Tepat jam makan malam, Seina sibuk menyiapkan segala bahan untuk dijadikan lauk untuk makan bersama sang mertua, di saat Seina tengah sibuk memasak sang Ibu mertua tiba-tiba datang.
Masak apa Kamu... Kok banyak banget, jadi istri itu harus pinter buat ngatur keuangan, masa buat makan aja sampe sebanyak itu buat sekali makan, masak itu seadanya aja biar nggak boros, kamu mah enak bisanya ngabisin uang suami, tapi apa kamu nggak kasian sama suami kamu yang banting tulang buat nyari uang, kalau kamu mau seenaknya makanya kerja jangan nyantai di rumah terus jadiin anak saya kacung buat ikutin ego kamu aja," ucap ketus Bu Ima tanpa rasa bersalah.
Hhmmmm, iya Bu maaf tapi ini menu biasa yang saya masak tiap hari, semua sesuai permintaan anak dan cucu ibu sendiri, dan aku juga masak khusus beberapa menu buat Ibu, soal keuangan tenang saja Bu aku tau diri juga yang pasti jatah bulan Ibu aman nggak berkurang kan malah nambah tiap bulan, kalau kerja maaf bukan saya yang nggak mau kerja tapi anak ibu sendiri yang melarang, saya sebagai istri hanya mengikuti," jawab Seina menjawab dengan raut menahan emosi.
Alah kamu itu kalau nggak menjawab omongan saya bukan kamu namanya, jadi menantu kok kurang ajar sekali kamu ya, aku heran kenapa anak aku bisa bertahan hidup sama istri kayak kamu, coba aja dulu Putra mau nikah sama wanita pilihan saya pasti lebih bahagia," jawab Bu Ima tak mau kalah.
Seina yang dari awal sudah sangat sakit hati mendengar ucapan sang ibu mertua ditambah rasa kecewa yang selama ini ia tahan membuat dirinya tersulut emosi.
Oooo.... Jadi menurut ibu Mas Putra nggak pantes dapet istri kayak saya, dan ibu merasa kalau Mas putra nikah sama wanita pilihan ibu siapa namanya...sari iya kan, Mas putra bakal lebih bahagia dan ibu juga bakal merasakan hal yang sama, baik aku kabulkan Bu sekarang juga," jawab Seina dengan lantang penuh emosi.
Di selah keributan yang terjadi di dapur, Riza yang melihat Ibu dan sang nenek tengah bertengkar mencari sang ayah, ternyata sang ayah tengah sibuk di depan memperbaiki sepeda sang anak, sebab sedari kemarin Riza memang merengek agar sepedanya diperbaiki sang ayah, karena Riza ingin bersama temannya.
Ayah....ayah, ibu sama nenek lagi berantem di dapur, kasian ibu nangis yah," ucap Riza mengaduh.
Putra yang mendengar ucapan sang anak bergegas masuk dan menghampiri keduanya.
Disaat Putra baru saja sampai di dapur, ia dikagetkan oleh ucapan sang istri.
Pas banget, Mas Ibu bilang kalau kamu akan lebih beruntung jika menikah sama Sari bukan aku, dan kamu akan lebih bahagia dari pada sekarang, jadi ayo kita pisah lagian udah cukup enam tahun aku berusaha menjadi menantu idaman," ucap Seina dipenuhi emosi.
Putra yang mendengar ucapan sang istri menjadi kaget bukan main, ia tak menyangka semua akan menjadi seperti sekarang ini, ia tau sikap dan ucapan Ibu sering kali menyulut emosi sang Istri, tapi ia tak menyangka kalau sang Ibu akan mengatakan yang yang tak masuk akal seperti sekarang bagai petir di siang bolong, sang istri meminta cerai padanya.
Maksudnya....?," jawab Putra dengan ekspresi bingung sekaligus kaget.
maksud aku ayo kita cerai, aku mau lihat sebahagia apa kamu kalau beneran nikah sama Sari, kamu tau Ibu selalu aja nyari cara buat ngajak ribut tapi aku tetep berusaha nahan diri, tapi bukan berarti aku takut, aku cuma mencoba memahami titik salah aku sebagai menanti di mana, dan aku berusaha memperbaiki, tapi aku juga manusia Mas, aku capek...sangat capek," ucap Seina dengan raut wajah lesu dan tertekan.
Dek mas tau kamu sekarang lagi kesel dan marah tapi jangan asal ngomong juga, kamu nggak kasian sama Riza hmm.., sekarang Mas minta maaf ya mewakili ibu, jadi Mas mohon kita bisa selesaikan semua masalah dengan kepala dingin bukan emosi seperti sekarang ya," ucap Putra lemah lembut sedikit merayu.
Putra sudah di titik yang membuat dirinya begitu frustasi satu sisi ada sosok ibu yang harus di hormati tapi di sisi lain ada istrinya yang harus ia hargai dan cintai, ia tak tau harus melangkah ke mana, akan mengambil tindakan apa, ia bingung bagaimana menghadapi perangai dang ibu namun disisi lain ia juga harus berusaha memberi pengertian dan semangat, Putra sangat tak ingin bayangan kelam di matanya terjadi, cukup ibunya yang bercerai dengan sang ayah, bahkan sampai sekarang Putra juga tidak tau apa penyebabnya karena sang ibu yang sangat pandai menyimpan rahasia.
Bu Putra mohon ibu bisa menahan ucapan Ibu, aku nggak mau menyakiti perasaan ibu dan di cap sebagai anak durhaka tapi aku juga nggak bisa diem aja, karena bagaimanapun Seina wanita yang aku pilih, dia istri aku bu, ibu dari Riza cucu ibu, Hmmmm," tarikan nafas panjang menjadi menutup ucapan Putra kepada sang Ibu.
Oh...jadi maksud kamu Ibu yang jadi biang kerok, yang salah di sini, ia gitu....bagus kamu lebih peduli sama istri kamu ketimbang ibu kandung kamu sendiri Put...kamu bela istri kamu dan ibu nggak, setelah menikah sama istri kamu ini kamu berubah sangat berubah nak, jujur ibu kecewa sama kamu.
Umpat bernada sarkas meluncur dengan mudah, Putra yang mendengar hanya bisa menarik nafas lebih dalam, ia sudah tak tau harus bersikap bagaimana sekarang, ia sudah capek menghadapi tingkah laku sang Ibu dan Putra juga sangat takut jika karena sikap ibunya yang keras kepala, tak peka, dan kasar membuat rumah tangga yang ia jalani hampir lima tahun lebih bersama Seina harus kandas, sungguh Putra tak bisa berfikir, otaknya seketika kosong.
Sudahlah Mas mending Mas belain aja Ibu, aku mah nggak butuh dan udah biasa juga kalau Ibu kamu pasti akan selalu jadi pemenangnya, sampe kapanpun kalau kamu tetep kayak gini aku nyerah, bener kata ibu mending kamu nikah sama Sari aja, kebetulan kan dia baru aja cerai jadi bisa langsung tancap Gas, aku mau lihat sebahagia apa Ibu kamu nantinya, Riza biar ikut aku jadi tenang nggak akan jadi pengganggu lagi, kamu bisa mulai dari NOL," Seira bersuara dengan nada sarkas.
Apa maksud kamu ngomong gitu huh....kamu mengejek saya, emang kamu istri durhaka sama mertua nggak ada sopan santunnya, aku heran dimana anak aku bisa nemuin Wanita model nya kayak kamu ini," Ucap Bu Ima dengan sorot mata tak terima.
nggak ada....lagian yang aku omongin juga bener kan, jadi kalau emang ibu mau saya dan Putra pisah ya udah...... ayok nunggu apa lagi aku juga capek, Riza kamu udah tau kan, nggak perlu ibu kasih tau , ibu cuma mau kamu milih aja, tinggal dirumah ayah atau ibu
Dan maafin Ibu nggak bisa menepati janji," ucap lirih Seina menatap sendu wajah sang anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
kalea rizuky
mertua gendeng
2024-05-29
0
OPJ
makasih atas komennya🥰🙏
2024-03-22
0
Mưa buồn
Buat saya, ini sih cerita yang harus masuk ke dalam top chart semua platform.
2024-03-22
1