Pagi ini siswa berkacamata bernama Park Yang-il melakukan kesalahan besar karena berani mencari masalah dengan seorang siswa yang di katakan lebih unggul dari Somi. Baru pertama masuk, siswa berkacamata ini sudah menjelekkan orang-orang elit yang sukanya menindas. Sambil berjalan bersama temannya, ia mengadu dan bersumpah ingin melawan orang-orang elit tersebut.
"Seobong, bersekolah di sini apa pilihan yang salah," ucapnya yang merasa menyesal.
"Yang-il, kita hanya siswa biasa tak mungkin mampu melawan mereka," kata rekannya yang polos.
"Tapi Seobong, ini tak adil mereka selalu seenaknya pada siswa biasa di sini. Aku sudah membaca berita tentang sekolah ini. Aku sepertinya sudah tertipu," jelasnya.
"Kita jalani saja ya, ayo masuk kita cari kelas kita," ujar temannya yang polos.
"Sial." Siswa berkacamata yang sedang marah itu menendang kaleng minuman miliknya dan tak sengaja mengenai siswa elit yang sedang mengobrol tak jauh dari mereka.
Punk
"Aw siapa yang melempar ini ha?" pekik siswa berambut ikal dengan marah. Siswa tersebut langsung menajamkan matanya untuk mencari si pelaku.
Yang-il yang merasa telah berbuat salah itu langsung mengajak temannya untuk lari. "Gawat! Kabur Seobong."
"Hah ada apa?" Temannya yang bingung akhirnya ikut berlari mengejar Yang-il. Mereka berdua lari sekencang-kencangnya agar tak ketahuan oleh mereka.
"Hei jangan kabur!" teriak siswa elit itu setelah menemukan si pelaku.
"Siapa mereka?" tanya siswa berambut ikal pada anak buahnya.
"Sepertinya anak-anak baru juga tapi dari kalangan kismin," jawab salah satu dari mereka.
"Cari tahu siapa mereka, berani sekali cari gara-gara dengan kita!" suruhnya.
"Oh iya beritahu Mr Kim dan tanyakan perintah apa yang harus kita lakukan untuk menghukum mereka," lanjut si siswa ikal pada mereka.
Kembali ke suasana kelas yang terlihat suram. Siswa berkacamata yang masih di tunggu belum berani beranjak dari tempatnya. Ia sangat takut sesuatu akan terjadi padanya.
"Oi Gong Chil! Dia kah yang kau maksud?" Panggil salah satu siswa elit laki-laki sambil menunjuk ke siswa berkacamata.
"Ya, cepat suruh dia kemari!" jawab si rambut ikal menyuruhnya.
"Weh kacamata di panggil tuh!" Panggil siswa tersebut pada siswa berkacamata. Yang-il hanya menggeleng-geleng tanda tak mau.
"Gong Chil, ia tak mau tuh!" panggil siswa elit itu memberitahu.
"Seret dia, dia sudah berani membuat benjol kepalaku tadi pagi!" suruh Gong Chil padanya. Siswa yang sedang marah itu menunggu di depan dengan gaya yang menyeramkan.
"Ow baiklah." Siswa elit berponi samping itu menurut.
Siswa yang juga sedikit tak rapi itu, menghampiri Yang-il dan menariknya paksa.
"Hentikan, aku akan datang sendiri. Tolong lepaskan!" suruh siswa berkacamata padanya.
"Owh ya sudah, silahkan." Siswa tersebut langsung melepaskan tangannya. "Semoga harimu baik," ledeknya sambil menepuk keras pundak Yang-il.
Siswa malang itu berjalan pelan menghampiri Gong Chil yang sedang menunggunya. Sesampainya di depan, siswa berkacamata itu langsung di tarik paksa olehnya. Seobong, teman Yang-il langsung beranjak dan berlari keluar karena merasa khawatir.
Di tempat duduk Hyeri, ia masih tak mengerti dengan keadaan sekolahnya yang berbeda sangat jauh dari yang ia bayangkan. Ia merasa cukup kasihan pada orang-orang yang tak beruntung itu. Ia berharap pada dirinya sendiri agar hidupnya aman selama sekolah.
"Jian, sekolah ini memang tempat saling mem-bully ya?" tanyanya pada siswa yang baru saja jadi temannya itu.
"Hyeri, seperti yang kamu lihat tadi pagi. Aku sudah kena batunya tadi pagi," jawabnya pelan.
"Padahal baru awal masuk, kenapa sudah begini?" ucap Hyeri yang tak mengerti.
"Mau bagaimana lagi inilah kehidupan orang elit yang sukanya semena-mena," timpalnya mendesah.
"Kalian yang ada di sini. Ikut aku! Kita saksikan si kacamata kelas kita di hukum ha-ha-ha." Siswa yang tadi mengajak seluruh siswa untuk ikut keluar.
Semua yang ada di kelas, berhamburan keluar meninggalkan mejanya. Mereka semua mengikuti Yang-il yang sedang di tarik oleh Gong Chil dengan kasar. Jian menarik Hyeri untuk ikut keluar juga walau aslinya gadis satu ini tak tertarik. Setelah ikut mengikuti di kerumunan murid-murid lain, ia mulai penasaran pada siswa yang menarik Yang-il itu.
"Mereka akan membawanya kemana?" tanyanya pada Jian.
"Kemungkinan mereka akan membawanya ke tempat bos mereka," jawabnya.
"Ah begitu ya," ucap Hyeri mengangguk-angguk sambil terus memperhatikan ke depan dan berjalan entah mau kemana mereka akan membawa siswa malang tersebut.
...____________🐔❤️🐔____________...
Mereka telah sampai di gedung belakang sekolah. Yang-il yang ditarik oleh Gong Chil langsung di hajarnya tanpa ampun. Sesekali Seobong temannya mencoba membantu tapi ujungnya dua ikut di hajar oleh rekannya yang lain
"Aku mohon hentikan, Yang-il minta maaflah," suruh Seobong pada Gong Chil dan temannya.
"Aku tak mau, memang itu karma untuk orang-orang elit seperti kalian," ucap Yang-il yang seolah menantang mereka.
"Apa kau bilang?" Mata Gong Chil memerah karena merah. Sebuah pukulan keras langsung mendarat ke perut Yang-il kembali.
BUGH BUGH
"Yang-il minta maaflah, kita hanya orang biasa," mohon Seobong pada temannya yang sudah babak belur.
"Aku tidak mau Seobong, mereka yang harusnya minta maaf karena sudah menindas kita," ucapnya sambil menatap Gong Chil.
"Yang-il!" Seobong jadi gelisah karena tak tahu harus berbuat apalagi.
"Tolong hentikan!" teriak Seobong pada Gong Chil.
BUGH. Sebuah pukulan ikut mendarat padanya oleh anak buah Gong Chil.
"Seobong!" Yang-il mulai khawatir.
Hyeri yang melihatnya benar-benar merasa tak tega dengan mereka berdua. Ia sesekali memejamkan matanya karena tak kuat melihat. Perlakuan mereka sungguh sangatlah kejam. Ia melihat ke sekitar, ia terkejut karena tak mendapati seseorang guru pun di sana
"Jian, kenapa tak ada guru yang datang?" tanyanya lagi.
"Kamu tak tahu kita sedang di mana?" Hyeri menggeleng tak tahu.
"Gedung penyiksaan," jawab Jian sambil menunjuk sebuah tanda di depan.
"Ya jadi tak akan ada guru yang mendekat, mereka tak akan mungkin berani," lanjutnya.
"Tapi kenapa?" Hyeri ingin tahu alasannya.
"Jangan keras-keras, sekolah kita ini dikuasai oleh satu murid paling kaya, keluarganya adalah penyumbang terbesar di sekolah, itu sebabnya mereka tak bisa berbuat apa-apa atau donasi dari keluarganya akan di cabut," jelas Jian sambil berbisik.
"Sungguh kejam," ucapnya menggeleng-geleng.
Somi perlahan mendekat ke arah Gong Chil. Siswa berkacamata itu merasa lega karena Dewi kelasnya akan membantunya. Tapi itu hanya bayangannya saja karena Somi datang untuk mengadu kejahatan lain yang dilakukan Yang-il padanya.
"Tolong hukum dia atas namaku, aku sangat kesal dia terus melihatku tadi pagi," pintanya pada Gong Chil.
"Wah si kacamata mesum ternyata!" teriak Han Yeon teman sekelasnya. Han Yeon adalah siswa yang mengajak seluruh temannya untuk keluar kelas.
"Kurang ngajar." Sebuah pukulan kembali mendarat padanya. Wajah Yang-il sudah penuh luka sekarang
"Somi kenapa kamu bicara begitu, Yang-il sama sekali tak melirik mu," bela Seobong di sana.
"Diam kau!" Gong Chil menatap tajam kearahnya.
"Ha-ha-ha, aku meliriknya. Hanya orang buta yang mungkin meliriknya. Dia memanglah cantik tapi tukang tindas," ejek Yang-il yang tertawa.
Plak. Kini bukan hanya pukulan yang Yang-il dapatkan, tapi sebuah tamparan panas dari Somi ia terima dengan puas. Kacamata yang dipakainya seketika langsung terlepas dan di injak oleh Somi.
"Hajar dia lagi, jangan kasih ampun!" perintah Somi pada Gong Chil.
"Baik Miss." Dengan hormat pria berambut ikal itu menghajar Yang-il kembali.
Senyum tipis gadis ini tampilkan. Ia berjalan kembali ke posisi semula ia berdiri dengan angkuh. Yang-il dan Seobong terus di pukul habis-habisan. Darah segar sudah mengalir di sudut bibir mereka berdua. Keduanya tampak lemas tak berdaya. Hyeri yang masih bersama Jian di sana, benar-benar tak kuat, ia menarik Jian untuk pergi kembali ke kelas.
"Hyeri!" panggil Jian yang terkejut.
Seseorang siswa sedang duduk dengan angkuh sambil menyaksikan semuanya di balik layar. Ia sangat senang melihat anak buahnya menghajar orang-orang miskin yang tak tahu diri itu. Sorotan matanya berpindah ke salah satu gadis yang pergi dengan wajah yang kesal. Mata pria ini menjadi marah kembali karenanya.
"Siapa gadis itu, berani-beraninya pergi di saat pertunjukan belum selesai," ucapnya dengan tatapan tak terima.
Dua siswa biasa itu sudah sampai di kelasnya. Hyeri dengan kasar langsung duduk di tempatnya. Jian yang takut melihat teman barunya marah, berusaha menghiburnya
"Hyeri, aku tahu kamu kesal sama sepertiku. Tapi tolong tenanglah!" Jian mencoba menenangkan gadis yang sedang emosi di depannya itu.
"Jian, ini sudah keterlaluan. Kita ke sini itu untuk belajar bukan di tindas," ucapnya yang marah.
"Hyeri seperti yang Seobong bilang, kita hanya orang biasa jadi tolong berhenti marah dan jangan cari masalah seperti Yang-il," bujuk Jian memohon.
"Huh baiklah aku akan mencoba tak marah," ucapnya sambil mengatur nafasnya.
"Baguslah, ini minumlah!" Jian mengambil sebotol air miliknya dan memberikannya.
Hyeri menerima air mineral darinya. Dengan cepat ia langsung meneguknya.
"Hyeri aku mohon, tolong tahan emosimu agar terhindar dari Mr Kim," pintanya.
"Siapa lagi Mr Kim?" pikir Hyeri yang kesal.
"Dia...,"
Belum sempat bercerita, guru ternyata datang. Para siswa yang keluar tadi sudah mulai kembali bersamaan dengan guru. Yang-il dan Seobong tak ikut masuk kerena keadaaan mereka yang cukup parah. Pertunjukan akhirnya usai karena ada guru yang berani datang membubarkannya.
"Hush hush, Hyeri!" Jian memanggil-manggil dengan pelan.
Gadis itu menoleh ke samping.
"Tentang yang tadi akan ku jelaskan nanti," ucapnya berbisik.
Hyeri mengangguk dan fokus kembali pada studinya.
...................................🐔❤️🐔...............................
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
mentang anak org kaya seenak aja bully org ya, apa salahnya jadi miskin, para guru juga ngak bisa apa apain.
2024-05-09
1
Asuna 🎭
banyak amat itu yang harus ditakuti di sekolah itu, padahal hanya sekolah tapi kayak berada di neraka aja,lebih baik pindah aja
2024-05-09
1
🦆͜͡ᴅᴇᴇʀᴀ🥑⃟𝓐𝔂⃝❥ꪶꫝ
Dimana mana selalu ada saja tindakan pembullyan.
Sekolah baru Hyeri sungguh mengerikan. Dan buat tak betah juga nyaman.
siapa ya Mr. Kim ini? dan apakah Yang-il serta temannya masih hidup selamat?
2024-05-08
2