Bab 19

Disaat Zahra tengah nyaman ditempatnya sekarang, tapi berbeda dengan William, laki-laki itu seperti tak terurus bahkan banyak tumbuh bulu halus dibagian wajahnya. fokusnya hanya mencari Zahra tapi semuanya seakan sia-sia Bahkan sudah satu Minggu lamanya tak satupun anak buah dapat menemukan istrinya itu. Entah kemana perginya.

"Maaf.. maaf kan aku sayang hiks..". Gumam William dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya.

"Akhhhhhh!!! kenapa ? Kenapa kamu pergi sebelum aku meminta maaf dan meminta kesempatan untuk bersama mu lagi Zahra". Teriak nya menatap langit yang gelap. Baru kali ini dia seperti orang gila ketika Zahra meninggalkannya padahal sebelumnya intan dia tak pernah seperti ini.

"Natasha ? Yah mungkin dia tahu dimana keberadaan istriku". Laki-laki tampan itu segera menyambar kunci mobil yang ada dinakas samping tempat tidurnya dan menuju ke mobil.

Mobil melaju begitu kencang bahkan laki-laki itu tak menghiraukan keselamatannya sendiri yang dipikirkan hanya Zahra, yah menemukan Zahra.

Mobil terparkir asalan dikediaman Arnan bahkan William berlari menerobos masuk memanggil Natasha.

"Natasha.... Natasha..". Teriaknya menggema dipenjuru ruangan itu.

Bahkan Arnan sampai berlari menghampiri sepupunya itu karena takut membuat kekacauan, sebelumnya dia memang sudah mengetahui Zahra yang pergi dari rumah William tapi dia sama sekali tidak tau jika istrinya terlibat menyembunyikan Zahra. Arnan juga sudah tahu pengkhianatan yang dilakukan intan terhadap sepupunya itu maka dari itulah William seperti orang kesetanan seaka kehilangan arah.

Natasha melakukan semua itu agar William tidak dapat menemukan Zahra, rasanya Natasha belum siap menceritakan itu pada suaminya sendiri. Bukannya tidak percaya tapi lebih kewaspadaan.

"William stop!!!. Kamu ini apa-apa teriak-teriak seperti orang gila". Bentak Arnan tak terima karena sedari tadi William memanggil istrinya dengan tidak sabaran.

"Cepat panggil istrimu itu, dia pasti tau dimana keberadaan istriku".

"Astaga dari mana lagi kamu mempunyai kesimpulan seperti itu. Walupun istriku bersahabat dengan Zahra belum tentu dia tahu. Mungkin Zahra hanya pergi sebentar untuk menenangkan diri dari orang kejam seperti mu".

William menatap tajam kearah Arnan "APA MAKSUD MU HAAA!!!. bahkan ini sudah seminggu lamanya tapi dia tidak pulang kerumah s*alan!!!".

"STOP!!!". Teriak Natasha yang baru datang dari ruma sakit.

"Apa-apa kamu William, jangan pernah menyakiti suami ku yah. Zahra pergi karena kesalahan ku sendiri kenapa kamu mencari nya disini HAAAA". ungkap Natasha yang merasa geram terhadap tingkah William.

"Setelah apa yang terjadi padamu dengan pengkhianatan intan baru kamu sadar, selama ini kamu kemana saja bahkan kamu selalu menghina Zahra bukan cuman itu tapi kamu juga menyakitinya hingga hampir mati. Apa kamu lupa semua itu ? Kemana otak mu sialan!!!.

William tertunduk lesuh mendengar ucapan Natasha memang benar apa yang dikatakan oleh perempuan yang da dihadapannya itu, ini memang salahnya yang tidak pernah percaya pada Zahra bahkan sampai menuduhnya yang tidak pernah dia lakukan sam sekali.

"Aku menyesal.. sungguh aku sangat menyesal jika diberi kesempatan kedua aku akan bersujud dihadapan nya untuk meminta maaf". Lirih William dengan wajah begitu sedih. Baru kali ini Arnan melihat sepupunya seputus ada ini.

"Sudahlah, tidak perlu menyesal seperti itu. Sekarang kamu pergi dari rumah kami". Usir Natasha menunjuk pintu keluar, dengan berat hati William meninggalkan kediaman itu.

Sedangkan Orang tua William yang mengetahui jika menantunya pergi dari rumah anaknya bahkan belum kembali sampai sekarang segera melakukan penerbangan Pulang ke Indonesia Bahkan orang tua Airin juga ikut beserta keluarganya yang lain.

"Rasanya mami mau gila Pi, bagaimana anak itu menjaga Zahra selama ini. Apa jangan-jangan sikapnya yang tidak membuat Zahra betah sama sekali ?". Ungkap Airin merasa kecewa terhadap anaknya. Beberapa kali dia menelpon sang anak tak pernah dijawab.

Sebenarnya Handoko sudah mengetahui penyebab kepergian Zahra karena selama ini dia selalu menyimpan mata-mata di sekeliling William dan Zahra bahkan kekerasan fisik yang dialami Zahra pun dia juga mengetahuinya tapi tak pernah menceritakan pada istrinya.

Handoko sendiri yang ingin berbicara pada anak semata wayangnya itu tapi seperti tak pernah ada waktu untuk sekedar berbincang karena kesibukannya.

Handoko hanya terdiam mendengar setiap ucapan sang istri, dia meraup wajahnya kasar entah bagaimana nantinya jika istrinya sampai tau perbuatan William apalagi dia begitu menyayangi menantunya.

Setelah menempuh perjalanan diudara beberapa jam akhirnya sampai juga di Indonesia, disana sudah ada supir yang memang sudah dihubungi sebelumnya untuk menjemput mereka. dengan tergesa-gesa menuju ke kediaman William.

"Pelan-pelan mi, bahkan Daddy dan mommy sudah tertinggal karena mami begitu cepat berjalan". Airin menghentikan langkahnya kemudian berbalik melihat dua orang paru baya yang sudah rentan berjalan dengan dituntun oleh saudaranya.

"Astaga". Pekik nya kemudian berbalik kembali menghampiri mereka.

"Dad, mom, Airin minta maaf karena hampir melupakan kalian. Airin hanya khawatir saja sama Zahra". Ungkap nya meminta maaf.

"Tidak masalah, kami juga mengerti dengan keadaan mu. Apalagi dia menantu kesayangan kamu. Tapi jangan lupa kalau dia juga cucu menantu kesayangan kami". Kata Daddy Jastib melihat Airin.

Mereka sudah tahu mengenai intan dan sepak terjangnya kini. Apalagi Daddy Airin memiliki akses dan jangkauan dimana pun hal kecil baginya jika informasi begitu saja mudah dia dapat.

"Anak itu memang harus di beri pelajaran, biarkan dia menyesal terdahulu". Ungkap Daddy Jastib membuat Airin menatapnya lekat.

"Daddy tau dimana Zahra sekarang ?". Tanya Airin yang penasaran sebab sudah tau daddy-nya bagaimana.

"Belum, orang-orang ku Mash mencarinya sepertinya ada seseorang yang berkuasa dibalik semua ini yang menutup aksesnya maka dari itu cucuku tidak bisa menemukannya". Ungkap Daddy menatap lurus ke de Bu apan. Airin hanya menganggukkan kepalanya.

Akhirnya mereka telah sampai dikediaman William, mereka semua turun bahkan Airin langsung masuk memanggil sang putra.

"William... Keluar kamu". Teriaknya menghebohkan penghuni rumah.

"Nyonya, tuan, silahkan duduk dulu". Kata bi Darmi yang menghampiri mereka.

"Dimana tuan mu, cepat panggilkan dia kesini". Ucap Airin tak sabaran.

"Tuan William masih dikamarnya nyonya, sepertinya masih tidur karena baru tadi subuh dia pulang".

"Panggil saja, kalau saya ingin berbicara dengannya".

Mbo Darmi segera memanggil William, dari tatapan nyonyanya seperti nya begitu penting.

Tok

Tok

"Tuan... Tuan...". Panggil mbok Darmi.

Ceklek

Pintu kamar terbuka menampilkan William dengan rambut acak-acakan.

"Ada apa mbok ?". Tanya nya yang masih menguap.

"Dibawah ada keluarga besar tuan, saya disuruh untuk memanggil tuan untuk segera menemuinya".  William terdiam sejenak, dia yakin jika orang tuanya sudah mengetahui tentang menghilangnya Zahra.

"Aku akan segera turun mbok dan juga segera siapkan makanan untuk sarapan pagi". Mbok Darmi mengangguk dan undur diri dari sana.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Piyah

Piyah

lanjut sampe 300 bab g pake lamaya

2024-03-24

1

Asih Sunarsih

Asih Sunarsih

😘😘😘😘😘

2024-03-23

0

Reni Anjarwani

Reni Anjarwani

seru bgtt doubel2 up thor

2024-03-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!