Kini ketiga nya berada di ruang makan.
"papa nambah ngak?" tanya Jihan pada Geri
"boleh" ucap Geri
Jihan kini menambahi nasi dan lauk untuk Geri. Pikirnya salah, ia kira orang kaya tidak makan nasi, ternyata masih makan nasi hehehe.
"makasih ya nak" ucap Geri
"sama-sama papa" ucap Jihan kembali duduk di bangkunya.
Nathan yang melihat itu, hanya menahan dirinya agar tidak mengenyahkan Jihan dari pandangan nya. Sangat drama menurut nya!!!!
"papa umurnya berapa?" tanya Jihan
"papa udah empat pulu sembilan, Jihan" balas Geri lembut.
"papa umurnya udah tua, tapi wajahnya masih muda aja" puji Jihan
"uhukk-uhukk" Nathan tiba-tiba terbatuk saat mendengar ucapan Jihan, yang membuat ia kesal.
"pelan-pelan Than...mama sama papa ngak bakal curi makanan kamu kok" ucap Jihan pelan saat mengucapkan kata mama, hingga Geri tidak mendengar nya.
"apaan sih lo" ucap Nathan sangat kesal, mendengar Jihan seolah adalah mama nya.
Jihan tidak peduli
"papa kegiatan nya sekarang apa?" tanya Jihan kembali
"papa?...kalau kalian nikah nanti, papa akan kasih perusahaan utama sama kalian, jadi perusahaan cadangan yang akan papa pegang" jelas Geri
Jihan mengangguk, sesekali memakan makanan nya.
"ngak ada rencana buat nikah lagi pa?" tanya Jihan
"papa belum memikirkan nya nak, kalian aja dulu" ucap Geri penuh sayang.
Geri suka dengan sikap humoris Jihan, ia tak bisa menyangkal jika Jihan cocok untuk Nathan.
"sayang banget ya pa, padahal Jihan mau kal...."
"kita ke kamar dulu pa" potong Nathan langsung menarik Jihan. Sebelum Jihan benar-benar pergi, ia sempat minum agar bekas makanannya, tidak menempel di mulutnya.
"anak-anak jaman sekarang" ucap Geri sambil menggeleng. Ia tidak menyangka jika Nathan, bisa cemburuan seperti itu.
Geri sudah memperhatikan ekspresi tidak suka Nathan tadi, saat Jihan sedikit menggoda nya. Geri jadi teringat mendiang istrinya nya, yang lumayan mirip dengan Jihan.
Tak
Click
Nathan langsung mengunci pintu kamar mereka.
"kenapa sih Than? orang gue belum siap mak...." Jihan tidak bisa melanjutkan ucapannya
"lo kenapa Than?" tanya Jihan memundurkan badannya, saat Nathan membuka kaos nya hingga perut sixpack nya kelihatan.
"gue ngak suka lo goda-goda papa gue" ucap Nathan mulai mendekati Jihan.
Jihan meneguk ludah nya
"ngak lagi suer...gue tadi cuman manas-manasin lo tadi" ucap Jihan was-was.
Nathan tersenyum smirk
"gue udah panas Jihan" ucap Nathan
Kini Jihan mentok di dinding, sial Nathan sangat pintar membolak-balik keadaan sekarang!
"gue belum siap" ucap Jihan tiba-tiba dengan wajah menyamping, saat Nathan hendak mencium nya.
Nathan tersenyum
"makanya kalau ngak siap, jangan sok-sokan mancing-mancing gini" ucap Nathan lalu berjalan meninggalkan Jihan. Ia mengambil kembali bajunya memakai nya.
Nathan kini duduk di tepi kasur. Jihan menghela nafas, lalu berjalan mendekati Nathan
"tapi kalau dipikir-pikir, papa lo lebih cocok untuk gue" goda Jihan
Nathan kesal, ia langsung menggelitik perut Jihan
"hahaha...ampun hahahahha lo pundungan anjai hahah" tawa Jihan saat Nathan menggelitik nya.
"hahaha..."
Dug
Tiba-tiba bibir Jihan terantuk pada kening Nathan.
"Aws ... sakit banget'' ucap Jihan
Nathan juga merasa sakit pada kening nya, namun ia kini berfokus pada Jihan.
"sakit?" tanya Nathan
"berdarah" ucap Jihan saat menyadari keluarnya, darah dari bibir bagian dalam nya.
"sini gue lihat" ucap Nathan sambil menepis kan pelan tangan Jihan yang berada di bibirnya.
"sakit banget?" tanya Nathan
Jihan mengangguk, ia tidak sadar tadi jika bibirnya tidak sengaja kegigit.
Nathan yang masih berada diatas Jihan, langsung menunduk dan mencium bibir Jihan.
Jihan sempat tertegun dan membeku, namun pergerakan kecil yang Nathan ciptakan mampu meredakan sakit bibir nya.
Nathan tanpa sadar mengelus rambut Jihan, dengan. bibir yang setia melakukan aksinya.
Jujur saja, bibir Jihan sangat....manis?
Jihan tidak membalas ciuman itu, tetapi ia tidak menutup mulutnya. Setelah hampir lima menitan, Nathan menyudahi aksinya.
Ditatapnya mata indah milik Jihan, yang baru ia kenal itu. Hatinya sempat berdesir, No! ia belum jatuh hati ....rasanya tidak mungkin secepat itu.
"masih sakit?" tanya Nathan
"nyari kesempatan dalam kesempitan lo" ucap Jihan lalu mendorong Nathan agar tidak menindihnya nya.
"ngak jelas lo" ucap Nathan
"apaan sih, orang lo yang salah" ucap Jihan
"hm" balas Nathan
"gitu doang?" tanya Jihan
"maaf" ucap Nathan dengan nada terpaksa.
"papa lo lebih jago kayaknya" ucap Jihan
"hm..ngak usah mulai" ucap Nathan memperingati.
Geri kembali ke kamarnya, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Ia sudah mempersiapkan semua untuk acara besok.
Geri meraih foto mendiang istrinya, yang berada diatas nakas.
"sayang...." ucap Geri seolah mendiang istrinya itu akan menyahut.
Dielus nya foto itu, dengan tanpa sadar air matanya mulai keluar.
"anak tunggal kita udah mau nikah sayang" lirih Geri
Jujur saja ia merindukan Tina, mendiang istrinya itu.
"kamu ngak bakal balik ya? udah sepuluh tahun loh sayang, kamu biarin aku sendirian begini" ucap Geri
"sepuluh tahun kamu ngak balik kesini"
"padahal aku selalu nunggu kamu" ucap Geri
Geri menghela nafas nya
"kalau kamu ngak balik, aku yang bakal nyusul kamu nanti suatu saat" ucap Geri memaksa bibirnya untuk tersenyum.
"doakan supaya pernikahan anak kita, lancar dan langgeng ya sayang" ucapnya
Geri mencium foto itu, dan kembali meletakkan nya. Geri mulai mengubah posisinya, dari duduk menjadi berbaring. Semoga Tina memasuki mimpi nya kali ini saja, itu pikirnya.
Disini lain:
"tidur udah larut" ucap Nathan yang berada di samping Jihan.
"akhirnya..." ucap Jihan setelah akun instagramnya, berhasil masuk kedalam ponsel barunya.
Nathan mendekatkan badanya, disamping Jihan
"aku siapa itu?" tanya Nathan kepo lalu merampas ponsel Jihan.
"apaan sih, main rampas-rampas gitu banget" ucap Jihan kesal
Nathan tidak peduli, ia mulai men scroll akun itu.
"ini akun lo?" tanya Nathan
Posisinya mereka sedang rebahan, Nathan tengah mainkan handphone Jihan, sedangkan gadis itu berada di sampingnya.
Jarak mereka sangat dekat, supaya mereka bisa sama-sama melihat layar handphone.
"lo kok pakai baju-baju ginian?" tanya Nathan tidak terima.
"emang kenapa? ini tuh foto aku waktu baru dua puluh tahun..cantik ngak?" tanya Jihan sesekali menyentuh layar handphone.
"ngak...kayak lonte tau ngak?" ucap Nathan langsung menghapus foto itu.
"kok di hapus?" tanya Jihan marah
"lo ngak cocok pakai baju bikini" ucap Nathan
"gue jarang loh main ke pantai, itu juga hadiah dari ibu panti" jelas Jihan kesal
"intinya gue ngak suka baju lo kayak gitu" ucap Nathan.
"Terserah lo lah...malas gue...lagian itu juga gue private, cuman gue yang lihat" jelas Jihan.
"beneran?" tanya Nathan merasa bersalah
Jihan tidak menjawab, ia membelakangi Nathan dan mulai tidur. Nathan meletakkan ponsel Jihan, ia tiba-tiba memeluk Jihan dari belakang
"maafin gue ...gue ngak tau tadi...gue cuman..." Nathan tidak mampu melanjutkan perkataannya
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading 🫶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Putri Lara
gue senyum² mulu /Sob/
2024-03-24
1
Putri Lara
udah panas jihan ladenin tuh/Sob//Facepalm/
2024-03-24
1
Marissa 🎶
cuman...apa? cuman ngak mau orang lain tergoda lihat Jihan? hahaha
2024-03-20
1