Jangan Putus Asa Allah Bersama Kita

..." Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah."...

... — Q.S AZ- ZUMAR AYAT 53....

...^^^^^...

Matahari hari ini sangat panas. " Alhamdulillah... " Ucapku penuh syukur. Selama 3 menit mengepel lantai aku sudah dipenuhi keringat di baju . Aku masih sedih dengan perlakuan ibu tiriku itu . Aku hanya bisa menutupi kesedihan ku dengan senyuman.

Memang terasa berat, hidup tanpa sosok ibu . Setelah aku mengepel lantai aku langsung menuju kekamar. Yah! Aku bercermin diri , melihat rambut rontok akibat di Jambak oleh ibu . Aku sedih dengan keadaan yang ku alami sekarang.

Di mana tempat aku curhat sekarang. Semuanya sudah sirna semenjak kepergian ibu. Ayah ku sibuk dengan kerjaan tanpa memperdulikan diriku . " Kenapa? Aku harus menanggung luka dan kesedihan. Ya Allah" batin ku . Sekarang aku hanya bisa curhat kepada Allah.

Cermin tidak pernah berbohong. Ia selalu menampilkan rupa asli kita saat bercermin. Tapi, saat ku bercermin hanya melihat wajah ku penuh luka dan sedih setiap hari. Hati ku sakit saat menerima nya. Perlakuan ini sungguh menganggu ketenangan batin dan pikiran ku .

Ya, namanya juga anak tiri. Setelah aku selesai bercermin aku langsung keluar rumah. Aku duduk di belakang rumah. Aku menatap sejumlah tumbuhan dan bunga yang ada di belakang rumah. Seandainya, aku seperti bunga . Yang selalu indah, cantik dan harum .

" Kak . Lagi ngapain?" Tanya Fera . Aku menelan ludah. "***hakuchuumu*** ( melamun , berangan-angan, ngelamun)" . Fera hanya terdiam mendengar perkataan dari ku. Ia langsung duduk di samping ku. " Kakak bisa dikit - dikit bahasa jepang " ucap Fera . " Gimana, kalau kakak kuliah di jepang " tambah Fera. Aku terdiam mendengar perkataan dari fera. " Apa yang kamu bilang itu benar juga. ra " kata ku .

Aku dan Fera hanya tersenyum tipis. Aku masih melamun tentang jepang . Tidak bergitu lama, Fera pergi . Aku ingin bebas dari ibu tiri ku. 4 tahun lagi aku bisa kuliah. Aku harus kerja keras , supaya aku bisa wujudkan cita-cita ku.

...^^^^...

... " Jangan bilang kerja keras itu tidak mengkhianati hasil . Sebelum dirimu mencobanya"...

... — Novian Amara....

... ^^^^^...

" Allahu Akbar... Allahu Akbar... "

Terdengar suara azan Zuhur. Aku langsung masuk kedalam rumah. Yah! Aku langsung mengambil air wudhu. Aku ingin curhat sama Allah supaya takdir ku lebih baik. Dan semua cita - cita ku terwujudkan. Setelah aku mengambil air wudhu, aku langsung menunaikan sholat Zuhur.

Suasana sesaat menjadi hening. Aku sholat bergitu khusyuk dengan suasana yang hening ini. Dari takbir sampai salam, aku menangis. Air mata terus bercucuran.

" Assalamualaikum warahmatullahi"

" Assalamualaikum warahmatullahi"

Setelah sholat Zuhur aku langsung berdoa .

" Ya Allah. Hamba ingin cita-cita hamba kuliah di Tokyo bisa terwujud kan. Hanya kepada mu aku memohon dan hanya kepadamu aku meminta " batin ku dalam doa.

Setelah berdoa, aku langsung mengambil Al - Qur'an . Aku langsung me- ngaji sebentar. Terdengar suara lantunan ayat suci Al-Quran ku baca kan. Mbak Yani melihat ku membaca Al - Qur'an tersenyum tipis.

" Ya Allah. Wujudkan impian nya . Ya Allah" batin mbak Yani. Aku senang ada orang yang mendoakan aku baik.

Setelah me-ngaji , aku langsung melepaskan mekuna. Sesaat pikiran ku tenang. Besok hari pertama ku sekolah. Setelah lebaran , aku akan bertemu kembali teman-teman ku di sekolah . Selama lebaran ini aku hanya menangis terus menangis.

Yah! Kasih sayang yang berbeda. Saat lebaran, ibu dan ayah membelikan Fera baju baru . Sedangkan aku tidak dibelikan. Aku hanya memakai pakaian yang dibeli ibu 3 tahun yang lalu. Aku hanya menatap nya dengan sedih .

Sebenarnya, baju lebaran murah juga akan ku terima . Nggak perlu yang mahal juga boleh . Tapi, itu yang ada di pikiran ku . Fera di kasih uang THR sedang aku hanya mengulurkan ku . Aku sedih, ibu tiriku langsung menghempaskan tangan ku. Aku malu saat semua orang menatap kearah ku . Saat ibu tiriku melakukan perbuatannya ia tidak berpikir akan malu ku.

Kita sudahi saja tentang lebaran. Sekarang aku sedang menuju ke ruang tamu. Ibu tiriku sedang asik live TikTok. Sedangkan ayahku sibuk dengan kerjaan nya. Fera juga sibuk dengan hp nya di dalam kamar.

Aku tidak tau mau buat apa . Aku langsung mengambil sejumlah batu dan memainkan nya . Yah! Aku tidak memiliki hp . Kalau aku mau belajar bahasa jepang itu di hp Dinda. Dinda itu sahabat ku ia bergitu baik kepada ku . Setiap kebaikan nya , ia tidak mengharapkan imbalan apapun. Aku senang bisa bersahabat dengan nya .

Aku melihat kendaraan yang melintas di depan rumah ku . Aku bermimpi bisa membeli buku novel satu . Tapi , aku selalu dikasih uang 2 ribu saja . Gimana aku beli novel nya . Aku menulis kalimat di atas tanah .

"KIMI NARA DEKIRUYO! (yang berarti Kau bisa melakukannya!) "

Setiap kali aku menulis kalimat itu . Semangat ku membara untuk tidak berputus asa cepat. Aku semakin yakin dengan

surah Ar - Ra'd ayat 11. "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.". Kita ini manusia yang pasti ada cobaan hidup.

Setiap cobaan menghampiri mu jangan cepat menyerah. Allah tidak suka hambanya bergitu cepat menerima takdir dan mudah menyerah. " Akan ku wujudkan impian ku. Yaitu kuliah di Tokyo" ujar ku.

Aku langsung masuk kedalam rumah. Pelan - pelahan aku berjalan menuju kamar. " Kamu mau kemana?" Tanya ibu tiba-tiba di belakang. " Novian mau masuk ke kamar " jawab ku . " Enak aja . Nggak boleh " kata ibu . " Kenapa?" Ucapku.

" Kamu itu sebenarnya tau diri doang . Kamu kan numpang dirimu ini . Artinya kamu itu nggak usah membantah. Jadi pembantu yang baik nya. Upss .. kamu kan nggak ada ibu lagi . Hahahaha " perkataan ibu bergitu panjang

Seketika aku seperti kena benda tajam di lengan ku. Aku merasa sakit hati ketika ibu berkata seperti itu . Walaupun lembut nada bicaranya tapi, menyakiti hati. Aku langsung berlari ke kamar. Ibu masih tertawa lebar . Biarkan saja ia ketawa bergitu lebar. Allah itu maha adil.

Aku langsung menutup pintu kamar. Duduk di depan pintu kamar yang ku tutup. Aku langsung menangis tersedu-sedu. "Upss .. kamu kan nggak ada ibu lagi . " Kalimat itu sungguh menyakitkan bagi ku . Maklumlah, aku kan ada tiri. Tidak di ragu lagi perlakuan ibu tiriku kepada ku .

Aku masih menangis. Aku tidak mau kalau di setiap masalah selalu membawa nama ibu ku. Aku tidak mau . " Kenapa aku harus merasakan penghinaan seperti ini , ya Allah" batin ku akan luka hati yang di berikan ibu tiri . Lika— liku kehidupan pasti ada di setiap kehidupan.

Aku sedih sekarang. Mendengarkan perkataan yang tidak sepantasnya aku dengar. Aku menutup telinga. Suara itu masih aku bayangkan. Aku duduk dan menatap ke arah jendela. Air mata terus menetes di mataku. Ayah tidak memperdulikan keadaan ku sekarang ini .

Pahit— getir nya kehidupan ini . Saat kita bertolak belakang. Helaian rambut ku di terbangkan oleh angin. Jam dinding di kamar ku terus berputar. Aku ingin curhat, kepada? Siapa aku curhat. Aku sendirian, sedih , luka , dan kecewa sudah menyatu dalam hatiku.

...^^^^...

..."Hati yang paling berani adalah yang tetap dekat dengan Allah, bahkan ketika sedang sakit. Janganlah kamu kehilangan harapan dan jangan pula bersedih hati."...

...— Cartas para Sol...

... 🌿🌿🌿🌿🌿🌿...

...^^^^...

Sekarang matahari sudah di ufuk barat. Aku sudah selesai sholat ashar dan sudah membersihkan rumah. Ibu , ayah dan Fera mereka pergi mall . Aku tidak dibawa. Sedih pasti ada, saat kita berada di antara tengah.

Aku akan membuktikan bahwa aku akan mewujudkan sebuah mimpi ku. Aku merasakan ketenangan untuk sesaat. Sesaat ini mengembalikan masa-masa ku yang terlewat . Sekarang ibu tidak ada di rumah.

Aku langsung mengambil Al-Qur'an. Membaca lantunan ayat Al-Qur'an yang membuat ku tenang. Al-Qur'an menjadi pedoman hidup bagi umat Islam. Aku khusyuk dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an.

Satu demi satu menit ku lewati. Sekarang aku sudah selesai membaca Al-Qur'an. Setelah menaruh Al-Qur'an di atas meja belajar. Aku keluar kamar , melihat sekeliling rumah yang menjadi sepi. Saat aku melewati kamar ibu. Aku melihat photo keluarga, melihat dalam photo keluarga ku tidak ada photo ibu dan aku.

Timbul rasa sedih dan kecewa saat pilih kasih antara aku dan Fera . Aku menangis, saat aku tidak dianggap oleh keluarga ku.

...* BERSAMBUNG*...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!