AYYAMUL BIDH

..."Takkan pernah ada yang senantiasa bersamamu dalam setiap situasi, kecuali Allah."...

...— Novian Amara....

Hari yang sungguh lelah aku lewati hari ini . Sekarang malam sudah tiba. Cahaya bulan menyinari seluruh isi bumi. Sungguh sempurna nya Allah menciptakan dunia ini . Aku sambil melamun di atas kasur . Sambil membaca sholawat nabi dalam hati .

Perbanyaklah berzikir, bersholawat , bersedekah , berpuasa , me-ngaji dan sholat itu satu - satunya amal untuk bekal akhirat. Untuk apa banyak harta tapi , amalan tidak ada. Yah! Aku sekarang merindukan ibu. Menatap ribuan bintang di langit. Membayangkan wajah ibu yang lama sudah ku rindukan.

Setiap aku mengenang sosok ibu . Aku pasti menangis. Sekarang lara hatiku dilema . Setiap hari harus menanggung beban dari ibu tiriku . Aku langsung melihat peralatan alat tulis ku . Buku udah habis , pulpen tidak ada tinta lagi dan sepatu sudah rusak . Aku sandarkan punggung ku didepan pintu. " Gimana ini ?. Aku sekolah, sepatu udah rusak . Pulpen dan buku tidak ada . Gimana? Ini " ucapku lirih dalam tangisan.

Aku langsung bangkit. Membuka lemari baju dan aku pun menemukan celengan yang sudah lama aku simpan. Saat aku membuka celengan itu , aku tambah putus asa . 2 ribu rupiah yang aku temukan di celengan ku . " Alhamdulillah... Walaupun 2 ribu aku bisa membeli pulpen. Tapi , buku dan sepatu tidak cukup " kata ku kepada sendiri .

Aku melihat kalender di atas meja . Melihat bahwa besok akan berpuasa ayyamul bidh . " Hore... Besok aku akan berpuasa" sorak ku senang. Lebih baik aku berpuasa mendapatkan pahala. Untuk apa menahan lapar dari pagi sampai matahari terbenam tidak ada pahala.

" Ya Allah. Kuatkan hamba dari segala rintangan yang menghampiri hamba besok. Dan berikan hamba kesabaran dalam menghadapi ibu tiri hamba "

Aku langsung mematikan lampu untuk bangun sahur . Suasana kini hanya terdengar suara jam dinding yang terus berputar. Terdengar juga suara angin sepoi-sepoi dari balik jendela. Jam terus berputar tiap detik dan menit .

Deru nafas terdengar di telinga. Saat malam , pas untuk kita luapkan segala emosi yang terpendam tadi pagi — petang . Dalam tidurku , aku juga menangis. Setiap air mata ku , selalu membuat ibu tiriku senang.

Malam ini , aku harus luapkan segala nya . Besok pagi aku harus menyimpan air mata ku dan kedua hari kedepannya. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 2.30 dini hari . Aku langsung bangun.

Dulu ayah selalu mengingatkan ku untuk gemar berpuasa. Sekarang ia sudah berada di jalan yang belok. Aku langsung menuju ke dapur. Ayah , Fera , mbak Yani dan ibu masih berada dalam mimpi yang indah.

Aku langsung membuka kulkas. Tidak ada makanan. Hanya ada air putih. Aku tidak menyadari ibu berada dibelakang ku . " Mampus kau . Untung tadi malam aku ada lewat di depan kamar kamu. Sekarang selamat berpuasa dengan air putih . Hahahaha" gumam dalam hati ibu .

Aku duduk bengong di meja makan. Ibu langsung melanjutkan tidurnya. Tanpa, berpikir panjang lagi. Aku langsung meminum segelas air putih dan membacakan niat puasa ayyamul bidh. " Ya Allah. Aku berniat puasa ayyamul bidh ini karena mu . Tolong kuatkan hamba dalam berpuasa" batin ku.

...^^^^...

" Allahu Akbar... Allahu Akbar... "

Terdengar suara azan subuh. Aku langsung bangun dari tidur. Hari ini aku tidak bangun kesiangan. Aku langsung menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu. Setelah beberapa menit kemudian, aku sudah wangi dengan bau aroma shampo dan sabun di tubuh ku.

Aku langsung mengambil mekuna dan sajadah. Aku langsung sholat subuh dengan khusyuk. Suasana masih saja hening. Setelah beberapa menit, aku sudah selesai sholat subuh dan berdoa sejenak kepada Allah.

Setelah berdoa. Aku langsung mengambil Al-Qur'an. Suasana sekarang menjadi indah saat ayat suci Al-Quran di bacakan. Terdengar suara kokoh ayam di luar. Dan di temani suara burung bernyanyi.

"shadaqallahul adzim "

Aku langsung menyimpan Al-Qur'an di atas meja belajar. Melepaskan mekuna. Helaan nafas keluar dari hidungku. Pagi ini , awal untuk ku memulai hari . Dengan mengucapkan bismillah aku akan lewati segala rintangan.

Aku membersihkan rumah, mencuci piring dan mengepel lantai. Aku terkejut kedatangan ibu tiba-tiba. " Kenapa? Terkejut" tanya ibu dengan wajah datar. " Terkejut. Karena tiba-tiba muncul" jawab ku agak lembut. Ibu langsung membelokkan matanya dan meninggalkan ku .

Aku bingung dengan ibu . Selesai semua. Aku langsung memakai pakaian sekolah. Aku sedih saat melihat sepatu ku yang sudah bolong dan rusak.

" Insyaallah. Jika ada uang. Akan segera aku ganti nya " ucapku pada diri sendiri.

Aku langsung menyalami ibu dan mbak Yani. Aku akan menuju ke sekolah. Sambil aku jalan, sambil aku tersenyum sendiri. Seperti orang jatuh cinta aja sih.

Jatuh cinta pada puasa hehehehe. Gang demi gang aku lewati. Memang benar! Sekolah ku agak jauh dari rumah. Aku tidak boleh naik mobil , kalau aku naik mobil tidurnya di luar. Makanya, aku memilih jalan kaki . Aku tersenyum saat melihat kelingking kaki ku keluar dari sepatu. " Jangan keluar nya " kata ku terkekeh.

Aku tidak tau kenapa? Aku bahagia. Habis mimpi apa aku ini . Saat aku melewati gang mangga. Aku terkejut dengan kerumunan angsa . Pertama, aku lewat dengan santai. Santai ku berubah menjadi sebuah ketakutan. Angsa itu mau menyerang ku .

Aku berlari sangat kencang. Rupanya, angsa menggunakan kekuatan terbang nya .

" Aaaaaa... "

" Tolong... "

Terlihat sosok pria paruh baya. Berkat ia , angsa itu menjauh dari ku . Pria paruh baya itu pemilik angsa itu. " Nak. Kamu nggak? kenapa - kenapa kan?" Tanya pria paruh baya . " Nggak. Terimakasih nya " ucapku. Aku langsung melambaikan tangan. " Assalamualaikum. Saat pergi dulu " pamit ku sambil memberi salam.

" Waalaikum salam " balas salam paruh baya itu. Aku langsung berlari kencang 5 menit lagi pintu gerbang sekolah tertutup. Saat aku berlari aku ketemu Selena. " Naik aja . Novian " ajak salena. " Terimakasih " ucapku. Aku langsung naik motor dengan nya .

Sekarang kami sudah tiba di sekolah. Akhirnya tepat waktu kami datang ke sekolah. " Tumben. Awal hari ini " kata Dinda. " Iya" ucapku pendek. Kami semua pergi ke kelas barengan bertiga . Kami semua sudah tiba di kelas. Hari ini kami belajar jam pertama matematika.

Pikiran ku sekarang masih lemot. Setelah membaca doa belajar. Kami semua memulai pelajaran. Satu demi satu menit terus berjalan. Satu persatu kalimat ku tuliskan di buku catatan ku . Hitung - menghitung terus berputar di pikiran ku. Kali-kali 1-100 oke bagi ku.

Tapi kalau lebih dari 1- 100 itu udah pusing aku . Sebagian orang pasti juga sama dengan ku . Yah! Gapapa, masih dalam proses pembelajaran kan. Aku berusaha keras, untuk belajar matematika. Ilmu matematika sangat penting di kehidupan ini .

Teng—Teng—Teng

Saatnya pulang...

" Anak - anak hari ini. Kita cepat pulang nya . Ada rapat guru "

" Hore .... "

Aku langsung mengemasi buku-buku ku . Yah! Kenapa? Cepat pulang nya . Sebenarnya aku ingin lebih lama lagi di sekolah. Aku menghela nafas panjang.

"Bismillahirrahmanirrahim " ucapku. Aku langsung beranjak keluar kelas .

Semua siswa - siswi berhamburan keluar. Ada yang pulang pakek motor dan ada yang pulang pakek mobil . Sedangkan aku lebih jauh dari mereka. Pergi jalan kaki — pulang jalan kaki . Sambil aku jalan , sambil aku beristighfar.

Jarak rumah itu dengan sekolah jauh . Aku mengamati sejumlah kupu-kupu dan burung yang terbang. Terlihat juga capung yang berwarna - warni terbang di atas langit. Aku berjalan satu persatu langkah kaki.

Terlihat seorang nenek mau menyebrang jalan raya.

" Nenek . Tunggu dulu " ucapku pada nenek . Nenek itu terhenti. " Iya. Ada apa cu ?" Tanya nenek . " Boleh. Saya bantu menyebrang jalan nya" pinta ku . Nenek itu hanya mengangguk kepala saja. Aku langsung memegang tangan nenek itu dan menyebrang jalan.

" Terimakasih. Cu nya"

" Sama - sama nek "

" Saya pamit dulu. Assalamualaikum "

" Waalaikum salam "

Aku langsung pergi meninggalkan nenek itu. " Alhamdulillah. Senang sekali membantu orang lain. Terutama mendapatkan pahala " sahut ku dalam batin. Puasa pertama ku kali ini terbaik buat aku.

Aku langsung melanjutkan perjalanan ke rumah. Aku merasakan dingin angin sepoi-sepoi. Menatap kearah langit yang biru.

" Kapan? Cita-citaku bisa tergapai. Ya Allah. Tolong berikan jalan yang terbaik buat hamba " batin ku .

Aku melirik anak jari ku . Membuat suatu bayangan. Aku tertawa sendiri. Melihat bayangan yang ku buat dengan jari jemariku. Saat aku melewati masjid . Sejenak aku duduk di Masjid Istiqlal .

Aku langsung mengambil wudhu. Selesai wudhu aku langsung masuk kedalam masjid . Sebelum sholat pertama kita Sholat tahiyatul masjid. Selesai Sholat tahiyatul masjid , aku langsung sholat duha di mesjid.

Dari takbir sampai salam. Aku menahan diri untuk menangis. Selesai sholat aku langsung berdoa kepada Allah.

" Ya Allah. Luruskan jalan hamba untuk mengejar cita-cita hamba. Kuatkan hamba untuk tidak menyerah bergitu saja pada takdir. Hanya kepada mu hamba meminta dan hanya kepadamu hamba memohon. Amiiin."

Setelah selesai sholat duha . Aku langsung membuka mekuna. Sebelum meninggalkan masjid. Aku terlebih dahulu membaca Al-Qur'an . Sangat baik membaca Al-Qur'an saat berpuasa.

...* bersambung*...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!