Hampir

 Jihan sedikit merenggangkan otot-otot badan nya

"mau langsung pulang?" tanya Kiel pada nya.

"hm" jawab Jihan seadanya, sambil mengambil mengambil tas kecil nya.

"mau bareng?" tanya Kiel

"emang lo ngak lanjut, sampai malam?" tanya Jihan

Kiel menggeleng pelan

"mau bareng?" tanya nya lagi

"kapan-kapan aja ya, gue duluan taksi gue udah di depan" ucap Jihan padanya.

Jihan turun dari taksi, bertepatan dengan mobil Nathan memasuki pekarangan mansion.

"mampus" cicit Jihan, bagaimana setelah ini?

Jihan memaksa senyuman nya, dan menghampiri Nathan yang sudah keluar dari mobil nya.

"tumben pulang cepat" ucap Jihan dengan ekspresi yang dibuat seperti biasanya.

Nathan menggenggam tangan Jihan, memasuki mansion.

"jangan marah plis" itu batin Jihan, mulai dari luar sampai memasuki kamar nya.

"lo dari mana?" tanya Nathan sambil meletakkan tas, dan jas nya seperti biasa.

"ah...itu dari mall" ucap Jihan

Nathan menyusul Jihan untuk duduk di pinggir kasur.

"lihat gue" ucap Nathan

Dengan sisa keberanian, Jihan menatap manik mata Nathan.

"kenapa sih Than?" tanya Jihan

"istri gue dari mall?" tanya Nathan sambil mengelus pipi Jihan.

Jihan dengan semangat mengangguk, ia senang Nathan percaya padanya.

"belanjaan nya mana?" tanya Nathan dengan ekspresi datar nya.

"di...aigo....gue ngak bawa apa-apa lagi, gimana nih?" Ucap Jihan di benaknya.

"hm?" tanya Nathan lagi

"gue cuman jalan-jalan Than di mall, gue bosan di rumah terus" ucap Jihan dibuat sememelas mungkin.

Nathan

"sini ah punggung lo, gue pijitin deh... pasti capek banget ya" ucap Jihan saat melihat Nathan hanya diam memperhatikan nya.

"jangan sampai lo bohong sama gue" ucap Nathan

"iya Nathan suamiku tercinta sedunia" ucap Jihan mulai memijat punggung Nathan.

"ah"

"apaan sih lo mendesah gitu?" bingung Jihan sambil menghentikan pijatan nya.

"apaan sih, orang karna lega gitu" ucap Nathan

"eh?"

Nathan tiba-tiba membuka semua bajunya bagian atas, dan langsung tengkurap.

"lo pijitin nya, sambil gue tengkurap" ucap Nathan

"ngelunjak ya" ucap Jihan namun tak ayal, ia tetap memijat punggung Nathan.

"gue ngak tau lo pintar banget, nyenengin hati gue" ucap Nathan dengan memejamkan matanya, menikmati pijatan yang Jihan lakukan.

"nyenengin di ranjang juga iya kan?" goda Jihan

"banget" jujur Nathan, membuat Jihan tersenyum.

Beberapa menit Jihan masih setia memijat punggung Nathan.

"gue ke Jakarta barat besok" ucap Nathan tiba-tiba.

"meeting?" tanya Jihan

"iya, tapi gue langsung pulang" jelas Nathan

"kenapa langsung pulang?" tanya Jihan

"lo ngak mau gue pulang?" tanya Nathan sedikit kesal.

"kalau hati sih iya, tapi ngak papa deh...lagian lo nyari duit kan" ucap Jihan bercanda. Ia merasa tidak tenang, jika tidak bertengkar dengan Nathan.

"mulai lagi?" tanya Nathan tanpa mengubah posisinya.

"apaan? orang gue serius" jelas Jihan

Nathan kini mengubah posisinya, menjadi terlentang.

"jadi gue cuman dianggap, ATM berjalan cerita nya?" tanya Nathan

Jihan mengetuk dagunya seolah berfikir.

"menurut gue sih iya" ucap Jihan

Dug

"kampret lo" ucap Nathan setelah melemparkan bantal tepat di muka Jihan.

"lah, lo yang kampret...kok malah gue" ucap Jihan sambil melemparkan bantal, kembali pada Nathan

"gue suami lo, bukan cuman ATM berjalan lo" kesal Nathan kembali melemparkan bantal dengan santai.

"apaan sih lo" ucap Jihan sambil berdiri dan menerjang badan Nathan.

"ampun-ampun...sakit banget astaga ...ampunnnnnn" ucap Nathan saat Jihan mencubit semua badan nya.

"shhh....sakit banget, kuku lo lukain gue nih" ucap Nathan sambil menunjukkan bintik merah, karena Jihan mencubit nya.

"lamah banget dih, digituin doang kali" ucap Jihan dengan kesal.

"sini ngak lo" ucap Nathan mulai menangkap Jihan, dengan posisi mereka masih di ranjang.

"ngak mau hahahha" Jihan membuat Nathan yang masih duduk, sedangkan dia berdiri menjadi kewalahan.

"awas lo ya..." ancam Nathan mulai berdiri.

"kejar kalau bisa wleeee" ucap Jihan sambil menyodorkan lidah nya pada Nathan, seperti meledek.

Jihan sedikit berlari, dan meloncat dari kasur.

Dug

Kaki Jihan tidak seimbang, sehingga ia terjatuh membuat kepala belakang nya terantuk ke sisi kasur.

"aws...hiks ....." Jihan sempat berucap, namun seperkian detiknya ia langsung menangis.

Nathan dengan sangat panik, langsung berdiri dan menghampiri Jihan yang terduduk.

"mana yang sakit sayang?" tanya Nathan dengan panik, langsung memeluk Jihan, sambil mengelus-elus kepala Jihan.

"hiks....." tangan Jihan ikut mengelus, kepalanya yang terasa sakit.

"ke...pala ....hiks" tangis nya.

"kita kerumah sakit ya, kita kerumah sakit?" tanya Nathan dibalas gelengan Jihan.

Nathan kini memijat pelan kepala Jihan yang ada di pelukan nya.

Setelah berusaha menenangkan istri nya itu, akhirnya Nathan berada di atas kasur kembali dengan Jihan berada di pelukan nya.

Nathan menghela nafasnya, ia sangat panik tadi. Jantung nya seakan hilang, saat melihat Jihan jatuh.

"masih sakit?" tanya Nathan

Jihan menggeleng, kepalanya sudah lumayan walau masih sedikit nyut-nyutan.

"lain kali hati-hati ya" ucap Nathan lembut, kembali memeluk Jihan.

Jihan mengangguk sambil membalas pelukan Nathan.

"kalau sakit, kasih tau sama gue" ucap Nathan diangguki Jihan.

"masih sakit ngak?" tanya Nathan lagi

"ngak lagi Than, tadi lo udah nanya itu" kesal Jihan

Jihan merasakan, jika Nathan menghela nafasnya. Jihan sedikit tidak nyaman, karena Nathan tidak memakai baju atas nya.

"gue khawatir banget gembel" ucap Nathan

"gue sakit hati ini" ucap Jihan kesal dipanggil gembel.

"lain kali hati-hati ya" ucap Nathan

"ah...ngak jelas lo, dari tadi itu-itu mulu ucapannya" kesal Jihan melepaskan pelukannya.

Nathan kembali tenang, saat Jihan mulai aktif seperti biasa. Dipandang nya wajah Jihan, yang berada di sampingnya.

Jihan adalah wanita pertama yang membuat Nathan sangat cepat, membuka hatinya untuk seorang wanita. Jihan sangat spesial menurut Nathan. Nathan bersyukur telah memungut, Jihan di jalanan.

"deketan sini" ucap Nathan

"pakai baju lo dulu" ucap Jihan memperingati.

Nathan duduk lalu memakai bajunya.

Nathan kembali berbaring, dan menarik Jihan kepelukan nya.

Setelah beberapa menit memeluk Jihan, kini ia sedikit mengangkat kepala nya keatas.

"kenapa sih lo lihat-lihat gue mulu?" heran Jihan

"sebenarnya lo dari mana tadi? gue ngak curiga...ngak, cuman gue kepo, kenapa lo ngak naik mobil aja sama supir, kenapa lo malah naik taksi " ucap Nathan

"itu namanya curiga" ucap Jihan

"ngak mau jujur?" tanya Nathan

"gue beneran ke mall, gue ribet kalau sama sopir makanya gue naik taksi Nathan, lo ngak percaya?" tanya Jihan setelah menjelaskan.

Setelah terdiam, Nathan akhirnya mengangguk. Ia tidak seharusnya mencurigai Jihan.

cup

Nathan mengecup kening Jihan, namun ini sangat lama.

"ish...kok sakit?" tanya Jihan saat Nathan seolah menyedot keningnya.

cup

Kini giliran pipi gembul Jihan, yang Nathan lakukan seperti kening Jihan.

Cup

"udah Nathan ah..." erang Jihan sambil menutup mulutnya, saat tak sengaja mengeluarkan suara aneh.

Entah sudah berapa kali Nathan mencium Jihan, dan Jihan merasa seperti di sedot.

Nathan memandang semua bekas ciuman nya.

"kenapa sakit?" tanya Jihan

"ngak papa" jelas Nathan santai.

"ngak jelas lo, dulu juga baru-baru gitu" polosnya.

Bersambung....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tinggalin jejak 👍🏽 & (.....)

See you next part

Terpopuler

Comments

Putri Lara

Putri Lara

di dunia nyata ada ngak ya kayak nathan?

2024-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!