"heran deh sama papa lo, nama gue aja ngak di tanya" ucap Jihan menggerutu sedari tadi, di dalam mobil Nathan.
"masa langsung direstui gitu, orang gue belum diajak kenalan?" tanya Jihan lagi.
"dunia aneh banget, masa gue kayak barang aja di klaim gitu doang?" tambah nya
"lo dengar ngak sih?" tanya Jihan kesal, melihat Nathan hanya mendiaminya.
"iya..iya" ucap Nathan
"auu ah..." kesal Jihan
"umur lo berapa?" tanya Nathan
"ga ada urusan lo" ucap Jihan
"berapa umur lo?" tanya Nathan
Ingatkan pada Jihan, bahwa Nathan tidak suka dibantah!
"dua puluh" ucap Jihan diangguki oleh Nathan
"bagus" balas Nathan
Kini keduanya berada di butik, tempat mereka fitting baju.
"bagus ngak?" tanya Jihan merasa cantik saat memakai gaun putih.
"ganti" ucap Nathan dingin.
"kenapa?" tanya Jihan
"punggung lo kelihatan" ucap Nathan
Jihan mulai mengganti gaun itu, dengan gaun selanjutnya.
"kalau uang ini?" tanya Jihan
"ganti...bahu lo kelihatan" ucap Nathan
Jihan mengangguk mencoba lebih sabar, ia berbalik dan mengganti gaun itu.
"jangan bilang ini harus di ganti syiialan" umpat Jihan pelan.
"kalau yang ini?" tanya Jihan
"ganti...ini pernikahan bukan pamer dada" ucap Nathan langsung, saat melihat belahan dada Jihan kelihatan.
"pamer dada gimana? ini tuh fashion" bela Jihan
"fashion gimana? itu dada tepos lo mau kelihatan" kesal Nathan
"lo ngak kenal fashion Than...ini tuh cocok, lagian gue ngak datar-datar amat perasaan" ucap Jihan merasa cantik saat memakai gaun itu.
"ganti! itu cuman milik gue...gue ngak suka berbagi" ucap Nathan sedikit pelan.
"gue..."
"apaan sih...ambigu banget bahasa lo" ucap Jihan langsung, saat mendengar ucapan Nathan. Ia memilih untuk berbalik, dan mencoba gaun lain.
Sial! kalimat Nathan mampu membuat pipinya memanas.
"mati aja lo Nathan" umpat Jihan berkali-kali, sembari mengganti pakaian nya.
"apaan sih gue?" ucap Nathan sambil menghela nafas nya.
Kini Jihan kembali, dengan memakai gaun putih yang kini sudah tertutup.
"gimana?" tanya Jihan ketus
"bungkus" ucap Nathan diangguki pelayan yang kini bersama Jihan.
"sok posesif banget, padahal baru kenal" Jihan membatin.
Kini keduanya berada di mobil.
"lo ngak punya ponsel?" tanya Nathan yang menyadari, sejak semalam gadis itu tidak memegang apapun.
"ketinggalan di panti" ucap Jihan dengan memandang ke arah luar.
"oh" ucap Nathan
Nathan kini menepikan mobilnya, di depan toko ponsel.
"ngapain disini?" tanya Jihan
"beli handphone buat lo, gue kasihan sama gelandangan kayak lo" ucap Nathan
"seriusan?" tanya Jihan dengan tatapan senang nya.
"hm" balas Nathan
Cup
"makasih calon suami" ucap Jihan setelah mengecup pipi Nathan dengan senyuman, yang menghiasi wajahnya.
"apa?" tanya Jihan saat Nathan mencekal pergelangan tangan nya, yang hendak keluar.
"gue mau lebih dari ini" ucap Nathan lalu mendekat kan wajahnya pada Jihan.
"apaan sih, baru kenal juga" ucap Jihan lalu segera keluar.
"shit!" umpat Nathan lalu menghela nafasnya, dan mengikuti gadis itu keluar.
"kita beli Samsung ya, gue pengen Samsung" ucap Jihan
"hm pilih saja" ucap Nathan.
"mbak...."
Kini keduanya kembali ke mobil milik Nathan.
"kayak ngak pernah megang barang mahal aja" sindir Nathan, saat Jihan asik mengagumi handphone baru milik nya.
"emang" ucap Jihan
"makasih ya btw" ucap Jihan
"itu ngak gratis" ucap Nathan mulai menepikan mobil nya.
"gue bayar nih ceritanya?" tanya Jihan
"bayar pakai..." Nathan tidak melanjutkan ucapannya, namun ia menaik turunkan alisnya.
"ngak usah mesum lo jadi human, nanti aja kalau jadi nikah" ucap Jihan
"maksud lo?...jadi nikah?" tanya Nathan tidak suka.
"iya...siapa tau kan lo tiba-tiba isdet alias meninggoy, ngak jadi nikah deh" jelas Jihan
"ck...gue mutilasi baru tau rasa lo" ucap Nathan mulai melajukan mobilnya.
Jihan menghela nafasnya
"Than..." panggil Jihan
"hm" balas Nathan
"maaf niya...gue kepo, mama kamu mana ya?" tanya Jihan hati-hati.
"udah meninggal" ucap Nathan
"kapan?" tanya Jihan
"sepuluh tahun lalu" ucap Nathan
Jihan mengangguk, ia kagum dengan Geri papa Nathan yang hebat berjuang sendiri demi Nathan.
"papa gue udah mulai tua" ucap Nathan tiba-tiba.
"udah berapa?" tanya Jihan
"udah mau masuk kepala lima" ucap Nathan
Jihan mengangguk paham
"jadi maksud kamu?" tanya Jihan kurang paham
"setelah ini, buat cucu yang banyak untuk papa gue" ucap Nathan
"ha?" Jihan ternganga tak percaya dengan penuturan Nathan. Cucu yang banyak? Sial! Kayaknya otak Nathan sedang tidak berfungsi sekarang.
"apaan sih Than, jangan ngaco" ucap Jihan sambil menggeleng tak percaya.
"gue ngak bercanda, itu salah satu persyaratan nya" ucap Nathan
"jadi gue cuman alat gitu? buat lo dapet yang lo inginkan?" tanya Jihan tak terima.
Nathan mengangkat bahu tak peduli.
"sialan lo"
"gue kayak murahan, kalau begini" ucap Jihan ingin menangis. Ia sudah menduganya dari kemarin, tetapi kenapa ia sakit hatinya sekarang?
"ngak usah cengeng, lo ngak bakal nikah dua kali" ucap Nathan melihat Jihan ingin menangis, ia tau perasaan gadis itu.
"iya kalau gue, kalau lo? setelah dari gue lo nanti kemana? setelah dapet yang lo inginkan?" tanya Jihan
"gue ngak seperti yang lo pikir kan" ucap Nathan dingin.
Jihan bingung, bagaimana kehidupan nya selanjutnya?
Apa ia lari saja? trus menjual handphone itu lagi dan mencari pekerjaan? Ah...apa itu terlalu jahat untuk Nathan, yang tidak menyakiti nya sejak semalam?
"gue sama bapak lo aja" ucap Jihan akhirnya
Citttt
Nathan tiba-tiba menghentikan mobilnya
"maksud lo apa?" tanya Nathan
"eum... dilihat-lihat bapak lo tadi ganteng...cocok tuh jadi Sugar Daddy" ucap Jihan membayangkan wajah Geri, yang terlihat masih muda. Kerutan saja belum ada di wajah Geri. Ah...sangat cocok jadi Sugar Daddy untuk Jihan.
"ck matre" ucap Nathan
"apaan sih lo? kita tuh hidup buat cari kehidupan...so kalau matre ngak juga kali" ucap Jihan tak mau kalah.
"emang lo mau beli apa?" tanya Nathan
"gue mau beli album-album bias gue, trus tas Dior, trus Hermes, barang-barang branded lah pokoknya " jelas Jihan dengan membayangkan jika ia bisa, membeli itu semua nya nanti.
"oke kita beli sekarang, asal lo jangan berani goda papa gue" ucap Nathan langsung melajukan mobilnya.
"kemana?" tanya Jihan masih bingung
"beli barang-barang yang lo minta" ucap Nathan
"Wait!!! ini beneran?" tanya Jihan tidak percaya.
Nathan mengangguk, persetan dengan semuanya ia akan membeli yang gadis itu minta. Asal ia tidak menikahi papa nya.
"GUE BERCANDA NATHAN!!!!" teriak Jihan saat Nathan mempercepat laju mobilnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading 🫶
Jangan lupa dukungan nya teman-teman 🫂🤍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Putri Lara
pengen dapet kayak nathan/Drool/
2024-03-24
1
Putri Lara
hahah ngatur ² /Angry//Angry/
2024-03-24
1
Putri Lara
berani bagt
2024-03-24
1