" Dek....besok kita pergi ke tempat ibu agak pagi ya, soalnya Mas sengaja udah minta izin cuti di kantor, jadi kita bisa lebih cepet ke rumah Ibu biar bisa bantu-bantu juga, nggak apa-apa kan?," ucap Putra kepada sang istri.
"Iya Mas, Aku Ikut aja, lagian kan emang lebih bagus kalau kita bisa datang lebih awal, tapi...hhhmmm, Adek cuma agak ragu Ibu bakalan mau nerima bantuan dari Aku. Mas kenapa ya perasaan aku jadi nggak enak kayak gini ! Aku ngerasa kayak akan ada sesuatu yang terjadi, cuma aku nggak tau apa ! Apalagi pasti Dia juga ada di rumah Ibu kan, entah apa lagi yang bakal Dia rencanakan, Aku takut Mas," ucap Seina menjawab dengan wajah cemas.
"Iya Dek, Mas juga berharap Ibu mau nerima bantuan kita, terutama Kamu, lagian kamu kan tau Ibu gimana perangai Ibu, jadi kemungkinan Ibu nggak akan terang-terangan nunjukin rasa tidak sukanya sama kamu, apalagi di rumah sekarang ada acara, pasti banyak orang yang datang terutama tetangga sekitar dan kerabat deket Ibu juga bakalan hadir, jadi Kamu tenang aja ya. soal Sari sebisa mungkin Kamu menjaga jarak, jangan terlalu deket pas di sana nantinya, Mas juga sama bakal lebih waspada, semua pasti akan baik-baik aja," jawab Putra mencoba menenangkan.
"Iya Mas semoga, Aku juga berharap semua berjalan lancar," ucap Seina menjawab dengan wajah penuh berharap.
"Iya dek, kita berdoa yang terbaik aja ya, kalau emang nggak kondusif situasi dan keadaan di rumah Ibu besok, Mas akan ambil tindakan tegas, Kita bakal pulang,"jawab Putra mencoba lebih meyakinkan sang Istri.
"Baik Mas, ya udah aku mau nyiapin beberapa barang Buat di bawah ke rumah Ibu dulu, jadi besok pagi kita tinggal berangkat aja, Mas duluan aja ke kamar, Riza juga pasti udah tidur," ucap Seina mengakhiri obrolan.
"Ya udah Mas duluan ya ke kamar, tapi kamu juga jangan lama-lama ini udah malam, lagian bawah seadanya aja, aku yakin di rumah Ibu nggak akan kekurangan," jawab Putra dengan lembut.
"Iya Mas," jawab Seina sembari mengangguk patuh.
* keesokan paginya*
"Riza ayo bangun....cepetan mandi sekarang, bentar lagi kita bakal berangkat tempat nenek, ayo dong Riz," ucap Seina mencoba membangunkan sang Anak.
"Ish...iya Bu, bentar lagi, Riza masih ngantuk ini, lima menit lagi ya," ucap Riza dengan mata tertutup.
"Ya udah sok lanjutkan, Ibu nggak bakal ganggu tapi kalau kami tinggal jangan ngambek ya, kan kamu sendiri yang susah di bangunin," ucap Seina dengan nada mengancam.
Mendengar ucapan sang Ibu, Riza yang awalnya masih engan bangun dan beranjak dari atas kasur seketika terbangun, mata yang tadi terlihat mengantuk langsung terbuka lebar, siapa yang mau di tinggal pikir Riza, cukup tiga hari yang lalu dirinya di tinggal sama Sang Ayah sendirian di rumah sang nenek, Masa hari ini ia juga harus merasakan hal yang sama, pikir Riza.
"Ya Ibu....nggak suka ah, mainnya ancaman mulu, ia ini Riza udah bangun mau mandi dulu, awas aja kalau di tinggal Riza bakal ngambek," ucap Riza dengan wajah cemberut.
"Iya janji, makanya buruan sana bangun dan mandi, Ibu tunggu di ruang makan ya, awas kalau ampe lama mandinya, tak tinggal beneran loh," jawab Seina kembali mengancam.
"ish...iya-iya, udah sana Riza mau mandi Ibu buruan keluar," ucap Riza ketus.
"Hahahaha ada yang kesel nih kayaknya," ledek Seina sembari tersenyum jahil menatap sang anak.
nggak peduli, hus..hus...keluar sana," ucap Riza mengusir sang Ibu dari kamar.
Setelah Riza mandi dengan kecepatan kilat karena takut di tinggal beneran bergegas keluar kamar, Riza dengan wajah di tekuk menghampiri kedua Orang Tuanya.
"Wah....anak Ayah udah ganteng aja, udah nggak sabar ya ke rumah nenek," ucap Putra bercanda.
" Huh...nggak Ibu, nggak Ayah kenapa kalian sama aja, suka banget bikin Riza bete, lagian asal Ayah tau Riza bukan nggak sabaran ke rumah nenek, tapi Riza bangun lebih pagi dan rapi kayak gini karena Ibu, masa Ibu ngancem Riza kalau nggak cepet bangun bakal di tinggal, Riza jadi terpaksa bangun, masa Riza di tinggal kan nggak lucu yah," jawab Riza sengaja mengadu.
"Oh...ya udah kamu buruan makan ya, Riza nggak boleh marah sama Ibu, Ayah yakin Ibu itu cuma mau kamu tetap bisa bangun tepat waktu meski sekarang kamu Libur sekolah, lagian emang Riza yakin Ibu bakal tega ninggalin kamu di rumah, wong kemaren pas kamu nggak sengaja ayah tinggal di rumah Nenek aja, ayah ampe capek dan kuping aja jadi pengang kena omel sama Ibu kamu," jawab Putra menenangkan sang anak.
"Iya nggak sih, tapi kan bisa aja yah, kan ini beda ceritanya, jadi kemungkinan Ibu buat beneran ninggalin Riza masih besar," jawab Riza meragu.
"Ah...kamu itu Za, ya udah sekarang kamu makam dulu aja, Ayah sama Ibu udah makan Tinggal kamu yang belum, setelah ini kita berangkat," ucap Putra mengalihkan pembicaraan.
"Iya ya," jawab Riza patuh.
Akhirnya Riza makan dengan tenang, sedangkan Seina baru keluar dari sembari membawa beberapa barang, dan satu tas kecil berisi baji ganti mereka bertiga.
setelah sekian menit berlalu Riza menyudahi makannya. mereka kini tengah di perjalanan menuju ke rumah Sang Nenek, hari ini Putra sengaja membawa mobil agar lebih praktis, maklum banyak barang yang di bawah, padahal sejak awal Putra sudah bilang pada Seina untuk bawah seadanya, namun apa daya seina tak peduli, sehingga tanpa sadar saat mau berangkat barang yang di kemas Seina ternyata jauh lebih banyak, jadilah mereka memakai mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments