Bab 8

William menatap malam yang nampak tak ada bintang-bintang satupun seakan menggambarkan bagaimana hatinya yang begitu hampa tanpa sosok intan.

"Kamu dimana sayang, padahal aku sudah mencarimu kemana-mana bahkan orang suruhan ku tak kunjung juga menemukan mu.  Aku tidak akan memaafkan perempuan m*rahan itu jika terjadi sesuatu padamu bahkan sampai m*ti pun aku akan menyiksanya. Pulang lah sayang, aku begitu rindu padamu. Kenapa rasanya sesak sekali ". Ucap William memegang dadanya yang sesak seakan menahan rindu.

Tak henti-hentinya William selalu menyalahkan Zahra atas hilangnya sang kekasih, dirinya ingin menemukan segera sang kekasih. Jika benar Zahra terlibat maka tak ada ampunan baginya.

"Segera temukan kekasih saya, saya tidak ingin mendengar berbagai alasan kalian. Cari sampai dapat jangan sampai ada kata gagal karena saya tidak suka mendengar hal itu. Saya beri kalian satu Minggu". Perintah William melalui sambungan telepon dengan nada dingin.

Setelah menelpon orang suruhannya, William segera menuju kebawah untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan karena sejak tadi pagi perutnya belum diisi sama sekali.

Karena tak ada makanan akhirnya William berjalan menuju kamar Zahra dengan langkah lebar.

Brakkkk

Zahra yang sedang istirahat langsung terbangun kaget melihat pintu yang ditendang dengan keras.

"Astagfirullah ya Allah". Ucap Zahra mengusap dadanya.

"Bagus-bagus, malah tiduran disini. CEPAT MASAKAN MAJIKAN MU INI. AKU SUDAH SANGAT LAPAR". teriak Wiliam lantang.

"Sudah ku peringatkan jangan berlagak jadi ratu dirumah ini, kamu itu layaknya seperti pembantu dirumah ini. Ingat itu". Ucapnya lagi menatap tajam kearah Zahra.

Zahra hanya bisa menghela nafas, padahal dirinya juga beristirahat akibat William yang terus menyiksanya tanpa ampun.

"Kenapa menatapku seperti HAAAA!!!. SAYA MENYURUHMU MEMASAK BUKAN MENATAPKU DENGAN WAJAH MENJIJIKKAN MU ITU".

tanpa banya bicara Zahra segera berlalu dari hadapan laki-laki yang terus menyiksanya itu dan segera menuju ke dapur untuk memasak makanan untuk sang majikan yaitu suaminya sendiri.

"Kamu mau kemana HAAAA!!!!". Teriak William kembali.

Zahra memejamkan matanya dan berbalik menatap tajam William "bukan kah anda tadi menyuruh saya memasak tuan ? Kenapa bertanya lagi".

William diam mematung seakan linglung sesaat, kenapa kau begitu bodoh William jelas diakan pergi memasak astaga, runtuh nya dalam hati sesekali memukul kepalanya.

Karena tak sabaran menunggu William sudah duduk dimeja makan bahkan memperhatikan Zahra memasak dengan lihai tanpa ada kendala membuatnya takjub sesaat kemudian tersadar kembali.

'ck apa yang kau pikirkan Will, intan juga sangat pandai memasak ... Tapi selama ini sih aku tidak pernah melihatnya memasak hanya makanan jadi yang sering dia bawakan ke perusahaan setiap hari.... Eh eh pikiran apa ini buang jauh-jauh pikiran mu itu Will perempuan ini hanya bermuka dua dan m*rahan.. intan segalanya untuk ku'.

Sedang asik melamun William bahkan tak sadar jika nasi goreng seafood buatan Zahra sudah jadi.

"Silahkan dimakan tuan". Ucap Zahra membuyarkan lamunan William.

Ketika ingin mengambil sendok tak sengaja William menjatuhkannya kelantai, diliriknya Zahra dengan mata seakan memberi perintah untuk mengambil sendok tersebut. Zahra yang memang mengerti segera tertunduk mengambilnya tanpa dia sadari menampakkan belahan d*d*nya yang sedikit menonjol akibat menggunakan piyama tidur.

William yang melihat itu seakan terhipnotis dengan kasar menelan salivanya, sebagai lelaki normal tentu William langsung bereaksi jika melihat hal tersebut apalagi didalam sana begitu besar dan juga putih bersih.

'ah s*al'  umpatnya seraya menstabilkan debaran jantungnya.

Setelah mengambil sendok terjatuh Zahra berbalik karena ingin mencucinya terlebih dahulu.

"Mau kemana ?". Tanya William memegang tangan Zahra lembut.

Zahra terkaget akan reaksi William baru kali ini laki-laki jahat itu memegangnya begitu lembut bahkan dari nada bicaranya juga sangat lembut.

"Saya ingin mencuci sendok ini tuan, dan akan mengambilkan anda sendok baru lagi". William perlahan melepaskan tangan Zahra.

Haaaaaaa

Helaan nafas panjang terdengar keluar dari mulut laki-laki yang kini duduk didepan meja.

'apa dia mulai menggodaku ? CK menjijikkan sekali sangat m*rahan' monolog William tersenyum sinis.

"Apa kau ingin menggoda ku j*l*ng ? Hmm". Ucap William ketika Zahra sudah kembali membawa sendok baru.

Perempuan bermata coklat itu mengerutkan keningnya tanda tak mengerti akan ucapan William.

"Maksud tuan ? Saya tidak mengerti. Bahkan sedikitpun saya tidak pernah ingin menggoda Anda tuan".

William tersenyum sinis seakan merendahkan Zahra "jangan berpura-pura bodoh j*l*ng, kamu sengaja memakai pakaian itu untuk menggodaku bukan bahkan kamu juga dengan sengaja memperlihatkan aset mu ketika menunduk tadi didepan ku. CK jika suda m*rahan makan akan tetap m*rahan".

"Terserah apa kata anda, bahkan sedikit pun saya tidak pernah ada niat menggoda Anda. Jangankan menggoda melihat anda saja rasanya begitu menyakitkan. Semoga anda tersadar secepatnya tuan William yang terhormat".  William terdiam mendengar ucapan Zahra.

"Aku tidak akan pernah percaya dengan ucapan busuk mu itu. Jangan bermimpi karena itu tidak akan pernah terjadi sedikit pun. Bahkan aku sadar seratus persen jika kamu memang terlibat dalam hilangnya kekasihku, sebab iri padanya bukan". Balas William yang tidak pernah percaya dengan ucapan Zahra.

"Anda selalu menuduh saya bahkan tanpa bukti sedikitpun. Saya rasa anda bukan orang b*d*h bahkan koneksi anda begitu luas tapi apa ini satu orang saja anda tidak bisa menemukannya". Kata Zahra seakan memberi usul karena memang dirinya sudah capek selalu di tuduh bahkan tanpa bukti mendasar sama sekali. Dirinya tidak ingin menjadi lemah lagi dihadapan William.

"Jangan mengajariku perempuan sialan, aku tau apa yang harus aku lakukan terutama dengan wanita murahan yang menjanjikan seperti mu". Tunjuk nya pada Zahra.

"Semoga saja apa yang ada lakukan membuahkan hasil, tapi ingat jika nati anda mengetahui kebenarannya jika saya tak pernah terlibat sedikit pun dalam penculikan kekasih anda itu, maka jangan pernah menyesal sedikit pun karena saat itu terjadi sudah tidak ada maaf untuk Anda tuan William yang terhormat". Tegas Zahra memperingati membuat William seketika bungkam.

Pikirannya seakan ditarik dengan segala siksaan yang dilakukannya terhadap Zahra, perempuan yang kini sudah menjadi istrinya.

Ditatapnya wajah sang istri membuat jantungnya seketika berdetak kencang. Zahra yang melihat William hanya terdiam tersenyum miring melihat perubahan diwajah laki-laki berwajah tegas itu.

Zahra mencondongkan wajahnya mendekati wajah tegas yang kini seakan berubah gugup

"Kenapa anda melihat ku seperti itu itu tuan hmm, apa anda mulai ada perasaan terhadap saya ahh atau anda mulai tergoda atau bahkan mulai menyesal dengan perlakuan anda selama ini tuan hmm".tanya Zahra membelai waja tegas milik William.

"Inikan yang Anda selalu bilang jika saya ini perempuan m*rahan, menjijikkan, perempuan penggoda. Dari pada fitnah anda sia-sia maka aku akan mengabulkannya". Ucapnya lagi menggigit bibirnya seakan memberi kesan seksi.

William masih terdiam dengan perasaan gugupnya karena baru kali ini dirinya melihat Zahra begitu dekat bahkan begitu intens. Entah kenapa dengan jantungnya ini. seakan tak beraksi sedikitpun ketika Zahra mendekatinya bahkan aroma tubuh Zahra masuk kedalam hidungnya tak lupa nafas segar yang begitu candu menurutnya.

"Kenapa anda gugup tuan, kemana William yang saya kenal beberapa hari ini yang kejam bahkan menyiksa tanpa ampun. Jika anda begini anda begitu s*ksi dan begitu Tampan tuan William". Setelah puas bermain dengan kegugupan William Zahra segera berlari menuju kamarnya tapi sebelum itu tak lupa dia mengecup pipi yang sedari tadi menatapnya tanpa berkedip.

Zahra segera mengunci pintunya agar William tida mengganggunya.

Kini dirinya duduk dipinggir tempat tidur memegang dadanya yang sedari tadi berdetak juga, dirinya takut jika tadi William akan murka terhadapnya.

"CK, dasar laki-laki sama saja. Dikasih begitu saja langsung diam".

Memang sebelumnya Zahra mengatur strategi untuk meluluhkan hati William, kemudian akan mencampakkan laki-laki yang selalu menyiksanya itu dikemudian hari. Rencana ini suda dipikirkannya begitu matang. Bahkan dirinya rela akan bersikap centil sedikit toh mereka juga dah dimata agama dan negara jadi tidak salah bukan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Tiasni Nellu

Tiasni Nellu

strategi yg bagus zahra...

2024-11-01

1

Yati Syahira

Yati Syahira

semangat zahra balas tu iblis william

2025-03-01

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

lumayanlah masih ada perlawanan dari zahra jd gk yg bodoh² amat 😅

2024-11-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!