Bab 13

Sar...kamu ngapain ngelamun di sini," ucap Ima bingung melihat Sari diam mematung.

Huh...apa Bu? Bukannya tadi Aku sama Mas Putra lagi di kamar, dan..," Sari menjawab dengan raut wajah bingung.

Kamu ini kenapa sih Sar, tadi kata Putra kamu lagi sibuk di dapur mau masak buat nanti siang, lah ini Ibu liat kamu malah bengong kayak orang sawan," ucap Ima sedikit ketus.

Jadi tadi semua ? Akh....," ucap Sari dengan nada kesal.

Kamu kenapa Sar ? kamu marah sama Ibu ! Kenapa ekspresi wajah kamu kayak gitu ke Ibu," Ima bertanya dengan ekspresi tidak suka.

Bu..bukan Bu, maaf tadi Sari cuma kesel soalnya....soalnya Sari tadi ditelpon temen ngajak pergi tapi sari bilang nggak bisa karena jaga Ibu tapi dia maksa, gitu iya gitu Bu," jawab sari mencari alasan.

Oh.. makasih ya Sar kamu lebih milih jagain Ibu ketimbang pergi sama temen kamu, tapi kenapa temen kamu maksa kamu pergi, emang mau pergi ke mana?,"ucap Ima menjawab.

Sebenernya cuma mau ngajak pergi nemenin dia beli baju aja kok Bu, nggak penting juga makanya aku lebih milih jagain Ibu di sini," jawab Sari dengan nada menjilat.

Ah...kamu emang yang terbaik Sar, cuma kamu yang tulus dan masih tetap peduli sama Ibu," jawab Ima terharu.

*di saat bersamaan*

aish...jadi tadi aku cuma berkhayal, sialan banget terus dimana Mas Putra sekarang kok nggak ada lagi di ruang keluarga," ucap Sari bergumam dengan ekspresi bingung.

Aku tanya Ibu aja, lagi pula sejak kapan Ibu ada di sini kok aku nggak sadar, gimana sih kamu Sar, bodoh," umpat Sari kepada diri sendiri.

Bu..terus kemana Mas Putra tadi, bukannya tadi Mas Putra masih duduk diruang keluarga sambil minum kopi," ucap Sari bertanya.

Oh...tadi pas Ibu di kamar baru aja bangun, Riza masuk ke kamar Ibu, terus Ibu bangun sembari nanya dimana Putra sama Riza, ternyata kata Riza dia nggak tau soalnya pas dia masuk Putra udah nggak ada," jawab Ima apa adanya.

Lah...terus Mas Putranya kemana ! Tadi Kata Ibu ada Riza, lah kok sekarang sendirian, Riza kemana Bu," ucap Sari bertanya sembari masih mencerna situasi.

Udah pulang barusan naik ojek pulang kerumah, soalnya ternyata Putra tiba-tiba merasa nggak enak badan, terus tanpa pamitan langsung pulang ke rumah, sampe Putra lupa kalau dia kesini sama Riza makanya tadi dia nelpon ibu, Putra minta Riza pulang nyusul makek ojek, mungkin bentar lagi sampe dia sampe di rumahnya," jawab Ima menjelaskan.

Oh...terus Mas Putra sakit apa Bu, bukannya tadi dia sehat-sehat aja," ucap Sari seolah menunjukkan raut penasaran.

Ya nggak tau juga, tadi kata Putra kepalanya tiba-tiba pusing dan badannya terasa panas, jadi tanpa pikir panjang Putra mikir buat balik duluan, mau ngasih tau Ibu dia kasihan Ibu masih tidur tadi, mau pamit sama kamu nggak enak takut ganggu kamu di dapur, bahkan Putra aja lupa sama Riza main di tinggal aja," jawab Ima sembari menggelengkan kepalanya.

Sari yang mendengar penjelasan dari Ima mengumpat kesal, segala nama kebun binatang ia sebutkan, jika saja dia sedang dirumah mungkin tak ada yang akan selamat jadi korban pelampiasan, beruntung saat ini ia dirumah Ima, dirinya masih sadar untuk menahan diri dan mempertahankan Image wanita baik hati, sopan dan lemah lembut. tapi tetep aja Sari merasa kesal sampe ke tulang, gimana rencana yang ia susun bisa gagal.

akh...sial kenapa semua rencana yang aku susun bisa gagal, dan kenapa aku malah berkhayal soal Mas Putra yang terangsang obat kenapa ! Apa Mas Putra tau kalau kopi yang aku buat dicampur sama obat," Ucap Sari dengan wajah frustasi.

*Di sisi lain*

Assalamu'alaikum Dek Mas pulang," ucap Putra mengucap salam.

Wa'alaikum sallam Mas, udah pulang lah mana Riza kok sendirian," jawab Seina bingung.

Masih ada di rumah Ibu, Mas tadi buru-buru pulang jadi Mas lupa, " jawab Putra dengan wajah pemerah.

Mas...Mas nggak apa-apa, kenapa wajah Mas memerah dan keringetan kayak orang sakit," ucap Seina dengan wajah cemas.

Dek...Mas udah nggak kuat, Mas buru-buru pulang kerumah tadi, makanya Mas sampe lupa sama Riza," jawab Putra menahan rasa sesak ditubuhnya.

Mas sakit kalau gitu kita berobat aja sekarang, atau aku panggilin dokter Rina aja ya ke sini," jawab Seina bertanya.

Nggak perlu Dek...Mas cuma butuh kamu bantu Mas aja sekarang, Mas sudah nggak tahan lagi," jawab Putra.

Bantu apa Mas, aku bukan dokter mana tau Mas sakit apa," jawab Seina bingung.

tanpa menjawab Putra menarik Seina ke dalam kamar dan terjadilah adegan panas di siang hari, untung Riza di tinggal kalau nggak kan gawat.

Flash Back on.

Ketika Putra yang baru saja duduk di ruang keluarga dan Sari menyuguhkan secangkir kopi Putra tanpa rasa curiga mulai meminum dengan santai, saat beberapa teguk Putra menyesap kopi tersebut tidak merasa ada yang aneh, namun saat ingin meminum kembali kopi yang ia pegang tanpa sengaja Putra melihat bayangan di balik dinding dekat dapur, ia jadi curiga apalagi setelah di perhatikan ternyata bayangan tersebut mirip Sari.

Di saat Putra berfikir kenapa Sari bersembunyi di balik dinding, Putra mulai merasakan reaksi berbeda di dalam tubuhnya, ada rasa panas dan gelisah melanda, membuat Putra semakin curiga, mungkin saja Sari menaruh sesuatu ke dalam kopi yang ia minum, tanpa pikir panjang Putra bergegas pergi dari rumah sang Ibu, tanpa sepengetahuan Sari.

sepanjang jalan Putra dengan susah payah menahan diri, rasa panas dan gelisah semakin kuat, keringat mulai keluar dari tubuh Putra, dan akhirnya setelah berjuang beberapa saat Putra sampai di rumah, dan setelah sampai tanpa pikir panjang ia masuk, di saat bersamaan sang Istri menyambut kedatangannya, karena Putra memang sudah tidak kuat menahan, ia menarik tangan sang Istri ke dalam kamar, dan setelah selesai menyalurkan rasa gelisah dan panas, kini tubuh Putra sudah kembali normal.

Flash Back Off.

Disaat Putra baru keluar dari kamar, bunyi panggilan masuk berdering di hapenya, dan saat Putra melihat yang menelpon adalah sang Ibu, Putra langsung teringat dia meninggalkan Riza sendiri di sana, dengan cepat Putra menjawab panggilan, setelah itu Putra mulai memberi penjelasan yang masuk akal, karena tidak mungkin Putra memberitahukan alasan yang sebenarnya.

Sembari menunggu Riza sampai dirumah, Putra jadi berfikir jika dirinya harus lebih berhati-hati terhadap Sari.

Huh...untung aja aku cepet sadar dan bisa menahan diri, tapi aku nggak nyangka jika Sari beneran berani berbuat nekat, tapi jika aku ngasih tau ibu mana mungkin juga Ibu bakal percaya, pasti Ibu tetep belain Si Sari, sudahlah aku harus nyari cara lain dan semoga Ibu cepet sadar kalau Sari nggak sebaik yang Ibu pikirkan selama ini," ucap Putra bermonolog.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!