Pertarungan Melawan Biksu Sesat

Tanggunglah rasa sakit ini hingga ke tulang sumsum muah. Kau hanya akan hidup dengan menanggung dosamu sendiri dan dosa orang lain.

Lagi-lagi, Wang Yi mendengar ucapan seorang wanita yang terus terngiang-ngiang dalam benaknya. Dia sama sekali tidak tenang dalam mimpinya sekalipun. Hingga dalam hitungan kedipan mata. Wang Yi membuka mata.

Belum sempat Wang Yi menarik nafas. Dirinya dibuat terbelalak dengan ujung pedang yang tepat berada di lehernya. Di depannya, Rong Rui tengah berdiri dengan melempar tatapan tajam.

“Apa kau mengambil kesempatan? Saat aku tak sadarkan diri?” tanya Rong Rui dengan nada tinggi.

Wang Yi hanya bisa menghela nafas dalam.

*Sudah aku duga, ini akan merepotkan*, ucap Wang Yi dalam hati.

“Apa sekarang kau bisu dan tuli? Kenapa diam saja?!” hardik Rong Rui dengan merah padam.

Gadis itu berpikir, Wang Yi telah berbuat tidak senonoh padanya.

“Kau sungguh wanita merepotkan,” jawab Wang Yi.

Rong Rui tak sabaran dan menyerang Wang Yi. Wang Yi bersiap dengan menangkis pedang Rong Rui. Gadis itu membalas dengan menjegal kaki Wang Yi. Seketika Wang Yi terjunggal. Namun, dia segera bangkit dan membalas memberikan tendangan. Rong Rui menangkis dengan menyilangkan kedua tangannya. Lantas mundur beberapa langkah. Menjaga jarak dengan Wang Yi.

Wang Yi nampak bersiap dengan kuda-kuda *Jurus Nancen* yang kokoh dan kuat. Melihat Wang Yi menggunakan *Jurus Nancen*. Rong Rui mengulas senyum meremehkan.

"Kau pikir cukup mengalahkanku dengan Jurus Nancen?"

Ucapan Rong Rui membuat telinga Wang Yi memerah.

"Jangan banyak bicara!" ucap Wang Yi sembari melancarkan pukulan bertubi-tubi ke arah Rong Rui.

Rong Rui dengan mudah menangkis serangan yang dilancarkan Wang Yi. Gadis itu tak mau kalah dan membalas serangan dengan melayang di udara. Memberikan tendangan pada Wang Yi. Wang Yi berusaha mendengarkan arah serangan Rong Rui. Wang Yi berusaha menangkis tendangan gadis itu. Namun, dia kewalahan dan dadanya menerima pukulan dari kedua telapak tangan Rong Rui.

Tak!

Wang Yi mundur selangkah sembari memegangi dadanya yang terasa nyeri. Pemuda itu terlihat kesal. Lagi-lagi Rong Rui melempar senyum mengejek.

"Kau memiliki jurus apalagi untuk melawanku? Setidaknya kau harus menguasai Jurus Naga Menangani Mustika untuk bisa menyaingiku."

Terdengar suara gemretak geraham Wang Yi saling beradu.

“Jangan meremehkanku!” teriak Wang Yi.

Dia kembali memasang kuda-kuda. Lantas kembali menyerang Rong Rui. Mengarahkan tendangan maupun pukulan pada gadis yang selalu meremehkannya. Rong Rui dengan sigap menangkis serangan yang dilancarkan Wang Yi. Kemudian tubuh mereka saling berputar ke udara dan menendang secara bersamaan. Tendangan Wang Yi meleset sedangkan tendangan Rong Rui tepat mengenai dada Wang Yi.

Duak!

Lagi-lagi Wang Yi mundur beberapa langkah dan memegangi dadanya yang nyeri.

“Sial!” teriak Wang Yi.

Wang Yi menyadari, dia akan sulit melawan Rong Rui karena tingkat jurus Tarian Tao yang dia kuasai hanyalah *Jurus* *Nancen*, jurus paling dasar dan *Jurus Harimau Galak Menghentikan Gunung* yang hanya bisa digunakan untuk melahap dosa.

“Terlalu cepat 100 tahun untuk bisa mengalahkanku,” ejek Rong Rui.

Dia lantas melayang di udara. Menjejakkan kaki-kakinya berputar ke dinding batu di sekeliling Wang Yi. Membuat Wang Yi berusaha keras mendengar gerakan Rong Rui. Wang Yi mendengar ke sana kemari. Akan tetapi dia kesulitan menentukan di mana posisi Rong Rui karena gerakannya terlalu cepat. Tepat! Disaat Wang Yi mulai kehilangan konsentrasi, Rong Rui dengan tendangan sekuat tenaga menghantam tubuh Wang Yi.

Duak!

Duak!

Seketika Wang Yi terjungkal. Sebelum dia sempat bangkit, Rong Rui kembali menyerangnya dengan pukulan bertubi-tubi. Membuat Wang Yi babak belur dihajar Rong Rui.

“Arghhtt!!” teriak Wang Yi kesakitan. Sekaligus kesal karena dia tidak bisa melawan Rong Rui.

Wang Yi hanya bisa mengutuk dirinya sendiri. Kenapa bisa selemah ini? Rong Rui mengulas senyum penuh kemenangan.

“Pendeta tak berguna sepertimu, lebih baik ku kirim untuk menemui Dewa Maut,” ucap Rong Rui.

Lantas memusatkan energi Qi pada pedang putih miliknya. Menggunakan *Jurus Tarian Pedang Jianshu*. Pedang putih milik Rong Rui meliuk-liuk dan dengan gerakan cepat melesat ke arah Wang Yi. Bersiap mengantar Wang Yi menemui Dewa Maut. Pemuda itu hanya bisa mengepalkan tangan dan bersiap menerima segala keadaan terburuk.

Pedang Rong Rui melesat dan….

Sret!

Tiba-tiba pedang milik Rong Rui berhenti di udara dengan ujung pedang hanya beberapa inci dari leher Wang Yi. Seketika mata Rong Rui terbelalak. Sebuah akar tanaman melilit pedang putih Rong Rui dengan erat.

“Khukhukhu!!!” terdengar suara tawa menggelegar seolah-olah memantul dari dinding batu.

“Siapa yang berani menggangguku?!” teriak Rong Rui sembari mengendalikan pedangnya.

Lantas melepas pedang miliknya dari jeratan akar tanaman hingga kembali ke tangannya.

Wang Yi memilih diam dan bersikap waspada. Tidak berselang lama, seseorang keluar dari balik akar tanaman yang rimbun. Orang itu adalah seorang kakek tua. Memiliki rambut putih bercampur hitam dengan bagian atas kepala botak. Dia tertawa lebar, menunjukkan gigi-giginya yang menghitam. Tubuhnya seperti dirantai pada sebuah batu yang banyak ditumbuhi akar tanaman.

“Hoho! Aku tak menyangka setelah puluhan tahun berada di sini. Aku bisa bertemu dengan manusia lain,” ucap Kakek Tua.

“Katakan siapa dirimu?” tanya Rong Rui.

“Khukhukhu! Jika kalian mendengar namaku, pasti tubuh kalian akan merinding,” jawab Kakek Tua diiringi tawa khas.

“Aku tidak menyukai seseorang yang bertele-tele,” balas Rong Rui sinis.

Kakek Tua mengulas senyum tipis.

“Melihat jurus dan pedang yang kau gunakan. Pasti kau adalah murid Aliran Giok Putih,” ucap Kakek Tua sembari menatap Rong Rui.

Lantas bergantian menatap Wang Yi.

“Ahhh….sedangkan kau…. hanyalah bocah tidak berguna,” ejek Kakek Tua.

"Kau!? Jangan banyak bicara," balas Wang Yi.

Lalu sekuat tenaga mengabaikan rasa sakitnya akibat dihajar Rong Rui. Dia mengarahkan pukulan pada kakek tua yang mengejeknya.

"Hyaa!"

Pukulan Wang Yi mengarah pada Kakek Tua. Namun sebelum pukulan itu mengenai Kakek Tua. Akar-akar tanaman melilit tangan Wang Yi. Menahan serangan pemuda itu. Wang Yi terkesiap, meronta supaya tangannya bisa lepas. Namun lilitan akar tanaman sangat kuat mencengkeramnya.

"Ha! Ha! Dengan jurus seperti itu kau tak ubahnya seperti serangga lemah," ejek Kakek Tua.

Rong Rui yang menyaksikan pertarungan Wang Yi dan Kakek Tua tak ambil pusing. Dia memilih pergi dari tempat itu. Kakinya maju selangkah. Namun akar tanaman menghadangnya. Rong Rui bersikap waspada. Dia memutar tubuh sembari menangkis dengan pedangnya.

Trang!

"Khukhu! Jangan pergi begitu saja. Aku masih memiliki dendam pada Pendeta Wu Wei dan Tetua Aliran Giok Putih Dai Lu yang telah mengurungku di sini. Kini, muridnya terjebak bersamaku dan dengan senang hati akan ku habisi nyawa kalian," ucap Kakek Tua.

Mendengar penuturan Sang Kakek Tua. Rong Rui terhenyak. Dia menatap Kakek Tua itu.

"Jangan-jangan kau adalah Biksu Sesat Song?!" ucap Rong Rui dengan mimik wajah terkejut.

"Ha! Ha! Ha! Apa kau gentar mendengar namaku?" tanya Biksu Sesat Song.

Rong Rui bersiaga dengan menghunuskan pedangnya.

"Kenapa aku harus takut dengan biksu sesat yang mencuri jurus dari aliran lain?" ucap Rong Rui dia bergegas menyerang Kakek Tua yang dijuluki Biksu Sesat Song. Wang Yi tak tinggal diam.

"Cih, aku tak perduli kau itu siapa dan sekuat apa. Tetapi musuh guruku adalah musuhku. Akan aku habisi kau!" ucap Wang Yi.

Biksu Sesat Song tertawa membahana. Lantas menggerakkan akar tanaman menyerang Rong Rui.

Slur!

Rong Rui menghindari serangan dengan memutar tubuhnya lantas menangkis dengan pedang miliknya.

Trang!

Pedang putih miliknya menebas akar tanaman. Lantas melesat dengan cepat memotong akar tanaman yang melilit Wang Yi. Wang Yi terkesiap sesaat.

"Jangan salah paham. Aku tidak memiliki keinginan untuk menolongmu. Pedangku hanya terlepas begitu saja," ucap Rong Rui.

Wang Yi hanya mengulas senyum di sudut bibirnya.

"Rupanya pedangmu masih memiliki hati," balas Wang Yi.

Keduanya lantas menyerang Biksu Sesat Song. Sang Biksu Sesat hanya tertawa meremehkan. Baginya kedua orang ini hanyalah serangga kecil yang dengan mudah diinjaknya. Bagaimana kelanjutan pertarungan mereka?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!