Sticky Note untuk Jihan

Jihan merebahkan tubuhnya, dengan sedikit canggung.

"Than" panggil Jihan, sambil menepuk punggung Nathan.

Terlihat Nathan menghela nafasnya, lalu berbalik pada Jihan.

"Tidur lah, jangan pikirkan ucapan gue" ucap Nathan sambil tidur dengan terlentang.

Jihan yang masih menyamping pun, segera memeluk Nathan.

"Maaf ya" ucap Jihan

"Tidur aja , gue sangat ngantuk" ucap Nathan

Ia tidak marah, cuman ia ingin men tes bagaimana Jihan akan membujuk nya.

"Maafin dulu tapi" ucap Jihan terdengar merengek.

Nathan setengah mati, menahan senyum nya.

Ia tidak mempermasalahkan, jika ia sudah punya rasa secepat itu sama Jihan. Lagian mereka sudah menikah, jelas rasa sayang dan cinta dari kedua pihak, sangat dibutuhkan.

"Hm" ucap Nathan

"Buka mata lo, tatap gue"

"Nathan" rengek Jihan

Nathan mulai memiringkan badannya, kearah Jihan. Tangannya langsung memeluk pinggang Jihan, dan mendekatkan Jihan padanya.

"Kenapa hm?" Tanya Nathan

"Maafin gue" ucap Jihan

"Hm... tidur lah Jihan" ucap Nathan

"Berarti udah di maafin?" Tanya Jihan

"Hm" ucap Nathan kembali memejamkan mata nya.

"Hem..Hem..mulu lo" kesal Jihan. Nah kah...sikap untuk mengajak Nathan berantem, kini kembali menguasai tubuh Jihan.

Nathan kembali menatap Jihan

"Lo harus cinta sama gue secepatnya" pinta Nathan tiba-tiba.

"Kenapa gitu?" Tanya Jihan bingung

"Menurut lo?" Tanya Nathan balik

'' ngak tau" ucap Jihan

Nathan mengelus pipi Jihan, ia kini mencium bibir yang menjadi favorit nya.

"Gue gunting bibir lo ya, biar gue bisa taro di dompet, kalau gue capek atau apa gue tinggal cium" ucap Nathan random

"Jadi gue ngak punya bibir nanti?" Tanya Jihan polos

"Bercanda doang kali" balas Nathan

"Soal tadi?" Tanya Jihan

"Bentar lagi lo kan hamil" ucap Nathan

"Otomatis kita harus saling mencintai, supaya langgeng. Emang lo mau jadi janda muda?" Tanya Nathan

"Ngak mau" jawab Jihan polos.

"Yaudah lo harus belajar cinta gue, mulai sekarang " balas Nathan

"Emang lo udah cinta?" Tanya Jihan

"Kita sama-sama belajar ya" ucap Nathan

Jihan beberapa saat terdiam

"Emang sekali main, bisa langsung hamil?" Tanya Jihan

Nathan diam seolah berfikir

"Kalau lo subur, lo bisa langsung hamil" balas Nathan

"Berarti harus di pupuk dong?" Tanya Jihan

"Bukan gitu, maksud nya kalau lo ...akh gue ngak tau jelasin nya" ucap Nathan tiba-tiba ngebleng.

"Kita bikin lagi yok, siapa tau belum sempurna " ucap Jihan tiba-tiba.

Nathan melebarkan matanya

"Apanya yang sempurna?" Tanya Nathan dengan wajah nya yang tiba-tiba berseri dan segar.

"Janin nya" polosnya

Nathan mengulum bibirnya, menahan tawa.

"Berapa ronde?" Tanya nya menggoda.

"Sampai lo capek" ucap Jihan menantangnya.

Nathan tersenyum smirk

"Lo nantangin?...ayo" ucapnya

Kini kedua nya mulai melakukan penanaman kembali, untuk menyempurnakan bibit yang pernah Nathan tanam sebelum ini. Rasanya berbeda, karena kali ini keduanya sama-sama menginginkan nya.

****

Sayup-sayup Nathan membuka kelopak matanya.

Ia memandang istrinya, yang sudah ia gempur semalaman. Rasa sayang tiba-tiba tumbuh di hatinya. Jangan salahkan dia, jika Nathan benar-benar menginginkan Jihan selamanya.

Nathan mulai bergerak dan meninggalkan Jihan di kasur. Ia bergerak, dan memasuki kamar mandi untuk melakukan ritual nya.

"Istri kamu mana?" Tanya Geri saat berada di ruang makan dengan Nathan.

"Di kamar pa " ucap Nathan sambil memakan makanannya.

"Dia sakit?" Tanya Geri

"Ngak pa...pa Nathan duluan ya ke kantor" pamit Nathan setelah menyelesaikan makanannya.

Geri hanya mengangguk, ia yakin Jihan tidak apa-apa.

Geri ikut mengambil tas dan jas nya. Ia juga menitipkan pada maid agar menjaga Jihan

Geri melangkah kan kakinya, meninggalkan mansion mereka.

"Eungh..." Lenguh seorang wanita, dengan perlahan membuka matanya.

Badanya sedikit pegal, ia menatap kearah atap kamarnya. Kegiatan semalam, mampu membuat wajah nya bulshing.

Jihan! Iya wanita itu adalah Jihan.

Jihan meraih ponselnya

"Ha? Jam sepuluh?" Teriaknya langsung duduk.

Ia melihat ke segala arah, namun Nathan tidak ia temukan.

"Nathan udah berangkat ya?" Tanya nya sambil menahan selimut, yang menutup tubuh bugi* nya.

Ia meletakkan handphone nya, namun stic note warna merah yang ada disana, mengalihkan pandangan nya.

Tangan Jihan terangkat untuk mengambil note kecil itu.

"Selamat pagi istri cantik Nathan....

Capek banget ya sayang?...

Heheheh makasih ya sebelumnya

Oh...iya kamu baru bangun ya Jihan ku?

Ah...suami mu ini tadi tidak tega membangunkan mu ....

Semangat ya sayang...

Doain semoga kegiatan semalam, segera berbuah ya...

Nathan sayang Jihan

-Nathan

Jihan tersenyum saat melihat tulisan itu.

"Lebay lo" ucapnya namun hatinya tetap merasakan desiran bahagia.

Kini Jihan beranjak dari kasur nya, menuju kamar mandi.

Kembali matanya menatap sebuah surat yang terlengket di kaca.

Sayang...

Kamu mau mandi?

Kamu berendam pakai air hangat aja ya sayang...

Semalam kita lama banget kerjanya...

Aku takut kamu sakit

Oke?

-Nathan

"Apaan sih Than? Sok manis gitu" ucap Jihan, namun ia tidak bisa menahan sudut bibirnya agar tidak terangkat.

"Ah segar banget" monolog Jian sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, sembari berjalan menuju meja rias.

Jihan menghela nafas, lagi dan lagi ia mendapatkan note kecil

Acie....mau skincare an ya?

Kalau mau keluar....jangan cantik-cantik ya!

Aku takut orang lain tergoda sama kamu!!!

Ingat kamu cuman milik aku

Milik Nathan Bagaskara seorang saja!

-Nathan

Jihan menepuk keningnya, tidak habis pikir. Nathan lebih manis, daripada pertama kali mereka melakukan nya.

"Dia gila kayaknya" ucap Jihan dengan senyuman yang sedari tadi, tidak luntur dari wajahnya.

Setelah menyelesaikan semua kegiatan nya. Kini Jihan melangkahkan kakinya, menuju lantai bawah.

Jihan memakan makanan yang tersaji di depan nya.

"Bi" panggil Jihan

"Kenapa non?" Tanya Lina yang menghampiri Jihan.

"Kenapa masakan nya, ngak ada yang pedas ya bi?" Tanya Jihan bingung.

"Kata den Nathan, non sekarang ngak boleh makan sembarangan non" jelas Lina

Jihan sedikit melebarkan matanya.

Sial! Nathan mulai posesif padanya.

"Yaudah makasih ya bi" ucap Jihan

Lina mengangguk sambil pamit pergi.

"Huh...makan pedas aja ngak di ijinin, gimana kalau gue udah hamil? Ke kamar mandi saja pasti di antar naik pesawat" monolog Jihan

Jihan memilih menyelesaikan makanannya. Walau bibir nya sesekali tersenyum, mengingat semua note yang Nathan kasih sama Jihan.

Sedangkan di sisi lain, Nathan selalu menampilkan senyuman nya. Membayangkan bagaimana, ekspresi Jihan istrinya membaca semua note yang ia buat.

"Pak..."

"Pak ...ini semua prosal nya" ucap Safira kesal, saat Nathan hanya senyam-senyum sedari tadi.

"Oh...sorry" ucap Nathan setelah mengumpulkan semua kewarasan nya.

Jihan menahan kesal, saat Nathan tidak mendengar kan nya tadi. Ia sangat kepo dan marah atas apa yang sudah, membuat Nathan senyum-senyum seperti itu!!!!

...----------------...

Happy reading 🫶🤭

Terpopuler

Comments

Putri Lara

Putri Lara

baik banget sih than/Kiss/

2024-03-24

1

Eka Uderayana

Eka Uderayana

Thor jangan sampai si Safira menjadi pelakor .. aku benci pelakor

2024-03-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!