"Bagaimana sekarang? Sudah menentukan pilihan, Aku tak banyak waktu menunggu atau Kamu mau Aku yang memilih, tentu aku akan memilih kamu melepaskan Mas Putra dan aku pastikan anakmu akan aku antar dengan selamat sampai kedepan pintu rumahmu," ucap Sari dengan wajah tersenyum licik.
" Dasar wanita gila, kamu tega ngelakuin semua ini hanya untuk merebut suami aku, kenapa kamu tidak mencari pria lain, kenapa harus suami aku ?kenapa harus menghancurkan rumah tangga aku!apa salah aku ke kamu!" ucap Seina dengan wajah memerah menahan emosi marah dan sedih.
" SALAH kamu? Salah kamu adalah menikah dan menjadi istri dari Mas Putra sebab apa! Sebab Aku yang memang dari awal sudah di cintai Mas Putra, Aku wanita yang pertama Mas Putra ajak untuk menikah, jika saja aku tau kalau Mas Putra ternyata memiliki harta yang berlimpah, dan dia juga akan memiliki pekerjaan yang bagus dengan gaji yang besar, tidak mungkin aku akan memilih menolak, malah dengan bodohnya aku memilih menikah dengan orang lain yang ternyata aku malah tertipu, jadi bukan salah Aku kan, jika aku sekarang ingin mengambil apa yang sebenarnya dari awal adalah milik aku, anggap aja aku hanya menitipkan Mas Putra sementara padamu, lagi pula aku yakin Mas putra hanya menjadikanmu pelarian saja dan sekarang sudah waktunya aku ambil kembali apa yang sedari awal jadi milikku," ucap Sari panjang lebar dengan wajah sinis.
"OMONG KOSONG...Aku nggak pernah akan mau ngasih Mas Putra sama Kamu Sar, jika memang Mas Putra sedari awal milih kamu dan anggap aku hanya pelarian kenapa Mas Putra malah menghindari kamu Hah, lagian apa kamu pikir Mas Putra akan mau dengan mu MIMPI," ucap Seina dengan suara lantang.
" kalau begitu siap-siap kamu akan kehilangan mereka berdua, aku sudah berbaik hati memberi pilihan untuk mu, tapi tak masalah bagaimana pun caranya aku akan tetap mendapatkan apa yang aku punya," jawab Sari dengan menatap tajam ke arah Seina.
Melihat Seina yang masih bersikeras membuat sari menjadi semakin emosi dan kesal, Sari yang awalnya mengira Seina akan dengan cepat pasti akan memilih sang anak ternyata salah besar, tapi Sari tak kehabisan akal, dengan senyum licik ia sudah merencanakan sesuatu.
" Tut...tut..klik," suara panggilan tersambung.
" Halo..." ucap sang Pria dari seberang telepon.
" Apa dia sudah sadar, jika ia aktifkan loudspeaker di hapemu," ucap Sari menjawab.
seakan sang Pria sudah mengerti maksud dari ucapan Sari, pria tersebut mendekatkan hapenya ke arah Riza yang sedari tadi sudah terikat di sebuah kursi.
"ngapain Huh, Nih dengerin," ucap sang Pria kepada Riza.
Riza yang awalnya berusaha melepaskan diri, seketika terdiam karena kaget tiba-tiba Pria yang menculiknya sudah berdiri di dekatnya, dengan perasaan takut Riza menoleh ke arah sang Pria, awalnya Riza bingung namun setelah mendengar suara yang ia kenal Riza awalnya tersenyum, mungkin sekarang Pria jahat yang menculiknya tengah bernegosiasi untuk menyelamatkan dirinya, namun mendengar percakapan yang terjadi Riza merasa sedih dan kecewa, Riza tak menyangka jika sang Ibu tak ada niat sedikitpun untuk menolongnya, ternyata dirinya tak begitu penting dan beharga di mata sang Ibu, rasa kecewa seketika melandanya, meskipun sebenarnya Riza telah salah sangka namun sayangnya Riza tak tau itu.
Sari tau jika ia telah berhasil membuat hubungan Ibu dan anak menjadi rusak, iya sangat yakin jika Riza mendengar semuanya, jadi kini ia akan berpura-pura menjadi sosok penolong bagi Riza, dengan ini jalan menuju kemenangan akan terbuka lebar.
" Kamu keterlaluan Seina, apa kamu tak tau sedari tadi semua yang kamu ucapkan di dengar oleh anakmu," ucap Sari dengan suara sedih namun menatap sinis ke arah Seina.
Deg..deg..deg.." apa jadi sedari tadi, Riza ya Allah apa yang akan anakku pikirkan, sungguh keterlaluan kamu Sar," ucap Seina bermonolog dengan ekspresi tak percaya.
" Kau..." ucap Seina dengan wajah merah padam.
Sari tersenyum bahagia" Tuan saya mohon lepaskan Riza, meski seina maksud saya meski Ibunya tak mau menebus Riza, tapi saya akan menebus Riza berapapun jumlahnya Tuan," ucap Sari membuat suara cemas seakan -akan ia sangat peduli dengan keadaan Riza.
" Sari...berikan teleponnya padaku, aku ingin menjelaskan semuanya, aku tak akan biarkan semua rencanamu berjalan lancar, BERIKAN," ucap Seina dengan nada tinggi.
Ternyata sedari tadi kegaduhan antara Seina dan Sari sudah terdengar oleh beberapa orang yang berada tak jauh dari tempat Seina dan Sari sekarang berada, di tambah Seina yang tanpa sadar berteriak dan bernada tinggi akhirnya membuat orang-orang menjadi penasaran, tak lama Ima dan Putra serta beberapa kerabat juga sudah berjalan menghampiri, mereka ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.
Tepat ketika Putra melangkah dan menemukan dimana sumber suara berasal, Putra terlebih dahulu menghampiri mereka berdua. Dan Di saat bersamaan, tiba-tiba Sari dengan sengaja menghempaskan dirinya kebelakang, seolah-olah Seina lah yang telah mendorongnya.
" aAugh...hess, Seina apa yang kamu lakukan hiks..hiks," ucap Sari dengan wajah sedih.
Putra yang baru sampai di buat kaget, ia melihat sang Istri mendorong Sari.
" Ada apa ini," ucap Putra ketika melihat Sari terjatuh di dorong oleh istrinya.
" Mas....ini tidak seperti yang kamu lihat, Dia.." ucap Seina berusaha menjelaskan.
Belum sempat Seina menjelaskan Sang Ibu mertua dan beberapa kerabat sudah lebih dulu sampai, melihat Sari yang di dorong oleh Seina membuat Ima semakin membenci sang menantu, sedangkan beberapa kerabat yang melihat hanya diam, mereka tak tau harus bersikap bagaimana, karena mereka tak tau kejadian yang sebenarnya, dan kepada siapa mereka harus berpihak.
" SEINA....Kamu udah gila Huh, kenapa kamu sampai tega mendorong Sari hingga jatuh," ucap Ima penuh emosi.
" Bu..hikss, sakit Bu, aku...aku cuma mau bilang sama Seina kalau aku dapet telepon dari seseorang, dan dia..dia ngaku kalau hiks..hiks kalau dia udah menculik Riza bu, aku cuma mau ngasih tau Seina tapi Seina malah nuduh aku dan nggak percaya bu," jelas Sari dengan wajah teramat sedih.
" APA? Riza di culik," ucap Ima dan Putra bersamaan.
" Hiks...Hiks... Ia Mas, aku...aku nggak tau tiba-tiba ada panggilan masuk, aku pikir awalnya hiks..siapa karena nomor nggak aku kenal, tapi pas orang itu jelasin bahkan ngasih bukti foto dan suara Riza aku jadi percaya," jelas Sari dengan wajah di buat sesedih mungkin.
Putra yang bingung mengerutkan kedua alisnya, mengapa Sang Pelaku malah menghubungi Sari, kenapa bukan Seina yang jelas-jelas Ibunya, karena tak ingin berasumsi liar, Putra lebih memilih bertanya langsung.
"Kenapa pelaku malah menghubungi Kamu, harusnya pelaku menghubungi Seina, sebab seina Ibunya Riza bukan Kamu!" ucap Putra dengan wajah bingung.
Sari yang di berikan pertanyaan oleh Putra mendadak terdiam, Ia tak terpikir akan hal ini, sekarang Sari harus bisa memberikan alasan yang masuk akal, agar rencana yang sudah ia susun dengan rapih berjalan lancar, ia tak rela jika rencana yang sudah setengah jalan ini malah gagal, hanya karena Sari tak bisa memberikan jawaban yang masuk akal kepada Putra, sedangkan Seina yang melihat ekspresi Sari sedikit tersenyum, ia tau Jika sekarang pasti Sari tengah mencari jawaban yang tepat, Seina berharap Sang Suami lebih percaya kepada dirinya ketimbang Wanita Ular siapa lagi kalau bukan Sari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments