Bab 19

Setelah berfikir sejenak, Sari akhirnya menjawab dengan wajah di buat sesedih mungkin ia berusaha membuat semua orang bersimpati dan percaya padanya, sehingga rencana Sari untuk membuat Seina jelek dan keinginannya untuk mendapatkan Mas Putra akan lebih mudah ia capai.

" Aku nggak tau Mas...hiks..Aku...aku beneran nggak tau alasannya, cuma tadi kata orang yang menculik Riza bilang kalau Dia sendiri yang mencari tau sebab dia udah lama mantau, dan sering liat Mas sama aku, jadi...jadi mungkin orang itu mikir aku istrinya Mas, padahal aku udah jelasin kalau aku nggak ada hubungan apa-apa tapi orang itu nggak percaya, terus..." ucap Sari menunjukkan raut wajah teramat sedih.

" Bohong Mas, Apa yang di ucapkan Sari semua nggak bener, yang sebenarnya terjadi Sari tiba-tiba datangi aku dan bilang kalau aku harus rela lepasin kamu, karena kalau nggak dia bakal bunuh anak kita Mas, percaya sama aku Mas," ucap Seina membelah diri.

" Hiks...hiks, kenapa Na? Kenapa kamu masih aja nuduh aku, padahal aku udah jelasin ke kamu aku dari awal nggak pernah ada niat buat merebut Mas Putra, Meski awalnya aku akui jika aku masih berharap, tapi pas tau Mas Putra udah nikah aku udah merelakan, tapi Bu Ima datang dan mau aku jadi menantu bahkan membujuk aku buat mau jadi istri kedua, jujur aku nggak munafik karena rasa yg awalnya aku simpan jadi kembali ada, tapi melihat sikap Mas Putra aku akhirnya sadar jika aku nggak mungkin dapetin Mas Putra lagi, dan.." ucap Sari dengan wajah sedih dibuat-buat.

" Alah nggak usak sok munafik kamu Sar, jangan karena kami merasa ada Ibu yang melindungi kamu aku jadi takut, kamu cuma wanita murahan yang mau merebut Suami orang," ucap Seina yang sudah terbawah emosi sejak tadi.

" Jaga ucapan kamu Seina, kamu berani nuduh Sari dan kamu juga besikap kurang ajar sama Saya, kenapa kamu hanya dia Putra, apa ini wanita yang kamu belah selama ini," ucap Ibu Ima marah tak terima.

Semua orang sedikit bingung dengan situasi saat ini dan juga kaget atas semua penjelasan yang Sari ucapkan tidak terkecuali Putra, sedangkan Seina sedari tadi menatap tajam penuh kebencian terhadap Sari, ia tak tau harus bagaimana sekarang, ia di sudutkan tapi dia juga tak bisa mengelak, sebab ada nyawa Riza yang jadi taruhan, meskipun Seina yakin jika semua ini adalah perbuatan Sari, namun Seina tak bisa bertindak gegabah.

" Cukup Bu, aku nggak tau harus percaya siapa sekarang, lagi pula aku masih nggak percaya sepenuhnya dengan Sari, dan aku nggak mau nuduh Seina tanpa bukti," jawab Putra dengan penuh penekanan.

"Sudahlah kamu pasti akan tetap membelah Istrimu itu, sekarang coba jelaskan Sar kenapa kalian berdua bertengkar, bisa jelasin ke kami Nak, agar kami semua mengerti, jangan Biarkan Ucapan Seina membuat kamu jadi takut tenang ada Ibu," jawab Bu Ima meminta penjelasan sembari merangkul Sari erat.

" Maaf Bu Sari nggak bermaksud buat keributan, tapi tadi Sari sangat terkejut saat mendapatkan panggilan masuk dari orang asing, di tambah orang itu bilang dia udah menculik Riza, karena panik aku bingung mau ngapain makanya Pas aku nggak sengaja berpapasan Sama Seina aku coba jelasin tapi dia nggak percaya, dan... Seina malah nuduh aku buat cari masalah hikss, sampai..hiks sampai orang itu nelpon lagi tapi Seina malah ngomong dia nggak percaya dan nggak peduli, terserah orang itu mau ngapain Riza, tap...tapi ternyata pas Seina denger suara Riza baru Seina percaya, sayang panggilan terputus dan lagi-lagi hiks Seina nyalahin aku Bu," jelas Sari menunjukkan wajah sembab dan tubuh gemetar.

Mendengar ucapan Sari tentu Bu Ima langsung marah dan emosi, bagaimana tidak sejak awal Bu Ima memang tak suka dengan Seina maka mendengar ucapan Sari tentu saja Bu Ima akan langsung percaya bahkan kini ia terlihat semakin membenci Seina, sungguh menantu tak berguna pikir Bu Ima, sedangkan Sari melihat Bu Ima yang sudah makan hasutannya pastinya merasa senang, sedangkan Putra kini merasa bimbang, ia tak tau percaya siapa! Istrinya atau Sari, yang Pasti sekarang yang terpenting bagaimana nasib Anaknya Riza, siapa yang telah menculiknya, dan bagaimana orang tersebut bisa membawa Riza dari rumah sang Ibu yang tengah ramai orang, sedangkan beberapa kerabat yang menyaksikan hanya terdiam menonton.

Melihat situasi menguntungkan dirinya, Sari semakin memperdalam perannya.

" Bu terus sekarang gimana dengan Riza Bu, Sari udah berusaha meminta orang Itu buat ketemuan, dan mau membayar berapapun uang yang dia minta, tapi belum sempat...orang itu menjawab...Seina udah merebut hape aku, jadi..jadinya panggilannya terputus Bu," ucap Sari dengan suara serak dan raut wajah teramat cemas.

Sungguh Seina ingin menghajar wajah Sari saat ini juga jika ia tak mengingat sang Anak dalam Bahaya, sekarang Seina tau bagaimana perangai wanita yang menjadi musuhnya, bukan hanya pandai bermulut manis tapi juga sangat manipulatif, dan dengan tak berdaya Seina hanya bisa diam tanpa bisa membela dirinya.

"Kamu denger kan Put...apa yang Sari ucapkan, sekarang gimana keadaan cucu Ibu, dan kamu Seina sungguh ternyata bukan cuma nggak bisa jadi mantu yang baik kamu juga udah gagal jadi Ibu buat Riza, tidak salah jika Aku masih berharap jika Putra memilih menikah lagi dengan Sari, dia lebih pantas jadi Ibu sambung Buat Riza ketimbang kamu, kamu taunya cuma bersenang-senang dan menghabiskan uang Anakku saja," Sarkas Bu Ima menatap sinis Seina.

" Bu...aku tau dari dulu Ibu memang tak suka padaku, tapi Ibu tak pantas mengatakan aku tak becus menjadi Ibu buat Riza, selama ini aku selalu melakukan yang terbaik, hanya saja lawanku saat ini sangatlah pintar dan cerdik, apalagi dia tau jika Ibu sangat berpihak padanya," jawab Seina tak terima sembari menatap tajam kearah Sari.

Sari yang di tatap tajam oleh Seina hanya tersenyum smirk, ia tau jika Seina tak bisa berbuat banyak, malah Sari makin semangat menjatuhkan posisi Seina saat ini.

"Apa maksud kamu Seina, Kamu masih mau bilang kalau aku yang udah menculik Riza Ia, kenapa kamu masih saja menyalahkan aku sedangkan aku nggak ngelakuin apa yang kamu tuduhkan, hikss..Bu...kayaknya emang sebaiknya aku sejak awal nggak datang dan nggak pernah ke sini, aku udah bilang kan Bu, sampai kapanpun Seina tetep tak suka dan sekarang dengan terang-terangan menuduh aku Bu," ucap Sari menangis terisak di pelukan Bu Ima.

" Kamu keterlaluan Seina, kamu yang salah tapi masih aja mengelak dan mencari-cari alasan, parahnya kamu malah menyalahkan Sari, sungguh mengecewakan, ini lah akibatnya jika Kamu selalu membelah dan memanjakan istrimu bahkan kamu berani membantah dan berkata kasar pada Ibu," ucap Ima menatap wajah Putra dengan raut kecewah dan marah.

Putra sesungguhnya tak terima jika Sang Ibu menghina dan merendahkan Seina, namun di sisi lain mendengar penjelasan dari Sari Putra akhirnya sedikit terhasut dan mulai meragukan sang Istri, apalagi sekarang ia sangat cemas bagaimana nasib anaknya, apakah ia selamat, apakah sekarang ia baik-baik saja, Putra hanya bisa berdoa dan berharap anaknya bisa kembali dengan selamat dan sang penculik segera menghubungi mereka kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!