Bab 8

Ima yang melihat sikap acuh dari Seina merasa kesal, harusnya Seina menunjukkan rasa cemburu atau bila perlu sang menantu marah dan ngamuk sekalian, tapi sayang semua tak sesuai imajinasi Ima.

Huh...kenapa di anak nggak menunjukkan wajah cemburu atau marah, apa dia nggak tau kalau yang datang adalah Sari, ah tapi nggak mungkin kayaknya," Ima berucap dalam hati kebingungan.

Tidak mau berfikir terlalu jauh, Ima menghampiri Sari, dan langsung menyambut dengan senyum merekah di wajah.

Akhirnya kamu sampe juga Sar, kamu nggak ke sasar kan? Ibu udah nungguin dari tadi loh, eh...tapi tadi kamu berpapasan dengan Seina nggak!," ucap Ima dengan wajah penasaran.

Ya ampun Tante, eh...IBU maksud Sari, nanyanya satu-satu biar nggak bingung mau jawab yang mana, ini juga Sari baru sampe bukan di ajak masuk malah di biarin berjemur di luar, nanti kalau kulit aku jadi gosong terus Mas Putra jadi ilfill gimana," jawab Sari dengan nada sedikit ketus.

Ya ampun........ Ibu sampe lupa, ayo-ayo masuk dulu, maaf ya," ucap Ima dengan rasa bersalah.

Hadeee kalau bukan karena aku mau dapetin Putra dengan cara instan, mana mau aku bersikap sok baik di depan nenek sihir satu ini, aku harus bisa bertahan dan membuat Nih nenek lampir semakin ada di kubu aku, pokoknya gimanapun caranya aku harus nikah sama Putra, dan setelah semua tercapai aku akan melanjutkan rencana selanjutnya, terutama memberi hadiah tak terlupakan untuk calon Ibu mertua ku menjadikannya pembantu gratis, hahahaha," ucap Sari di dalam hati sembari menunjukkan ekspresi puas di wajahnya.

Tanpa sadar Sari lupa jika dirinya masih di dekat Ima sang calon mertua, sehingga Ima yang melihat ekspresi wajah Sari bingung dan bertanya-tanya, apa yang membuat Sari tiba-tiba nampak terlihat jelas tersenyum bahagia.

Eh Sari ayo masuk tadi katanya panas, capek juga, ini udah di suruh masuk malah bengong, awas kesambet," ucap Ima dengan ekspresi wajah penuh tanda tanya.

Sari yang tersentak oleh suara kasar Ima sedikit terperanjat, ia seakan baru tersadar akan kecerobohannya, untung sang calon mertua tidak curiga.

Hehehehe ia Bu maaf, tadi aku cuma agak terkejut dama ucapan Ibu barusan, hampir saja hu fff," ucap Sari bernafas panjang merasa lega.

Kini Sari dan Ima sudah berada di dalam, dengan semangat Ima mengajak Sari langsung menuju ruang tamu dan ngobrol, sedangkan tanpa di sadari oleh Ima maupun Sari, di dekat sekat antara ruang tamu dan keluarga, Seina tengah asyik mendengarkan obrolan sang mertua dan calon menantu Idaman, Seina yang udah mendengar sedikit alur yang terjadi, ia berusaha untuk mencari solusi secepat mungkin agar kali ini ia bisa berhasil dan mengalahkan benalu tak tau diri kayak Sari dan Ima pikir Seina.

Emang nggak bisa di di diemin kayaknya, makin kesini makin parah aja, kepala aku bisa pecah, menghadapi tingkah tantrum sang Ibu rumah tentu merepotkan.

Huh....maaf bu kalau Seina harus bersikap tegas mulai sekarang, Aku nggak rela jika harus melihat pria yang aku nikahkan dan menghasilkan buah hati hancur berantakan, dan lebih jika rumah tangga aku harus hancur oleh orang ketiga yang tidak lain Ibu mertua aku sendiri, Aku akan menunjukkan dimana posisi aku sebenernya di rumah, Ibu harus bisa bedain mana berlian dan mana kerikil, maaf jika Inu harus tingkah tantrum aku " ucap Seina tersenyum smirk

Seina kini sudah siap untuk bertarung melawan Sari yang datang tanpa permisi, udah persis jelangkung, sedangkan Putra ketika baru aja sampe rumah dirinya malah di suguhkan hal yang mengejutkan seperti sekarang, dimana Sari tengah mengobrol asyik sembari menonton film di ruang keluarga bersama sang Ibu, sedangkan Seina sang Istri tak terlihat keberadaannya.

Huh....ayo Seina kamu pasti bisa, kamu nggak boleh kalah sama jelmaan Medusa, kamu harus kuat demi Anak dan Suami kamu, Semangat," ucap Seina dalam hati menyemangati diri sendiri.

Sari kamu tunggu aja ya di ruang keluarga atau tamu Ibu mau ke dapur dulu buatin kamu minuman sama kue, kebetulan tadi ibu sengaja masak Kue buat kamu, tunggu ya," ucap Ima penuh perhatian.

Iya Bu...makasih, eh tapi bu Mas Putra jam berapa kalau pulang?," jawab Sari sembari bertanya tanpa malu soal Putra.

Oh...biasanya kalau nggak lembur jam 5 lewat dikit udah pulang kok,makanya Ibu nyuruh kamu nungguin di ruang tamu atau di ruang keluarga aja, biar kalau Putra pulang bisa langsung liat kamu," jawab Ima mengingatkan.

Tapi Bu....aku malu, mana ada Istri Mas Putra kan di rumah, aku takut nanti malah dapet masalah, bisa-bisa Mas Putra marah lagi," ucap Sari berpura-pura cemas.

Ngapain kamu takut kan ada Ibu, lagian aku yakin Putra akan patuh sama aku, pokoknya kamu tenang aja, udah Ibu mau ke dapur dulu," jawab Ima menyakinkan.

Iya Bu," jawab Sari patuh.

Setelah menjawab pertanyaan Sari, Ima kembali berjalan meninggalkan Sari menuju ke dapur, dan setelah Ima tak terlihat senyum menyeringai terbit di wajah Sari.

Bagus rencana aku akan berjalan lancar, dan kalaupun nanti Mas Putra marah atau Istrinya ngamuk aku ada pelindung setia, siapa lagi kalau bukan Si Nenek Lampir, hahahaha," Sari bermonolog bahagia.

Tak lama Ima telah kembali membawa nampan berisi minuman dan juga piring berisi kue kukus yang ia buat sendiri tadi sebelum Sari datang.

Ayo cicipi kue buatan Ibu, pasti kamu suka," ucap Ima sembari meletakkan nampan di atas meja.

Makasih Bu, ini pasti enak, Ibu kan pinter banget masak apa aja," jawab Sari dengan nada menjilat.

Ima yang mendengar ucapan sang calon menantu idaman udah pasti bahagia, tanpa rasa curiga sama sekali, padahal tanpa sepengetahuannya, Sari sudah memiliki niat jahat sedari awal.

Di saat Ima dan Sari sedang asik mengobrol, Seina keluar dari kamar sudah menjadi kebiasaan dirumah jika sudah jam 3 sore maka Seina akan mulai sibuk memasak dan kembali merapikan rumah, di saat Seina baru menuju dapur tanpa disengaja berpapasan dengan Sari dan Ibu Mertua yang terlihat sangat akrab dan dekat sekali, ada rasa sakit di hati Seina, kenapa Sang Ibu Mertua lebih dekat dengan wanita lain bukan kepada dirinya yang sudah menikah dengan Putra dan otomatis sudah menjadi bagian dari keluarga, namun Seina tidak mau menunjukkan jika ia sekarang tengah sedih dan iri. Dengan tarikan nafas dalam Seina melangkah melewati Ima dan Sari seakan-akan ia tak peduli.

Namun sayang kehadiran Seina di sadari oleh Sari, sebab sedari tadi Sari memang sengaja menunggu Seina keluar dari kamar, tak ingin melewatkan kesempatan Emas.

Eh... Mbak Seina kebetulan, maaf ya Mbak tadi sikap saya kurang sopan sama Mbak, soalnya saya beneran nggak tau kalau Mbak itu istrinya Mas Putra maklum sikap Ibu juga sama Mbak biasa aja, jadi aku kira Mbak tadi ART di sini, maaf ya mbak," ucap Sari sengaja memprovokasi.

Huh...lagaknya minta maaf tapi kok malah lebih ke ngajak gelut ya, sabar ayo Seina kamu pasti bisa, kita liat sampe kemana nih Medusa bakal beraksi," umpat Seina di dalam hati.

Oh....nggak apa-apa Mbak, lagian maklum aja kalau mbak nggak tau sama aku, kan kita juga jarang malah jarang banget kan ketemu, dan soal penampilan aku ya harap maklum mbak, saya kan seorang Istri dan Ibu jadi kadang nggak sempat memperhatikan penampilan maklum aku kan merangkap antara IRT dan IRT jadi satu, beda sama mbak yang harus jaga penampilan...takutnya nanti nggak laku, eh... tapi saran aja ya mbak pakaian mbak kalau bisa agak sedikit di rubah soalnya dari pada terlihat cantik dan anggun malah lebih kelihatan kayak calon pelakor ups..," jawab Seina dengan senyum menantang.

Sari yang tak menyangka jika ucapannya akan di jawab terlihat mengepalkan tangan.

Sialan banget nih, ternyata nih perempuan bukan tipe wanita yang mudah ditindas, dan apa tadi dia berani bilang aku kayak pelakor, tunggu aja setelah aku berhasil merebut Putra, aku akan tertawa paling kuat didepan wajah kamu Seina," umpat Sari di dalam hati dengan wajah memerah.

Di sisi lain Ima yang mendengar percakapan Sari dan Seina awalnya hanya diam, Namun setelah mendengar ucapan Seina yang terakhir membuat Ima marah, dan ikutan tak terima berani sekali pikir Ima. Tanpa menunggu Ima seketika membuka suara.

Jaga ucapan kamu ya Seina, kamu nggak menghargai Ibu di sini, kamu berani nyindir Sari ada hal apa kamu berani ngomong kayak tadi, jangan karena Putra sering belain kamu, jadi kamu mulai besar kepala ya, bikin malu tau nggak sikap kamu itu," ucap Ima penuh emosi dan amarah.

Wajar dong Bu, Seina kan cuma menjawab ucapan Sari dimana letak salahnya, lagian kalau tamu Ibu ini lebih tau sopan santun aku juga bakal bersikap baik, masa aku harus diam dan terima aja atas ucapan dari orang luar sekalipun dia tamu Ibu," jawab Seina tak ingin kalah.

KAMU YA..." ucap Ima sembari mengangkat tangan ingin menampar wajah Seina karena terbawa emosi.

Tanpa ada yang menyadari ternyata Putra baru saja masuk, dan betapa kaget ketika Putra barus saja akan berucap ia melihat dari jauh perdebatan sang Ibu dan istrinya, ketika ia menghampiri arah suara Putra bukan cuma kaget akan sosok wanita lain yang duduk di dekat sang ibu, namun Putra lebih terkejut ketika melihat sang Ibu udah siap menampar wajah sang Istri. Dengan sigap Putra berlari dan menahan tangan sang Ibu secara spontan, tentu saja hal itu membuat semua orang menoleh dan kaget.

Putra/Mas/Nak," ucap Sari, Seina dan Ima hampir secara bersamaan.

Maaf ya baru Up, di usahakan hari ini bakal doble update☺️☺️🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!