Pagi yang cerah menyambut para siswa-siswi Serim yang berlarian masuk. Tampak beberapa murid biasa yang selalu merasa takut jika masuk ke dalam. Mereka merasakan pintu neraka telah menantinya di depan. Tak henti-hentinya murid biasa dirundung, di tindas dan di hina habis-habisan oleh kaum elite seperti mereka.
TIN!!!
Suara klakson mobil menghentikan langkah para siswa-siswi yang berjalan masuk. Mereka yang takut langsung menunduk mempersilahkan mobil mewah itu untuk masuk ke dalam.
Seluruh siswa elit telah menanti kedatangan ketua mereka. Terlihat beberapa siswa biasa juga tengah di bully dan di marahi oleh para kaum elite. Semua aktivitas mereka terhenti di saat pemilik mobil mewah tersebut keluar. Mereka langsung penasaran dengan seseorang murid yang datang bersamanya.
Hyeri masih di dalam enggan untuk keluar. Seketika kaca pintu di ketok oleh Yeol sambil menyuruhnya untuk turun. Dengan mengatur nafasnya sebentar, gadis itu turun dari sana. Para siswa yang sedang penasaran langsung ricuh ketika tahu gadis yang bersamanya adalah siswa dari kalangan biasa. Awalnya semua mengira jika yang datang bersama bos penguasa itu adalah Jung Somi, tunangannya tapi nyatanya bukan.
"Dia kan gadis biasa, kenapa bisa bersama Mr Kim?" bisik-bisik para murid elite di sekitar.
"Ku pikir tadi ratu kita, Jung Somi," sambung yang lainnya dengan kecewa.
Gadis sombong nan angkuh yang sedang di bicarakan ternyata ikut menonton dari kejauhan. Sorot matanya menandakan jika dirinya tengah marah saat ini.
"Kurang ngajar gadis biasa itu," kesalnya lalu pergi yang di ikuti para anak buahnya.
Hyeri yang merasa malu karena menjadi pusat perhatian oleh seluruh penghuni kelas. Langsung berjalan pergi meninggalkan Yeol tanpa izin. Melihat itu, Yeol langsung menarik kerah baju Hyeri hingga dirinya mundur ke belakang kembali.
"Hei gadis ayam, mau pergi kemana kamu?" tanya Yeol dengan keras.
"Aku sebaiknya duluan saja," jawab Hyeri meminta izin dengan senyuman malasnya.
"Kamu harus pergi bersamaku. Tapi sebelum itu aku minta nomer mu dulu," ujarnya.
"Untuk apa?" Hyeri ingin menolaknya.
"Sudah jangan membantah cepat berikan saja!" suruhnya.
Hyeri yang menahan rasa kesalnya, menurut mengambil ponselnya dan memberikan nomernya pada Yeol. Setelah selesai, mereka berdua berjalan dengan keadaan dimana Hyeri masih di pegang kerahnya layaknya anak kucing.
"Bisa lepaskan aku tidak? Aku bisa jalan sendiri!" Tatapnya menoleh ke belakang sambil berusaha melepas cengkeraman Yeol.
"Diam lah! Lihat semuanya jadi melihatku berpikiran aku menyiksamu," suruhnya sambil berbisik.
Hyeri melihat ke sekeliling sebentar. "Haish, bukankah memang tukang siksa ya. Dasar pencitraan," gumamnya pelan sambil menatap pria yang membawanya.
Semua murid masih terus memandangi mereka yang berjalan melewati. Akhirnya kedua siswa itu tiba di kelas 1-B dan secepatnya gadis itu melepas paksa cengkeramannya.
"Lepaskan!" suruh paksa Hyeri dengan kuat.
"Ok aku lepaskan, sekarang masuklah dan tunggu telepon dariku. Bye," suruh Yeol yang berjalan mundur untuk pergi sambil memberikan gerakan menelpon menggunakan jarinya lalu melambaikan tangan dengan kedipan satu matanya.
Setelah mengantar Hyeri, pria tampan ini pergi melanjutkan urusannya. Hyeri masuk ke dalam dan semua yang ada dikelas langsung melihatinya. Mereka semua terkejut melihat Hyeri di antar oleh bos penguasa. Jian yang berada ditempatnya juga tak kalah terkejutnya ia bahkan langsung menanyainya saat Hyeri tiba di tempat duduknya.
"Hyeri, apa yang terjadi? Mungkinkah...?" Jian langsung menebak.
Gadis itu mengangguk loyo lalu duduk di bangkunya.
Jung Somi mendadak beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri gadis yang masih berbicara pada temannya itu
"Heh Shim Hyeri! Kenapa kamu bisa bersamanya?" tanyanya tak santai.
"Maaf Somi, itu tak seperti yang kamu kira. Yeol hanya menjadikanku budaknya saja," jawab Hyeri menjelaskan agar tak membuatnya salah paham.
"Ah begitu ya, itu tandanya aku juga bisa memerintah mu?" tanyanya dengan gaya yang angkuh.
"Untuk itu kamu tanyakan saja sendiri padanya. Bisakah kamu kembali? Pelajaran akan segera di mulai!" jawab Hyeri sambil mengusirnya pelan.
"Aku belum selesai!" teriaknya yang kesal.
"Selamat pagi anak-anak!" Guru akhirnya masuk dan langsung menyuruh gadis angkuh itu untuk duduk di tempatnya.
"Somi duduklah di tempatmu!"
Jung Somi menatap gurunya kesal lalu beralih ke Hyeri. Dengan kesal ia kembali duduk di bangkunya.
Di basecamp gedung belakang, dua siswa yang tak tenang sedang menunggu bosnya datang. Tak lama yang tunggu akhirnya tiba. Yeol yang datang di kejutkan dengan tatapan tajam dua temannya itu.
"Ada apa dengan kalian?" tanya Yeol Yann tak terima dengan tatapan tajam kedua temannya itu.
"Yang harusnya bertanya itu kita, ada apa denganmu?" jawab Gong Chil berbalik tanya.
"Aku? Aku baik-baik saja bahkan sangatlah baik-baik," ucap Yeol sambil berjalan menghampiri.
"Bukan itu, ada apa kamu dengan gadis biasa itu?" tanyanya lagi setelah Yeol duduk di sofa.
"Kenapa kalian bisa bersama?" sambung Jung-il yang ikut bertanya.
"Oh itu, tak ada. Dia sekarang sudah jadi pesuruhku.... cuma saja dia terlambat datang ke rumahku tadi," jelas Yeol pada mereka.
"Tak ada yang lain?" Gong Chil memastikan.
"Tak ada, hanya itu," jawab Yeol santai.
"Oke baguslah, itu tandanya kita bisa menyuruh-nyuruh gadis itu sesuka kami?" Gong Chil bertanya lagi.
"Tentu saja. Bentar akan ku panggil dia," jawabnya lalu membuka ponselnya untuk memanggil pesuruh barunya.
Hyeri masih fokus pada pelajarannya. Tiba-tiba saja ponselnya bergetar, membuat gadis satu ini langsung mengeceknya.
Melihat tak ada nama penelpon di sana, ia memilih mematikan panggilannya dan fokus kembali.
"Ada apa?" bisik Jian padanya.
"Tidak ada Jian. Fokuslah!" jawabnya sambil tersenyum.
Jian mengangguk dan ikut menfokuskan matanya pada pelajaran sejarah yang telah di terangkan oleh guru di depan.
"Berani-beraninya gadis ayam menolak panggilanku!" marah Yeol sambil menunjuk ponselnya.
"Ada apa Yeol? Dia tak datang kah?" tanya Gong Chil ingin tahu.
"Tunggu di sini aku akan menghampirinya," putus Yeol sambil beranjak pergi.
"Yeol, pelajaran akan di mulai!" teriak Jung-il mengingatkannya.
"Gong Chil, ayo ke kelas!" ajaknya beralih ke si ikal.
"Aku mau menunggunya," tolak Gong Chil yang duduk kembali.
"Sudah ayo! Aku tak ingin jadi bodoh karena mu," tarik Jung-il padanya yang langsung merangkulnya. Dengan kesal Gong Chil menyingkirkan tangannya.
"Apa maksudmu, aku bodoh?" Marah Gong Chil karena merasa tersinggung dan berjalan mendahului.
"Bukan itu, ah sudahlah ayo! Aku akan mentraktir mu nanti jika kamu ikut," jawab Jung-il sambil membujuknya dan merangkulnya kembali.
"Itu aku tak menolaknya. Ayo!" ucap Gong Chil senang.
"Kemana?" tanya Jung-il seketika berhenti sambil melepas rangkulannya.
"Ke kantin lah," jawab Gong Chil dengan semangat berjalan ke arah kantin.
"Ke kelas!" Jung-il menarik temannya itu yang ingin berbelok ke arah kantin. Gong Chil hanya cemberut sambil menatap kesal teman kacamatanya.
BRAKK!
Pelajaran di kelas 1-B masih berlangsung, saat guru menerangkan tiba-tiba pintu yang semulanya di tutup, di buka dengan keras oleh seseorang. Yeol yang datang langsung menghampiri Hyeri yang terkejut.
"Yah! Kenapa kamu tak jawab telepon dariku?" tanyanya yang kesal.
"Hah, itu nomer mu?" Hyeri sedikit terkejut.
"Yeol, kembali ke kelasmu!" perintah guru padanya.
"Diam dulu Bu guru jangan ikut campur," suruhnya sambil memohon.
"Baiklah aku akan menjawabnya nanti tapi aku mohon pergilah!" pinta Hyeri pelan padanya.
"Ok ok tapi pastikan kamu menjawabnya nanti," ucap Yeol menurut.
Yeol akhirnya pergi dari kelas itu. Pelajaran pun dilanjutkan kembali. Semua siswa kembali fokus belajar sampai bel istirahat berbunyi.
...____________🐔❤️🐔____________...
Istirahat tengah berlangsung, telepon Hyeri berbunyi kembali. Dengan malas gadis satu ini mengangkatnya. Tak lama kemudian, Hyeri bangkit lalu berlari keluar ke arah kantin. Ternyata Yeol memintanya untuk membelikan 3 buah pangsit di kantin dan dalam waktu 5 menit, pesanannya harus segera sampai di tempat kumpul mereka.
Dengan tergesa-gesa ia menuju ke kantin. Ternyata sampainya di sana kedai yang menjual pangsit ramai oleh siswa yang mengantri membelinya.
"Permisi permisi," pinta Hyeri sambil berusaha menerobos antrian.
"Hei ngantri dong!" Dorong salah satu siswa gendut dengan tatapan membunuhnya.
"Maaf tapi bisakah aku duluan, aku sedang buru-buru," pinta Hyeri padanya.
"Tak bisa," tolaknya ketus lalu kembali mengantri.
"Bu, pangsit 3!" teriak Hyeri tak ada pilihan. Pemilik kedai yang mendengarnya langsung memberikan 3 pangsit padanya. Gadis itu sangat berterima kasih pada penjual tersebut. Ia kemudian berlari kembali menuju gedung belakang sekolah. Para siswa yang antri hanya menatap kepergiannya dengan bingung dan mulai mengantri kembali. Sangat disayangkan pangsit yang mereka nanti-nantikan ternyata telah habis. Semua siswa yang mengantri tampak kecewa dan memilih bubar.
Hyeri akhirnya sampai dan langsung memberikan 3 buah pangsit pada mereka bertiga. Saat hendak pergi, gadis itu di panggil lagi. Dengan malas, ia menoleh.
"Minumnya mana?" tanya Jung-il karena tak menemukan satu minuman pun di sana.
"Kenapa tak bilang sekalian tadi?" protes Hyeri dengan kesal.
"Hei bodoh, harusnya kamu tahu dong jika kita minta makan berarti minta minum juga. Mengerti!" teriak Gong Chil padanya.
"Sudah sudah kalian tinggal suruh dia kembali kan beres," ujar Yeol membuat Hyeri tambah kesal tak percaya.
"Aku mau jus jeruk, es kopi gulanya sedikit, dan aku cola saja," ucap mereka bertiga bergantian. Hyeri mengangguk-angguk malas kemudian berlari kembali.
"Sungguh merepotkan!" gerutunya kesal sambil terus berlari. Keringat dari gadis ini terus mengalir, kakinya tak mampu berjalan lagi karena sudah lelah. Hyeri berhasil membelikan minuman untuk mereka dan meletakkannya di meja. Dengan lemas ia kembali ke kelasnya.
Wajah gadis itu sudah tampak lelah. Ia mengambil air minum miliknya dan menenggaknya
"Ini untukmu, kamu belum makan sepertinya," ucap Jian sambil memberikan sebungkus roti padanya.
"Ah terima kasih Jian yang baik, aku sangat tertolong sekarang." Dengan senang hati Hyeri menerimanya.
Temannya tersenyum senang. Hyeri pun mulai mengambil roti pemberiannya dan membukanya. Belum sampai ke mulut, ponselnya kembali bergetar lagi.
"Maaf Jian aku pergi dulu," pamitnya sambil meletakkan rotinya di meja.
Temannya terkejut karena Hyeri pergi tiba-tiba. "Eh Hyeri roti mu!"
Gadis yang sudah lelah itu kembali berlari meninggalkan roti miliknya di meja. Jian merasa kasian pada temannya itu karena memutuskan untuk menjadi pesuruh bos sekolah.
Beberapa jam kemudian, Hyeri kembali ke kelasnya. Dengan lemas sambil memegangi perutnya ia berjalan menuju tempat duduknya. Jian yang merasa khawatir langsung menanyakan keadaannya.
"Hyeri apa kamu baik-baik saja?" tanya Jian yang sudah khawatir padanya sedari tadi.
"Em iya Jian, aku tak apa," jawabnya lemas sambil menggeleng.
"Tidak, sepertinya kamu kurang sehat Hyeri. Aku ambilkan obat dulu ya. Bertahanlah!" Ujar Jian yang langsung berlari keluar.
"Te-terima kasih Jian," ucap Hyeri yang semakin lemas.
Bergegas segera gadis chubby ini keluar untuk menuju ke UKS. Mendadak di tengah jalan ia tak sengaja menabrak Jung-il saat sedang berjalan bersama Gong Chil. Gong Chil si pemarah langsung menegur siswa yang menabrak temannya itu
"Hei, jalan liat yang benar!" teriaknya.
"Maaf aku buru-buru," jawab Jian yang langsung menunduk.
Gong Chil hendak memberinya pelajaran tapi di cegah oleh Jung-il. Ia membiarkan Jian yang menabraknya untuk segera pergi.
"Pergilah!" suruh pelan Jung-il pada gadis tersebut.
"Te-terima kasih." Jian kembali pergi dengan berlari kembali.
Melihat itu Gong Chil langsung protes padanya. "Kenapa di lepaskan?"
"Sudahlah, aku juga baik-baik saja. Kita ke kelas saja," jawabnya.
Di kelas 1-B menjadi heboh lantaran ada siswa yang pingsan di sana. Mereka bukannya membantu malah memotretnya untuk di jadikan berita sekolah.
.................................🐔❤️🐔.................................
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ney🐌🍒⃞⃟🦅
kasian hyeri 🤦🏻♀️🥺🥺
2024-05-01
1
Ney🐌🍒⃞⃟🦅
hemmm ... penguasa
2024-04-30
1
Ney Maniez
keterlaluan 😡😡
2024-04-14
1