Bab 7

mengandung 21+ tolong bijak dalam membaca.

------------

Diluar negeri tepatnya di Berlin, Intan sama sekali tidak mengingat William, pikirannya hanya tertuju pada karir yang akan dia rintis bahkan sampai menggaet Louis tak masalah baginya.

Dengan keyakinan penuh dan kepercayaan diri, intan harus bisa sukses dalam menjadi model dewasa. Meski harus menyerahkan tubuhnya pada orang-orang yang berpengaruh sekaligus, agar tujuannya bisa tercapai.

"Sayang, bersiaplah kamu ada pemotretan kembali Louis s*alan itu". Ucap indra dengan nada cemburu.

Intan yang melihat itu segera memberi pengertian pada sang kekasih agar tak merasa cemburu agar karirnya bisa melonjak.

"Hei sayang, kamu kenapa hmm ? Jangan cemburu begitu dong, aku melakukan semua ini juga biar bisa cepat terkenal".

"Tapi aku nggak mau kalau kamu harus berpasangan dengannya sayang, aku tidak suka melihatnya apalagi matanya melihat tubuhmu seperti ingin menerkam mangsanya".

"Sudahlah sayang, aku tidak mungkin berpaling dengan mu".

Intan segera memeluk kekasihnya itu untuk meredam amarahnya tak lupa dengan ciuman lembut yang begitu dalam.

"Ah kamu menggoda ku sayang ?". Tanya indra dengan senyum nakal yang kini tangannya sudah m*r*m*s g*n*ng kembar milik intan.

"Apakah enak hmm ?". Intan hanya mengangguk sambil memejamkan mata.

"Jika tidak ada pemotretan mu sekarang mungkin aku sudah menerkam mu sayang dan membawamu melayang".

Setelah merasa puas dengan g*n*ng kembar intan akhirnya mereka menuju lokasi tempat dilakukannya pemotretan tersebut.

Sepanjang pemotretan, indra tak lepas menatap intan dan juga Louis yang berpose begitu int*m menurutnya bahkan beberapa kali tangan indra terkepal kuat seakan melayangkan bogem mentah ke wajah Louis.

Bagaimana tidak Louis bahkan dengan sengaja memegang bahkan meremas payudara dan juga bokong besar milik intan. Indra seakan tak berdaya dibuatnya karena memang konsepnya seperti itu agar terlihat lebih natural dan s*ksi.

"Kau begitu s*ksi sayang, apa kita bisa menghabiskan waktu malam ini hmm". Bisik Louis menj*lati telinga intan tanpa sepengetahuan indra.

Intan yang merasakan itu begitu kualahan, karena harus menahan diri dan juga hasratnya yang sudah menggebu-gebu.

"Hpmmmmm, aku akan mencari alasan terlebih dahulu Louis agar indra tidak curiga". Jawab intan melirik sekilas Indra.

"Kamu tidak usah khawatir sayang, karena habis ini kekasih s*alan mu itu akan aku buat sibuk sampai besok agar tak bisa menganggu kita".  Intan hanya mengangguk karena tak sanggup berbicara lagi.

Setelah pemotretan intan, indra segera berlari kecil menuju kearah intan untuk memberikan bajunya.

"Pakailah sayang, aku tidak suka Louis melihat tubuh indah mu ini".  Geram indra.

"Terimalah sayang, kumu memang kekasih yang begitu pengertian" ucap intan dengan senyum manisnya.

"Setelah ini aku ada pemotretan juga, kamu bisa tunggu kan ?". Tanya indra yang diangguki oleh intan.

Sudah beberapa jam pemotretan tapi indra belum selesai juga, itu juga yang membuatnya begitu resah sebab intan nampak sering menguap terkadang bersandar memejamkan matanya.

Setelah break, indra segera mendatangi kekasihnya yang tengah memejamkan mata

"Sayang, apa kamu tidur ?". Tanya indra mengelus pucuk kepala sang kekasih.

Intan segera membuka matanya dan tersenyum "aku hanya memejamkan mata sayang, rasanya begitu lelah. Apa kamu sudah selesai ?". Indra hanya menggeleng kepalanya dengan wajah cemberut.

"Habis ini masih ada film dewasa yang harus aku perankan". Ucap indra terlihat lesuh.

"Tidak apa-apa, aku akan menunggumu sampai selesai". Jawab intan membuat indra menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya akan lama sayang, mungkin sampai besok. Pulanglah terlebih dahulu, aku akan menyuruh Darwin mengantar mu, sepertinya kamu begitu kelelahan".

"Tidak-tidak, aku akan menunggumu sampai besok juga disini, tidak masalah bagiku asalkan terus bersamamu ".

"No, aku tidak mau kamu kelelahan sayang. Pulanglah istirahat, aku tidak mau kamu sakit karena menungguku terlalu lama, aku tidak apa-apa disini. Ada Darwin yang menemani".

Intan memasang wajah seolah cemberut, padahal dibalik wajahnya itu tersimpan senyum licik. Karena memang itu yang dia inginkan sedari tadi, sebab malam ini dirinya ingin menghabiskan malam yang begitu panjang bersama Louis.

"Apa tidak apa-apa ?". Tanya intan dengan suara memelas.

"Tidak apa-apa sayang, besok kita akan bertemu dan persiapkan dirimu karena aku akan memakan mu besok. Rasanya aku begitu rindu". Goda Indra.

"Ouhhhh, pelan-pelan sayang. Aku juga merindukan milik mu yang nikmat itu". Ucap intan mer*mas milik indra.

"Jangan nakal".

"Aku akan menyuruh Darwin mengantar mu".

"No, biar aku pulang sendiri, biarlah Darwin bersama dengan mu. Aku bisa kok".

"Beneran ?". Tanya indra memastikan, yang diangguki cepat oleh intan.

Setelah cipika-cepiki akhirnya intan segera pulang tidak naik taksi melainkan sudah ada Louis yang memang menunggunya sejak tadi.

"Kenapa begitu lama sayang ?". Tanya Louis ketika intan sudah masuk didalam mobilnya.

"Maaf Louis tadi sedikit ada drama dari indra tapi bisa aku atasi kok". Jawab intan membuat Louis tersenyum.

Karena sudah tak tahan akhirnya Louis segera menyambar b*b*r s*ksi dan tebal milik intan yang membuatnya candu, tak lupa juga tangannya meremas kedua benda ranum yang begitu besar dan m*ntok itu. Bahkan mereka tak menghiraukan supir yang kini sedang mengemudikan mobil milik Louis.

Memang sudah menjadi kebiasaan Louis tanpa malu bermain didepan supirnya sebab hasrat yang menggebu-gebu bahkan tak ayal sang supir juga mencicipi setiap perempuan yang sudah dipakai Louis karena perintah sang majikan tersebut.

Tapi kali ini berbeda, Louis tak ingin membagikan pada siapapun termasuk indra, rasanya ya begitu sayang sekali.

Hppmmmmmmm

Decakan suara c*um*n memenuhi mobil tersebut membuat sang supir hanya bisa menelan salivanya.

"tahan dulu Louis biar kan kita sampai diapartemen mu dulu ouhhhhh". Ucap intan disela-sela d*s*hannya.

"Aku sudah tidak tahan honey, rasanya aku ingin menerkam mu sekarang juga". Jawab Louis mengehentikan aktivitas nya.

Intan yang melirik sang supir merasa sedikit tak enak, karena bukan cuman mereka berdua didalam mobil itu.

"Kamu tenang saja honey, dia tidak akan menganggu kita, aku akan menutupnya dengan tirai penghalang".  Kata Louis segera menutup tirai penghalang antara bangku depan dan belakang.

Louis segera menerkam intan begitu buas, seperti binatang yang kelaparan. Mobil tersebut memang didesain begitu bagus, bahkan ada kasur didalamnya untuk tepat tiduran ataupun istirahat.

intan terus saja merancau merasakan s*ntuhan Louis yang begitu candu baginya.

"Apa kamu suka honey ?".

"iya, aku sangat menyukai nya". Balas intan cepat.

Setelah puas bermain-main Louis segera memasukan miliknya kedalam milik intan.

Blesss

Ahhhhh

Pekik mereka berdua ketika satu sama lain bertemu dibawah sana. Louis tak langsung menggoyangkan pinggulnya, melainkan memainkan benda bulat milik intan

"goyangkan pinggulmu louis rasanya milik ku begitu gatal ingin digagahi olehmu". Rancau intan memohon

Louis tak menghiraukan itu, karena dirinya masih ingin bermain dibagian tubuh atas intan.

Karena tak mendapat respon akhirnya intan mengangkat pinggulnya sendiri dan langsung menggoyangkannya dengan penuh sensasi membuatnya tak tahan.

"Louis miliki mu begitu en*k, b*sar dan p*njang aku begitu menyukainya". Louis yang melihat itu tersenyum sebeb intan begit tak tahan dengan miliknya sampai dia sendiri menggoyangkan pinggulnya.

"mau keluar Louis". Suara erangan milik intan memenuhi mobil tersebut bahkan sang supir dibuat tegang mendengar teriakan intan.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!