Di saat Seina, Bu Ima dan Putra sibuk memikirkan nasib Riza yang di culik, hape di genggaman Sari kembali berbunyi, dengan cepat Sari kembali berakting.
" Bu..Mas...ini...ini nomor yang sama, pasti penculik Riza Sari harus gimana!"Ucap Sari dengan tangan gemetar dan wajah di buat sesedih mungkin.
mendengar ucapan Sari ketiganya spontan menoleh, Seina bergegas Ingin merebut hape Sari namun di tahan oleh Bu Ima.
" Mau ngapain kamu huh, masih belum puas," ucap Bu Ima menahan tangan Seina.
" Bu lepasin, Seina cuma mau ngomong sama penculik Riza, Seina yakin semua ini rencana Sari Bu, Seina bisa buktikan Bu," jawab Seina mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Bu Ima.
" KAMU...., ya Ampun dasar menantu nggak guna, kamu masih mau nuduh Sari, yang harus dipikirkan itu gimana cara agar Riza selamat, Putra urus istri kamu ini," jawab Bu Ima penuh emosi.
" Mas...aku cuma mau buktikan kalau semua ini rencana Sari Mas, Mas harus percaya, bantu aku agar Sari mau ngaku, dan aku yakin anak kita..." ucap Seina dengan wajah sembab.
belum selesai Seina berucap, Putra lebih dulu menampar wajah Seina dengan kuat.
" Cukup Seina, saat ini aku nggak peduli siapa yang salah dan siapa yang benar, karena yang terpenting sekarang gimana agar Riza bisa balik ke sini dengan selamat, lagi pula jika ada yang harus di salahkan tentu orang itu adalah kamu, sebagai ibu kenapa nggak bisa jaga Riza dengan baik, bukannya tadi dia sama kamu, terus ngapain aja kamu di dalam rumah Ibu, sampai anak ilang aja nggak tau," ucap Putra kasar dipenuhi emosi.
Seina yang mendapatkan tamparan kuat dari sang suami hanya terdiam, ini pertama kalinya dirinya mendapatkan tamparan dari sang suami, karena jangankan kekerasan fisik ucapan kasar tak pernah Putra lontarkan, sungguh kini Seina di hantui rasa bersalah dan kecewa, bukan cuma kepada sikap sang suami tapi juga pada diri sendiri, Seina hanya bisa menangis sembari memegang pipinya yang terasa nyeri akibat tamparan kuat dari Putra.
Sedangkan Sari yang melihat Putra menampar Seina, ia sangat senang dan di dalam hati Sari sudah loncat kegirangan akhirnya sekian lama ia bertahan dan mencari berbagai cara buat dapetin cela untuk menghancurkan hubungan Seina dan Putra, akhirnya kini ia berhasil, bukan cuma membuat kesalahpahaman antara ibu dan anak, namun Sari Juga berhasil membuat Seina ditampar oleh Putra, bahkan Seina semakin jelek di mata Bu Ima.
" Mas sudah jangan salahkan Seina, aku yakin Seina juga nggak tau semua ini akan terjadi, seharusnya kamu bisa menahan emosi kamu dan Bu aku mohon jangan memperburuk ke adaan, aku nggak mau mbak Seina makin benci dan salah paham sama aku, lagi pula kita harusnya fokus ke Riza, Mbak kamu nggak apa-apa kan," ucap Sari menunjukkan rasa peduli dan empati yang besar terhadap Seina.
" kamu liat Seina, aku berhasil sekarang kamu sudah kalah," ucap Sari berbisik sembari memeluk erat tubuh Seina.
" kami keterlaluan Sar, aku nggak akan pernah maafin kamu, aku akan balas kamu nanti," jawab Seina membalas pelukan Sari tak kalah erat.
Putra yang baru tersadar setelah mendengar ucapan Sari, kini ia merasa bersalah kepada sang istri, namun entah kenapa ada rasa terharu melihat Sari begitu peduli dan malah membela Seina, padahal sedari awal Putra melihat Seina begitu membenci Sari, ada rasa yang sulit di gambarkan oleh Putra, ada rasa tak enak dan gelisah, Putra merasa telah salah menilai Sari selama Ini, lagi pula benar kata Sari selama ini Ibunya lah yang getol meminta Putra menikahi Sari, bukan Sari yang memaksa, apalagi setelah mendengar penjelasan Sari jika semua yang ia lakukan selama ini atas permintaan sang Ibu, Putra merasa bersalah dan mulai bersimpati terhadap Sari.
" Apa sudah keterlaluan selama ini sama Sari, lagi pula benar apa yang Sari ucapkan bukan dirinya yang salah tapi selama Ini Sari hanya ingin menyenangkan hati Ibu aku saja," monolog Putra.
Karena yang meminta Sari untuk terus berusaha dekat dan bisa menarik perhatian Putra bukanlah Sari pribadi tapi atas permintaan sang Ibu, Jadi jika Putra ingin marah dan protes bukan kepada Sari tapi kepada sang Ibu, tapi selama Ini Putra hanya menyalahkan Sari, dan menganggap Sari sebagai wanita yang berusaha merusak rumah tangganya, dan rasa cintanya kepada Seina telah membuat dia melakukan kesalahan tanpa berfikir akibatnya, dan Sekarang tanpa sadar Putra menyalahkan dirinya sendiri, akibat sikapnya yang membenci Sari membuat sang Istri juga ikutan, dan menganggap Sari adalah ancaman.
Di sisi lain, Riza kini tengah menangis, dirinya masih terikat di kursi sendirian di ruangan luas yang terlihat menyeramkan.
" Hiks...hiks...Ayah...kapan kalian akan datang nolongin Riza, Riza takut," ucap Riza menangis.
" Kenapa Ibu malah nggak peduli sama aku, dan kenapa Ibu malah bentak Tante Sari, ternyata bener kata Nenek, Ibu sebenernya nggak sayang sama aku," ucap Riza dengan wajah sembab.
Sedangkan sang pria yang bertugas menculik Riza, kini tengah bersantai sambil merokok, ia menunggu tugas selanjutnya dari Sari.
" ah...Aku sudah tak sabar mencicipi tubuhmu Sari, aku akan membuat kamu bertekuk lutut dan tak akan aku biarkan lepas dariku, aku akan jadikan kamu milikku seutuhnya, aku sudah menunggu kesempatan ini begitu lama, akhirnya penantian panjangku akan terbayar lunas," ucap Sang Pria dengan wajah tersenyum licik.
Tanpa Sari ketahui ternyata Sang pria memiliki niat lain dengan menerima Permintaan Sari untuk membantu melancarkan aksinya, karena sedari awal sang Pria memang mempunyai niat lain terhadap Sari, karena itu sang Pria memberi syarat bukan hanya uang tapi Sari juga harus membayar dengan tubuhnya.
" Huh Sari jangan salahkan aku jika aku berbuat licik padamu, karena kamu sendiri juga sama sepertiku, jika Kamu saja bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang kamu mau, maka aku pun sama, kita memang sudah di takdirkan hahahaha," ucap sang Pria dengan tawa bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
kalea rizuky
cerai kan seina nikah aja ama. jalang sari sana
2024-05-31
1