Bekerja

"dari mana belajar, bikin dasi?" tanya Nathan saat Jihan selesai memasang kan dasi untuk nya.

"dari kemarin waktu lo bilang, ngak usah pasangin dasi lagi" jelas Jihan

"jadi lo berusaha gitu?" tanya Nathan diangguki Jihan.

Geri sudah pergi lebih dulu, dan kini dua sejoli itu berada di ruang tengah. Sedangkan para maid dan yang lainnya, sudah bekerja di bidang mereka masing-masing.

Jihan memasangkan dasi, dan memberikan tas untuk Nathan.

Nathan langsung memeluk pinggang Jihan, dan melakukan kegiatan pagi sebelum ia berangkat.

Setelah beberapa menit, sesuatu itu pun terputus.

Jihan tersenyum senang, dan mengecup pipi Nathan.

"semangat ya sayang kuhhh" ucapnya

"sok manis lo" ucap Nathan tak dapat menahan rasa salting nya.

"idih dibilang sok manis, lihat tuh pipi udah kayak tomat aja" sindir Jihan

"alahhhh mana ada" ucap Nathan sambil diiringi oleh Jihan, membawa Nathan ke jurang....ngak guys ke depan dan memberangkatkan laki-laki itu, penuh sayang.

Jihan yang melihat mobil Nathan sudah berlalu, membuat ia segera masuk kedalam.

Ia langsung mengganti bajunya, dengan jeans dan kemeja biasa.

"bi kalau Nathan tanya Jihan kemana, bilang aja ke mall ya" ucap Jihan pada Lina

"iya non" ucap Lina

Jihan bergegas dan segera pergi, ke tempat kerjanya.

"untung saja ngak terlambat" monolog nya setelah sampai di tempat kerjanya.

"karyawan baru ya kak" ucap seorang cowok pada Jihan

"ah iya... Jihan" ucapnya sambil menyodorkan tangannya.

"Yeskiel panggil kiel aja" ucap laki-laki itu sambil menerima sambutan tangan Jihan.

Mereka mulai bekerja sama-sama, dengan sedikit cerita diantar mereka. Jihan sedikit nyaman dengan Kiel, karena sikap ramah dan humoris laki-laki itu.

Sedangkan disisi lain:

"oke rapat selesai" ucap Nathan setelah menyelesaikan semua materi rapat hari ini.

"ini pak minum dulu" ucap Safira sambil memberikan semangkuk kopi pada Nathan.

"Makasih Saf " ucap Nathan sambil meneguk kopi itu.

Kini tinggal keduanya yang berada di ruang rapat.

"mau saya pijitin pak?" tanya Safira sedikit malu-malu.

Nathan hampir tersedak mendengar penuturan Safira, ia kembali menormalkan ekspresi nya.

"tidak usah, saya baik-baik saja" ucap Nathan sedikit kikuk.

Safira mengangguk

"biasa pak random" ucap Safira membuat Nathan mengangguk saja.

Safira termasuk wanita yang baik dan sedikit....cantik menurut Nathan. Tapi istrinya lebih cantik ahahaha.

"Besok kita nginap disana ya?" tanya Nathan

"tidak pak, saya rasa meeting nya selesai pukul dua, jadi kita bisa langsung pulang" ucap Safira menjelaskan.

Nathan menghela nafas lega, akhirnya ia tidak usah LDR satu hari dengan pujaan hatinya itu.

"baiklah, semua sudah lo urus kan?" tanya Nathan

"sudah pak" Nathan mengangguk

Keduanya kini berada di lift.

Tiba-tiba brak

Lampu tiba-tiba mati, membuat lift sedikit tergoyang.

Nathan mulai memencet beberapa tombol, namun lampu belum menyala.

"lo kenapa?" tanya Nathan saat melihat Safira menutup telinga nya, dan membungkuk.

Terdengar suara tangisan kecil dari bibir Safira.

"lo baik-baik saja?" tanya Nathan mulai mendekati Safira. Nathan menggeleng saat badanya ingin memeluk dan menenangkan Safira.

"ini lampunya kenapa sih?" kesal Nathan mulai mendekati tombol lagi.

Tiba-tiba lampu kembali menyalah, dan lift berjalan dengan baik.

"tenanglah lampu sudah menyalah" ucap Nathan pada Safira

"ck" Safira berdecak pelan, sembari memperbaiki posisi nya. Ia dengan seribu umpatan dihati nya, pada Nita sahabat nya itu. Setelah ini ia akan membunuh Nita!!!

"makasih ya pak" ucap Safira sedikit canggung

"tidak apa-apa "

Setelah lift terbuka, seorang operator lift menghampiri mereka

"maaf pak, tadi lampunya tiba-tiba mati" ucap sang operator dengan menunduk.

"sekali lagi seperti ini, saya akan memecat mu" ucap Nathan dingin lalu berlalu melewati sang operator.

Nathan kembali ke ruangan nya, sedangkan Safira berbalik menuju kamar mandi.

"gimana lo di peluk ngak?" tanya Nita dengan penuh kesenangan.

"dipeluk mata lo ogeb, gue dibiarin bangke ...kesal banget gue" kesal Safira

"putfff....ahahahahhah seriusan lo?" tanya Nita dengan tawanya.

"senang banget lo, gue kayak gini" kesal Safira

"bukan gitu, cuman gue heran aja cewek secantik loh ngak di tenangin gitu? malah dibiarin?" tanya Nita heran

"gue juga ngak tau" ucap Safira kecewa.

"tenang aja beb, kita susun rencana lain" ucap Nita merangkul pundak Safira

"makasih" ucap Safira senang, saat Nita selalu dipihak nya.

Mematikan lampu adalah rencana dua gadis itu.

Mereka pikir Nathan yang merupakan CEO dingin mereka, akan memeluk Safira yang seakan-akan phobia pada kegelapan.

Namun hal tidak terduga yang terjadi, Nathan bahkan tidak menenangkan Safira. Hal itu membuat Safira kecewa. Namun perjuangan mereka tidak sampai sini, Safira akan terus menerus mengejar cinta sang pemeran utama kita.

"rencana lo selanjutnya apa?" tanya Safira

Nita seolah berfikir

"sekarang belum ada beb, nanti gue kabari kalau sudah ada" jelas Nita

"beneran ya?" tanya Safira

Nita mengangguk mantap, ia berharap Safira segera mendapatkan Nathan menjadi milik mereka.

"jadi lo pernah sekolah di SMA Kartini juga?" tanya Jihan pada Kiel

"iya, gue most wanted tau dulu" ucap Kiel penuh percaya diri.

"most wanted konon" ledek Jihan

"lo angkat berapa?" tanya Kiel

"Dua ribu dua puluh" ucap Jihan sambil melanjutkan aktivitas nya.

"oh...tapi kenapa gue ngak kenal lo?" tanya Kiel

"lo angkatan berapa?" tanya Jihan

"gue angkatan dia ribu sembilan belas" jelas Kiel

"lah...lo ngak kenal gue?" heran Jihan

"emang lo siapa?" tanya Kiel

"gue dulu primadona, kalau lo lupa" jelas Jihan mengingat kan.

"ah....si gadis beasiswa itu kan?" tanya Kiel

"ngak usah diingatin kali" kesal Jihan kesal.

Walau sering dipanggil primadona, Jihan juga di panggil gadis beasiswa oleh teman-temannya.

"hahaha jadi itu lo?" tanya Kiel hampir tak percaya, most wanted dan primadona bertemu di kafe? jadi karyawan? hahaha hal yang sangat mendadak.

"hm... ngak usah ketawa kali" kesal Jihan

"ngak papa sih, gue ngak nyangka aja ketemu lo disini" jelas Kiel dengan senyum nya.

"lo kenapa kerja disini?" tanya Kiel

"biar ada duit" jelas Jihan

Kiel mengangguk, ia menatap lama wajah Jihan yang menurut nya lebih cantik dan dewasa dari waktu mereka sekolah.

"gue cantik memang, tapi ngak usah gitu banget kali lihat nya" ucap Jihan yang sadar diperhatikan oleh Kiel.

"iya....lo udah punya pacar?" tanya Kiel tiba-tiba

"uhukk-uhukk " Jihan tersedak ludah nya sendiri, mendengar pertanyaan Kiel.

"ngawur lu...udah ah gue mau kesana kerja" ucap Jihan lari dari pertanyaan Kiel.

Kiel tersenyum melihat kepergian Jihan. Ia merasa berbeda saat melihat Jihan, kayak......suka?

Bersambung....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tinggal kan jejak ya beb😇🙏

Terpopuler

Comments

Eka Uderayana

Eka Uderayana

Jihan.. kenapa nggak bilang sama Nathan.. kalau dia bosan di rumah...lalu sekarang bekerja di cafe
biar Nathan nggak salah paham gitu

2024-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!