berhenti sekarang, kalian minum di area sekolah padahal kalian pelajar!" suruh guru yang menegur mereka.

"Yah Bu, ini bukan disekolah jadi pergilah dan urus urusanmu!" Somi malah mengusir guru tersebut dengan kasar.

"Kau tak sopan sekali pada gurumu," ucap Bu Yena yang mulai kesal dengan tingkah para muridnya itu.

"Haish diamlah, kau sangat berisik!" Somi dengan sempoyongan berdiri lalu mulai menyiram guru tersebut dengan sebotol anggur miliknya dengan kasar.

"Yah Bu, ku dengar anak ibu sedang di rawat di rumah sakit keluarga ku. Dari pada mengurusku lebih baik urus anak mu yang sedang sekarat itu. Mengerti!" Peringat gadis itu pada guru bahasa Inggris yang mulai meneteskan air matanya. Somi dan beberapa temannya mulai berjalan pergi setelah menyelesaikan urusan yang tak begitu penting itu.

Hyeri yang sedang mengantarkan pesanan ayam nya tak sengaja melihat perkelahian antara guru dan muridnya. Lebih terkejutnya, Somi dengan tega menyiram gurunya sendiri dengan minumannya. Dengan cepat Hyeri turun untuk membantu

"Yah apa yang kau lakukan, Jung Somi!" teriak Hyeri padanya.

Somi yang sudah berjalan pergi menengok dengan senyum iblis nya. "Heh, Shim Hyeri!"

"Yah Jung Somi, kau keterlaluan! Kau merundung gurumu sendiri sampai begini hah?" Teriak Hyeri yang marah pada mereka.

"Masalah untukmu?" tanya Somi dengan santainya.

"Ku pikir Yeol sudah memberitahu mu untuk tidak melakukan hal seperti ini lagi tapi kenapa?" Hyeri tak percaya pada gadis itu yang ternyata masih melakukan perundungan bahkan ke gurunya sendiri.

"Itu di sekolah. Jika di luar itu akan sama. Dasar gadis tak tahu diri. Kau pikir dirimu siapa hah? Lihat tempatmu kau tak cocok dengan Yeol!" teriak Somi dengan kasar.

"Jung Somi, aku dengannya tak ada apa-apa percayalah," jelas Hyeri padanya.

"Heh." Jung Somi mendesis tak percaya.

"Kau tak akan tahu Shim Hyeri!" teriak Somi padanya sambil berbalik.

Jung Somi dan teman-temannya pergi meninggalkan mereka berdua. Hyeri dengan segera melihat keadaan gurunya. Terlihat Bu Yena tertunduk di sana sambil menangis.

"Bu, ibu baik-baik saja?" tanya Hyeri padanya sambil memberikan sapu tangan untuk membersihkan dirinya.

Guru bahasa yang masih terdiam sedari tadi langsung tersadar dan menerima sapu tangannya. "Oh Hyeri, ibu baik-baik saja. Terima kasih." Guru bahasa inggris itu juga pergi sambil mengelap mukanya setelah mengatakan terima kasih padanya. Hyeri hanya bisa menggeleng mengingat kelakuan para orang kaya tadi.

"Haish dasar gadis gila!" Desahnya lirih sambil berjalan kembali ke motornya.

...............................🐔❤️🐔.................................

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

somiii😡😡😡😡

2024-05-19

1

Ney Maniez

Ney Maniez

somi harus di Tatar,,, sama master bully 🙄🙄

2024-04-16

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

hebat 👏👏👏

2024-04-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!