Keadilan Semu

“Tangkap mereka!” perintah Xiaobo yang tak sabaran.

Beberapa prajurit dari Biro Kehakiman merengsak maju. Akan tetapi Petugas Yuen menghentikan mereka.

“Katakan apa yang kau ketahui?” Petugas Yuen menatap Wang Yi.

Wang Yi memasang wajah serius, “pembunuh Pejabat Zhang adalah….. dia….” tunjuk Wang Yi pada seseorang.

Semua mata tertuju pada orang yang ditunjuk Wang Yi. Membuat seseorang itu terkesiap dan mundur selangkah dengan wajah ketakutan.

“Orang yang bertanggungjawab atas kematian Pejabat Zhang adalah Nyonya Zhang.” Wang Yi mengatakan dengan nada penuh keyakinan.

Mata semua orang terbelalak.

“Hei! Dasar Pendeta busuk! Nyonya Zhang sangat mencintai suaminya. Mana mungkin membunuh Pejabat Zhang. Jangan membual! Prajurit tangkap mereka!” Wajah Xiaobo merah padam.

“Jangan lancang, Asal memerintah!” hardik Petugas Yuen.

Seketika nyali Xiaobo menciut. Bagaimanapun juga, jabatan Petugas Yuen lebih tinggi daripada Xiaobo.

“Cih, kalian jangan mempercayai omong kosong Pendeta busuk ini!” ucap Nyonya Zhang yang tak terima.

“Kau akan mendapatkan hukuman berat. Jika tidak dapat membuktikan ucapanmu.” timpal Petugas Yuen menengahi.

Wang Yi memberikan aba-aba pada Pendeta Shaosheng. Sang Pendeta mendekat dan memberikan sebuah buntalan pada Wang Yi. Wang Yi segera membuka buntalan tersebut.

“Kalian bisa melihat ini. Ini adalah Bunga Xiānnǚ yang lebih dikenal dengan Bunga Peri Kematian. Bunga ini dapat ditemukan di pegunungan Qinling. Bunga Xiānnǚ yang dikeringkan dicampur dengan racun Kumbang Api akan menghasilkan racun mematikan. Racun ini tidak berbau dan tidak memiliki rasa ketika dicampur dengan segala minuman. Tetapi jika tidak dicampur dengan air atau sejenisnya. Akan menimbulkan bau khas obat yang aneh seperti bau pada pelayan pria itu.” terang Wang Yi.

“Jangan mengarang cerita dan menuduh pelayan itu sebagai pembunuh.” Xiaobo tak percaya begitu saja.

“Aku menemukannya di Toko Obat Qingping.” timpal Pendeta Shaosheng.

Petugas Yuen yang sedari tadi berdiam diri. Akhirnya ikut membuka suara.

“Bukti yang kau ceritakan adalah bukti tak langsung. Tak bisa membuktikan apapun.”

“Benar, apa yang dikatakan Petugas Yuen. Aku tidak memiliki hubungan dengan Toko Obat yang kau katakan atau memiliki hubungan dengan pelayan rendahan ini.” timpal Nyonya Zhang.

Wang Yi memilih mengambil benang yang terselip dibalik lengan pakaiannya. Memasang benang melingkar pada batang pepohonan. Lantas meletakkan guci arak miliknya di atas batu yang ada di sana.

“Pendeta gila, apa yang dilakukannya sekarang?” tanya Xiaobo yang memiliki kumis tipis berbentuk seperti sungut lele.

Wang Yi sibuk mengoleskan Bunga Xiānnǚ kering pada benang-benang tersebut. Lantas di bagian ujungnya dia mengikat seekor kumbang api yang ditangkap Pendeta Shaosheng tatkala meninggalkannya di Kuil Kuno tempo hari. Kumbang api tepat berada di atas guci arak milik Wang Yi.

“Kalian perhatikan apa yang terjadi.” ucap Wang Yi.

Pendeta Shaosheng memegang benang di ujung satunya. Lantas memutar-mutarnya. Benang-benang yang dililitkan di beberapa pohon terlihat bergerak. Bunga Xiānnǚ kering yang sudah dioleskan disetiap benang seperti terperas sarinya. Kemudian mengucur pada Kumbang Api yang tergantung. Kumbang Api seolah bergerak dan dari mulut kecilnya keluar racun. Sebuah tetesan kecil hampir mengenai guci berisi arak yang berada di atas batu.

“Haiyaa… aku meleset!” Pendeta Shaosheng terlihat kesal.

Xiaobao tersenyum sinis setengah mengejek, “kau sedang melakukan apa? Dasar Pendeta gila!”

Petugas Yuen yang diam mengamati, seketika terkesiap.

“Kau ingin menunjukkan bagaimana racun itu bisa masuk ke dalam guci arak. Benar bukan?”

Wang Yi mengangguk, “meski Pendeta Shaosheng gagal ketika memasukkan racun ke dalam guci arak. Tetapi pelakunya sudah berlatih dan mencoba berkali-kali. Terbukti dengan goresan yang tidak beraturan pada pilar di kamar tempat Pejabat Zhang tewas. Jika kau mengukur kedalamannya akan sama persis ukurannya dengan sebuah benang.”

“Rupanya kau pandai mengarang Pendeta busuk! Semua itu tidak ada hubungannya denganku.” sahut Nyonya Zhang.

Wang Yi tak menanggapi dan melanjutkan perkataannya, “kalian bisa melihat tangan gadis penghibur di rumah Bordil Duyi. Pasti banyak bekas luka akibat berlatih memutar benang.”

Lien Hua nampak terkejut. Dia mencengkeram tangannya erat. Petugas Yuen bergegas menghampiri dan memeriksa tangan Lien Hua. Benar adanya apa yang dikatakan Wang Yi.

“Jika kalian menyelidiki asal usul pelayan pria itu. Dia berasal dari Gunung Qinling. Toko Obat Qingping yang berada dekat dengan rumah Bordil Duyi adalah milik pria itu juga.”

Dipenghujung kalimat Wang Yi, seketika Jingguo berlutut.

“Tidak perlu diteruskan lagi. Akulah pelaku yang membunuh Pejabat Zhang. Lien Hua ataupun Nyonya Zhang tidak ada hubungan dengan balas dendamku. Kalian Petugas Biro Kehakiman hukum saja aku. Aku tidak akan menyesali perbuatanku telah membunuh Pejabat busuk Zhang.” ucap Jingguo dengan wajah serius.

“Tidak…tidak… kakakku tidak bersalah. Akulah yang membunuh Pejabat Zhang. Jadi hukum saja aku.” timpal Lien Hua dengan suara parau sembari berlutut.

Tiba-tiba tanpa terduga, Nyonya Zhang mengambil botol obat kecil. Bersiap menenggaknya. Tetapi sebelum itu terjadi, Pendeta Shaosheng mengibaskan kemucing dan menghempaskan botol obat kecil dari tangan Nyonya Zhang.

Semua orang terkesiap melihat tindakan Nyonya Zhang. Hingga tak berselang lama, Nyonya Zhang terduduk sembari menutup wajahnya. Suara tangisan mulai terdengar darinya.

“Akulah yang bersalah. Hukum saja aku. Jingguo dan Lien Hua tidak ada hubungan dengan semua ini.” ucap Nyonya Zhang dengan suara parau. Memohon pada Petugas Yuen.

Wang Yi yang tadinya terdiam, tiba-tiba dengan gerakan cepat mengambil pedang salah satu prajurit Biro Kehakiman. Mengayunkan pedang tersebut ke arah Nyonya Zhang.

Srat!

Semua orang membelalakkan matanya. Sebuah kulit palsu terhempas ke tanah. Nyonya Zhang terkesiap.

“A…apa yang kau lakukan?” tanya Xiaobo.

Wang Yi menatap ke arah Nyonya Zhang, “sekarang kau bisa menceritakannya.”

***Flashback***

Fengying, wanita yang ditenggelamkan di danau oleh Pejabat Zhang sebenarnya adalah saudara kembar Nyonya Zhang. Pada saat kejadian itu, Nyonya Zhang yang bernama Fangying bersembunyi tak jauh dari sana. Ditemani Jingguo.

“I…ibu….Fengying… aku sungguh berdosa pada kalian, hiks…” ucap Fangying menangis histeris. Jingguo hanya bisa memeluk erat Fangying.

Sesungguhnya, wanita yang hendak dinikahi Pejabat Zhang adalah Fangying. Tetapi karena Fangying memiliki kekasih bernama Jingguo. Tentu saja dirinya menolak.

“Jiejie, aku akan menggantikan tempatmu. Pergilah sejauh mungkin bersama Jingguo. Kalian berhak untuk bahagia.” ucap Fengying kala itu.

Fangying tak berdaya dan memilih kabur bersama Jingguo. Pejabat Zhang yang tak mengetahui bahwa Fangying memiliki saudari kembar. Mengira Fengying adalah Fangying dan menenggelamkannya.

Sejak saat itu, dendam membara terpatri dalam hati Fangying. Lantas merencanakan balas dendam bersama kekasihnya dan Lien Hua yang merupakan adik Jingguo. Fangying memesan kulit khusus untuk menyamar menjadi wanita lain. Lantas mendekati Pejabat Zhang hingga akhirnya mereka menikah.

***Flashback End***

“Aku tidak akan menyesali telah membunuh Pejabat busuk yang bahkan tak pantas menjadi seorang pejabat kerajaan. Meski setiap hari aku merasa tersiksa harus melayani pejabat busuk Zhang. Aku bisa bertahan karena rasa sakit dan dendam ini yang membuatku bertahan. Keadilan untuk semua orang harus ditegakkan.” ucap Nyonya Zhang dengan nada berapi-api. Matanya menyiratkan kebencian yang mendalam.

Lantas Nyonya Zhang menatap dalam pada Jingguo, “satu-satunya penyesalanku hanyalah melibatkanmu dalam balas dendamku.”

Matanya berkaca-kaca, begitu juga dengan Jingguo. Keduanya lantas menitikkan air mata bersamaan. Misteri pembunuhan Pejabat Zhang telah terpecahkan.

“Jika kamu bersabar dalam satu saat kemarahan, kamu akan lolos dari seratus hari kesedihan. Sayang sekali, keadilan yang kau tegakkan adalah keadilan semu. Orang yang mengejar balas dendam harus menggali dua kuburan.” ucap Pendeta Shaosheng sembari mengelus jenggotnya.

Baik Nyonya Zhang, Jingguo maupun Lien Hua hanya bisa menelan pil pahit setelah berhasil membalas dendam. Mereka harus tetap menerima hukuman yang sepantasnya.

...****************...

Pendeta Shaosheng, berjalan bersama Wang Yi sembari menenggak arak bersama.

“Bagaimana kau mengetahui, jika Nyonya Zhang adalah kembaran wanita bernama Fengying?” tanya Pendeta Shaosheng penasaran.

“Ketika kita berada di Toko Obat Qingping. Aku menemukan sebuah kulit yang sama persis dengan kulit manusia. Saat itulah aku menyadari, ada yang janggal. Nyonya Zhang selalu menghalangi ritual Pelahapan Dosa. Bahkan dia mengatakan tidak ada hubungan dengan pelayan bernama Jingguo. Padahal tadi, aku belum mengatakan apapun selain mengatakan dirinyalah pembunuh Pejabat Zhang.”

“Khukhu… Yi’er, ternyata kau berbakat menjadi Petugas Biro Kehakiman.” puji Pendeta Shaosheng.

“Tetapi, aku masih tidak mengerti? Kau langsung mengetahui kulit itu dipakai oleh Nyonya Zhang? Bisa saja Lien Hua yang melakukan penyamaran.” Pendeta Shaosheng terlihat masih penasaran.

“Aku hanya asal menebas pedang.” jawab Wang Yi dengan entengnya.

Mendengar jawaban Wang Yi, Pendeta Shaosheng benar-benar terkejut.

“Jadi kau tidak yakin? Bahwa Nyonya Zhang yang melakukan penyamaran? dan…dan bisa saja kau melukai wajah orang yang salah.”

Wang Yi tak perduli. Dia terus berjalan meninggalkan Pendeta Shaosheng yang menggerutu padanya. Di dunia ini, tidak ada yang diperdulikan Wang Yi. Selain melakukan pelahapan dosa agar tubuhnya tidak merasakan kesakitan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!