CEO Baru

Jihan, Nathan dan Geri tengah berada di tempat biasa, jika pagi sudah menyambut. Ketiganya sibuk dengan kegiatan mereka, yang tak lain adalah makan.

"Mau nambah" ucap Nathan

"Dih...ehm...mau ikan juga?" Tanya Jihan setelah menyadari, jika Geri bersama mereka. Jujur saja, Jihan geli jika Nathan bersikap seolah anak kecil, yang harus dimanja oleh mama nya.

Nathan mengangguk mantap.

"Papa mau nambah juga?" Tanya Jihan setelah melayani Nathan.

"Ngak nak, papa udah kenyang" ucap Geri

"Lo sering makan banyak ya?" Tanya Jihan

"Iya...kalau lo yang masak" ucap Nathan polos, namun berhasil membuat Jihan tersenyum senang.

Geri tersenyum senang, melihat hubungan anak semata wayangnya itu. Nathan semakin menampilkan sisi manjanya, seperti saat Tina mama nya masih hidup. Nathan menjadi pria yang dingin, setelah Tina mendiang istrinya meninggalkan mereka. Geri bahagia jika suatu saat, Jihan bisa menggantikan Tina dalam hidup Nathan.

"Papa duluan ya" pamit Geri

"Hati-hati ya pa" ucap Jihan sambil menyalam dan mencium punggung tangan Geri, yang pastinya Nathan juga melakukan nya.

Kepergian Geri membuat Jihan dan Nathan kini makan dengan, beberapa topik yang mereka bahas. Jihan adalah orang yang mampu, membuat Nathan tidak bisa irit berbicara. Wanita itu selalu punya cara, agar Nathan merespon ucapan nya.

"Udah kenyang?" Tanya Jihan diangguki Nathan.

"Udah kenyang gak?" Tanya Jihan lagi

"Udah sayang" jawab Nathan

"sayang-sayang...Jihan aja kali" balas Jihan

"Kan kita udah suami-isteri" ucap Nathan

"Terserah lo sih" balas Jihan

Kini keduanya berada di ruang tengah

"Cepetan...lo bisa ngak bikin dasinya?" Tanya Nathan

"Tunggu dulu, pasti bisa" ucap Jihan

Jihan memaksa agar ia yang memakaikan dasi untuk Nathan, namun sudah satu abad pun Jihan belum lolos, untuk memakai kan dasi itu.

"Udah" ucap Jihan penuh kepuasan.

Nathan menepuk keningnya, tidak percaya. Dasi yang di pasang oleh Jihan, sungguh diluar nalar nya. Ingin rasanya ia menanam jihan saja, di gunung merapi sebagai hadiah, karena kepintaran wanita itu.

"Makasih ya...tapi lain kali ngak usah dipasangin, gue bisa kok sendiri" ucap Nathan

"Ngak usah sungkan kalau muji" ucap Jihan sedikit malu-malu, membuat Nathan benar-benar harus segera memusnahkan Jihan!

"Sini dulu bibirnya" ucap Nathan sambil mengambil jas nya.

"Ngapain?" Bingung Jihan

"Gue mau berangkat" ucap Nathan

"What??? Lo mau bawa bibir gue ke kantor gitu?" Tanya Jihan tak habis pikir.

"Lemot banget sih lo" kesal Nathan langsung memajukan wajahnya, dan memakan bibir Jihan sampai hancur lebur ...ngak guys.

Setelah beberapa saat Nathan melumat bibir istri nya itu, ia pun kembali menegakkan badannya.

"Gue berangkat ya" ucap Nathan

"Hm...lain kali ngak usah cium-cium gitu" ucap Jihan

"Album...." Peringati Nathan

"Yaudah iya...asal lo beli yang banyak nanti" ucap Jihan saat Nathan menyinggung, soal album bias nya yang akan mereka beli seminggu lagi.

Jihan kembali ke kamar nya, setelah kepergian suaminya itu. Ia membereskan semua barang-barang mereka. Hampir satu jam, akhirnya Jihan selesai membersihkan kamar nya. Ia turun ke bawah, sungguh ia sangat bosan jika tidak ada Nathan.

"Bi..." Panggil Jihan

"Kenapa non?" Tanya salah satu maid yang tidak Jihan kenal.

"Bi Lina mana?" Tanya Jihan

"Oh di belakang non, kayaknya sebentar lagi ke pasar" ucap maid itu.

"Panggilin dong bi" ucap Jihan sambil mendudukkan bokongnya, di meja makan.

"Kenapa non?" Tanya Lina setelah sampai di depan Jihan.

"Jihan ikut ya, ke pasar" pinta Jihan

"Ngak nitip aja non?" Tanya Lina

Jihan menggeleng membuat Lina mengangguk paham.

****

"Sekretaris Nathan ngak ada pa?" Tanya Nathan yang sudah berada di ruangan pribadi nya.

"Ada nak... sebentar lagi sampai, papa tadi nyuruh dia ke kantor cabang" ucap Geri di balik telepon nya.

"Yaudah, Nathan matiin dulu ya pa" ucap Nathan membuat Geri berdehem.

Nathan menghela nafas.

Tiba-tiba ketukan pintu, terdengar di telinga nya.

"Masuk" ucap Nathan

Kini muncullah seorang wanita, yang menurut Nathan masih seumuran nya.

"Perkenalkan pak...saya Safira Pratama, saya adalah sekretaris pribadi bapa" jelas Safira sambil menyodorkan satu tangan nya.

Nathan sempat menatap Safira, kemudian ia mengangguk.

"Nathan, bekerja lah dengan baik" ucap Nathan sambil menjabat tangan wanita itu.

Yap! Safira terpilih menjadi sekretaris pribadi Nathan. Dia mulanya adalah sebagai karyawan saja, namun memang skill dan kemampuan nya, membawa dia bisa menjadi sekretaris pribadi Nathan. Hal itu adalah yang paling Safira dambakan. Safira sudah suka sama Nathan, mulai dari pertama kali bertemu. Namun ia menahan hatinya, karena Nathan lebih sering bekerja di perusahaan cabang dulunya.

"Letakkan berkasnya, kembali lah ke ruangan mu" ucap Nathan dingin.

"Baik... permisi pak" ucap Safira dengan suara lembutnya, sambil meletakkan berkas-berkas itu.

Nathan mengangguk, lalu mulai membaca dan menganalisis semua yang ada di berkas itu.

"Huh" Safira membuang semua nafasnya, yang ia tahan tadi.

"Ganteng banget astaga" pekik Safira setelah berada di ruangan nya.

"Gue harus dapetin, ngak mau tau gue" monolog Safira, dengan pikiran nya yang selalu mengarah pada Nathan.

Safira beberapa kali menghela nafasnya, sambil memulai jarinya bermain di keyboard komputer nya. Ia sesekali beralih dari komputer ke laptop, karena sekarang pergantian CEO dan melanjutkan pekerjaan yang belum selesai, dari sekretaris sebelum nya.

Safira berjuang setengah mati, agar ia bisa tetap di pertahankan menjadi sekretaris. Ia akan berusaha meluluhkan, hati CEO barunya itu.

Ruangan Safira tepat berada di samping ruangan Nathan, hingga ia bisa melihat wajah Nathan yang sedang sibuk bekerja. Safira bisa melihat nya, karena dinding mereka hanya di batasi oleh kaca bening.

Safira tersenyum, saat melihat wajah tampan Nathan. Ia sangat tidak sabar, jika mereka melakukan rapat kunjungan atau apa, hingga Safira bisa lebih lama berdua dengan Nathan.

"""""""

"Beli ikan mas dulu bi, Jihan mau goreng untuk Nathan nanti" ucap Jihan pada Lina

"Ikan mas nya satu kilo ya pak" ucap Lina pada penjual ikan itu.

"Kenapa di panggil ikan mas, bi?" Tanya Jihan random

"Karna berwarna mas non" ucap Lina

"Tapi ada kok, yang tidak berwarna mas" balas Jihan

"Hm...bibi juga ngak tau non" ucap Lina, tidak tau menjawab pertanyaan Jihan.

"Non ngak papa, masak lagi?" Tanya Lina

"Ngak papa bi, lagian papa dan Nathan juga suka masakan Jihan" ucap Jihan

"Masalahnya, bibi jadi jarang masak kalau gitu non" ucap Lina sedikit tidak enak.

"Kan bibi bisa bantu Jihan, lagian Jihan ngak sering-sering nanti masak bi, kalau Jihan udah ada kegiatan" jelas Jihan

"Baiklah non" balas Lina

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy reading 🫶

Terpopuler

Comments

Putri Lara

Putri Lara

polos bgt, ya minta cium laj/Sleep//Sob/

2024-03-24

1

Eka Uderayana

Eka Uderayana

emang apaan Thor... bibir bisa hancur lebur 😁

2024-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!