Hari Penuh Tawa

Di dalam restoran, Shim Yong Dae masih sibuk mengepel lantai restorannya. Gong Chil dan Jung-il yang sudah melangkah masuk langsung bertanya tentang kupon gratis dengan berteriak membuat pria tua itu menghentikan pekerjaannya.

"Hello, apa di sini benar ada makan ayam gratis jika punya kupon?"

Shim Yong Dae datang sambil memanggul alat pel-nya di pundak. "Hei kalian berdua, apa maksudnya makan gratis? Tak ada makan gratis di sini!" ucapnya tegas sambil melotot pada mereka.

"Ah bapak jangan bohong, dua kupon ini buktinya." Gong Chil tetap ngeyel sambil menunjukkan dua kupon ditangannya kembali.

"Hei bocah, jika ayamku selalu gratis bisa rugi nanti ya. Kalian ini penampilan kaya tapi sukanya gratisan, sungguh memalukan," ucap Shim Yong Dae dengan sindiran.

Jung-il segera berbisik pada Gong Chil. "Benarkan seperti yang ku bilang."

"Ih si Bapak pelit," balas si rambut ikal mengatai.

"Apa kau bilang? Pergi kalian dari sini, ayam gratis sudah tak ada!" Shim Yong Dae menjadi marah lantaran di bilang pelit oleh dua bocah berandal itu.

"Hey.... Bapak jangan menipu dong," tuduh Gong Chil padanya sambil bercanda.

Jung-il kembali memberitahukannya. "Sudah hentikan, sepertinya pemilik itu marah."

"Diamlah Hyung (kakak)!" suruh Gong Chil padanya. Kadang-kadang remaja berambut ikal ini memanggil si kacamata dengan sebutan kakak. Karena mereka selalu bersama dan saling menjaga dari dulu.

Melihat dua anak remaja itu tak pergi juga, Shim Yong Dae yang marah pergi untuk mengambil ember yang berisi air kotor bekas pel-pelannya itu. Pria tua ini berniat menyiramnya saja agar pelanggan tak tahu diri itu segera pergi.

Gong Chil terkejut ketika melihat pemilik restoran sudah melakukan ancang-ancang untuk menyiramnya. Dengan segera Jung-il menariknya untuk mundur. Mereka berdua berjalan mundur hingga sampai di luar.

"Pergi kalian! Jika ingin makan di sini bayarlah!" usirnya tegas.

"Pak pemilik, tenanglah aku hanya ingin mencoba sedikit ayam mu itu," ucap Gong Chil mencoba membujuknya.

"Tak ada!" balas Shim Yong yang sudah siap menyiram mereka berdua.

Mata Jung-il melotot dan langsung menarik temannya untuk menghindar. "Gawat, Gong Chil menunduk!"

Yeol dan Hyeri mulai berjalan dan telah sampai di depan restoran. Mendadak gadis yang bersama tuannya itu menunduk untuk membenarkan sepatunya. Gadis ini merasa sepatunya kurang pas di pakai sekarang. Yeol yang masih berjalan tanpa melihat ke depan, harus dikejutkan dengan sebuah serangan dadakan yang akhirnya menimpa dirinya.

BYUR!!!

Mereka yang ada di sana berdiam cukup lama setelah tahu seseorang telah terkena air kotor milik Shim Yong Dae, si pemilik restoran ayam. Hyeri bahkan sampai menutup mulutnya karena terkejut.

Sementara di tempat berbeda, Somi yang masih kesal harus di buat kesal lagi lantaran salah satu pembantunya menceramahinya.

"Hei kamu ini cuma pembantu di sini jadi jangan keterlaluan!" bentak gadis pemarah itu sambil menarik rambut pembantunya itu.

"Am-ampun Nona, aku minta maaf," mohon si pembantu dengan ketakutan.

"Baik aku maafkan, tapi jika melawan lagi akan ku buat kamu tak punya pekerjaan seumur hidupmu," ancam Somi dengan kasar.

"Ba-baik Nona," jawabnya mengangguk.

"Pergi dari sini dan jangan ganggu aku!" Usir Somi kasar setelah melepaskan pembantunya.

"Terima kasih Nona." Dengan cepat pembantu yang terlihat masih muda itu pergi berlari karena ketakutan.

...____________🐔❤️🐔____________...

Mereka berempat sudah duduk di dalam restoran. Yeol masih terlihat marah sambil menatap tajam ke arah dua temannya itu. Remaja malang ini juga tengah menahan dingin dan rasa gatalnya. Sedangkan Hyeri sedang berusaha membujuk sang ayah di dapur. Shim Yong Dae masih kesal soal ayam gratis itu. Ia juga sedikit merasa bersalah karena telah salah sasaran tadi.

"Yah, apa yang ayah lakukan tadi?" tanya pelan Hyeri padanya.

"Itu semua gara-gara kamu Hyeri, ayah sangat kesal dua bocah itu minta makan gratis di sini karena kuponmu itu," jawab sang ayah yang masih marah.

"Ah maaf ayah itu pasti terjatuh tadi. Sudahlah ayah kita juga salah, lihat orang kaya itu ia terlihat sangat marah. Terlebih lagi dia juga sangat kedinginan sekarang." Shim Yong Dae menengok sebentar ke tempat 3 penguasa yang duduk di meja pelanggan.

"Ayah siapkan saja ayam untuk permohonan maaf ayah bagaimana pun orang kaya itu sudah sangat baik padaku hari ini," bujuk Hyeri lagi sambil memegang lengan ayahnya.

"Jangan bilang kamu telah di sogok untuk berpihak padanya ya," selidik sang ayah menunjuk putrinya.

"Bukan itu ayah, aku merasa tak enak juga. dia sudah membelikan baju mahal ini padaku dan ia juga telah menolongku tadi di sekolah," tukas Hyeri menjelaskan.

"Anak kaya itu membantumu?" tanya ayahnya tak percaya.

Hyeri mengangguk.

"Jika begitu kamu suruh anak yang basah itu untuk berganti pakaian, kamu ambilkan baju dan celana untuknya," ujarnya.

"Siap Yah, terima kasih," ucap Hyeri dengan senyuman.

Yeol masih duduk dengan menggigil terlebih lagi air kotor itu membuat dirinya merasa lebih tak nyaman sekarang. Ia terus memandangi gadis ayam itu dari kejauhan.

"Hii kau sangat kotor," ledek Gong Chil yang iseng pada Yeol.

Mata tajamnya seketika langsung menembus pria berambut ikal itu.

"Yah, ini semua gara-gara kita. Yeol kau tak apa kan?" Jung-il mencoba menengahi dengan bertanya.

"Di-diamlah!" suruh Yeol yang menggigil.

Ayah dan anak itu akhirnya kembali sambil membawa dua piring berisi ayam penuh bumbu untuk mereka. Hyeri dengan segera menarik Yeol setelah sampai di meja.

"Tuan Yeol kamu ikut aku!" ajak Hyeri padanya.

Tuan penguasa itu beranjak dan menurut padanya. Mereka berdua berjalan menuju kamar si gadis yang berada di lantai atas dan membuat kedua temannya menjadi bertanya-tanya

"Gadis itu.... mau apa bawa Yeol ke kamar?" tanya Jung-il yang penasaran.

"Huh jangan-jangan mereka...," tebak Gong Chil yang langsung di hentikan oleh si pemilik restoran.

Brak!

Shim Yong Dae datang sambil meletakkan satu piring lagi dengan sedikit keras. Ia sedikit kesal karena pelanggan tak tahu dirinya mencoba berpikiran aneh-aneh pada putrinya.

"Yah kalian berdua ini jangan melihat putriku seperti itu ya, dia anak baik-baik tau," ucapnya pada mereka.

"Ah maaf paman." Mereka berdua langsung menunduk meminta maaf. "Eh ini ayam gratis itu kah?" tanya Gong Chil yang ingin langsung mencomot satu paha ayam untuknya.

"Gratis dengkulmu, bayar yah!" Shim Yong Dae segera menarik piring ayamnya.

"Dasar pelit!" Umpat Gong Chil sambil cemberut.

"Oh kagak mau ya, ya udah paman bawa lagi," ucapnya sambil mengangkat piringnya.

"Tunggu paman, kita akan bayar nanti," cegat Jung-il yang langsung memegang tangannya.

"Nah gitu, masa orang kaya minta gratisan siapa yang pelit kalau begini," ucap Shim Yong sedikit menyindir kembali.

"He-he-he." Gong Chil hanya terkekeh sambil mencomot satu ayam di sana.

Tak lama Hyeri kembali duduk bersama mereka berdua. Sementara sang ayah sudah sibuk kembali di dapurnya. Yeol tengah melakukan ritual mandinya sekarang, ia sedikit berdebat tadi karena baju dan celana pemberian Hyeri sama sekali bukan seleranya. Yeol pun terpaksa menerimanya dan segera masuk ke kamar mandi karena tubuhnya sudah mulai merasa gatal. Sambil menunggu bocah itu selesai, Hyeri berbincang-bincang pada dua temannya yang sedang menikmati ayam bumbu, andalan restorannya.

"Kenapa kalian bisa sampai sini?" tanyanya.

"Ah ini karena dua kuponmu yang terjatuh tadi, aku tak sengaja memungutnya," jelas Gong Chil yang masih dengan mulut penuh.

"Gong Chil, telan dulu!" suruh Jung-il padanya lalu mengambil tisu dan menyeka mulut Gong Chil dengan lembut.

"Terima kasih Hyung." Keduanya terlihat sangat manis dan saling menyayangi. Bahkan si remaja petarung itu tampak lebih baik dan cukup manis sekarang. Hyeri yang melihatnya sedikit tersenyum senang.

"Eh kalian berdua bisa makan makanan berminyak juga, ku pikir remaja seperti kalian menghindarinya," ucap Hyeri sambil menunjuk ayam-ayam yang tersisa di piring.

"Kita bukan Yeol, asal kamu tahu saja makanan seperti ini adalah favoritku," jelas Gong Chil kembali.

Tuk Tuk Tuk!

Seorang remaja turun dengan malas sambil terus merapikan penampilan barunya. Ia merasa sangat aneh memakai baju yang dikenakannya sekarang. Serbu tawa dari Gong Chil mendadak pecah saat dirinya melihat Yeol telah sampai di bawah dengan penampilan yang cukup lucu.

Bwa-ha-ha-ha!

"Yah apa ada yang lucu?" tanya Jung-il penasaran.

"Lihat di sana! Bos sekolah kita sangat menggemaskan. Ha-ha-ha," jawab Gong Chil yang masih tertawa sambil menunjuk ke arah Yeol.

"Hush diamlah!" Senggol Jung-il langsung padanya. Tapi memang benar penampilan baru si penguasa sekolah terlihat agak lain sekarang.

Dengan malas, Yeol berjalan menghampiri untuk duduk bersama yang lainnya. Semua yang di sana menahan tawa melihat remaja yang duduk di antara mereka itu. Kaos berlogo restoran ayam Shim dan celana kedodoran milik Shim Yong Dae sangat cocok di pakai oleh si penguasa sekolah saat ini.

"Oi jika ingin tertawa tertawa lah!" suruh Yeol yang pasrah.

Seketika tawa mereka bertiga langsung pecah. Yeol hanya bisa pasrah menjadi bahan tertawaan teman-temannya.

"Ha-ha-ha!" satu tawa cukup keras juga terdengar sampai mereka bertiga berhenti. Semuanya kompak menoleh ke sumber suara itu. Terlihat Shim Yong Dae sedang tertawa puas sambil menunjukkan baju yang sama pada Yeol. Semuanya kembali tertawa termasuk si Mr Kim sendiri.

"Pok Pok Kepok!"

Suara Gong Chil terus menirukan suara ayam sambil mengepik di sela-sela tawanya itu. Hyeri juga merasa dirinya menjadi sangat akrab dengan 3 penguasa sekolah hari ini. beban dipikirannya seketika hilang karena suara tawa mereka.

Malam sudah tiba. Waktunya 3 penguasa sekolah pergi kembali ke rumahnya masing-masing. Mereka bertiga kompak beranjak untuk berpamitan.

"Yah Shim, kami pulang dulu," pamit Jung-il mewakili.

"Ayam bumbu kalian the best," puji Gong Chil yang masih memegang satu paha ayam di tangannya.

"Hehe.... sering-sering mampir kalau begitu. Tapi ingat bayar," canda Hyeri sedikit tertawa.

"Iya iya sekarang kita juga bayar kok, nih." Jung-il memberikan beberapa lembar uang untuk membayar ayam mereka.

"Hyung, kita pulang!" Rangkul Gong Chil langsung padanya.

Mereka berdua telah keluar dan hanya menyisakan Yeol dan Hyeri saja. Gadis itu masih menahan tawanya saja karena penampilan pria di depannya benar-benar sangat lucu sekarang.

"Yah berhentilah tertawa, itu makin membuatku tak nyaman saja," suruh Yeol sedikit kesal.

"Ah maaf, tapi kamu cukup tampan juga," ucap Hyeri yang malah memujinya.

"Hah? Benarkah?" Suasana hati Yeol kembali normal setelah mendengarnya.

Mata gadis itu melebar setelah sadar kata yang baru saja di ucap itu. Dengan segera Hyeri mendorong tuannya untuk pulang saja.

"Eh eh." Yeol terkejut karena tiba-tiba didorong olehnya.

"Pulanglah dan sampai jumpa besok!" usir Hyeri tiba-tiba dan dengan segera menutup pintu karena malu. Yeol ikut tersenyum-senyum sendiri sambil melihat pantulan dirinya di kaca restoran. Aku setampan itu kah

Ehem!

"Ku rasa kau cocok jadi pekerja di sini Yeol. Pok pok kepok!" ledek Gong Chil sambil menirukan gaya ayam mengepak.

"Gong, awas kau!" Melihat Yeol marah, pria berambut ikal ini langsung menarik Jung-il untuk ikut kabur bersamanya.

"Hyung kabur...!"

Jung-il terkejut karena ditarik oleh Gong Chil tiba-tiba. Setelah tahu apa penyebabnya, remaja berkacamata ini langsung ikut berlari bersamanya. Yeol yang kesal mengejar mereka berdua sampai mendapatkannya dan memberinya pelajaran.

................................🐔❤️🐔.................................

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

lngsung geer yeol, 🤭😂😂😍😍

2024-05-06

1

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

😡😡😡😡

2024-05-06

1

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

apesss yeol🤭😂

2024-05-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!