Nathan memandang punggung Jihan, yang sudah menghilang di balik pintu. Nathan menghela nafas nya, salahkan di sendiri yang mengklaim Jihan menjadi miliknya. Salahkan Nathan, yang tiba-tiba mengajak Jihan untuk menikah.
Nathan memilih memainkan handphone nya. Bibirnya sedikit terangkat saat melihat, wajah bahagia papa nya di foto pernikahan milik nya.
"papa bahagia banget ya?" tanya Nathan seolah papa nya yang ada di foto itu, menyahut nya.
"panjang umur ya pa, Nathan janji segera kasih cucu ke papa" ucap Nathan.
Tiba-tiba ia terdiam, haruskah ia membujuk Jihan untuk segera membuat cucu pada papa kesayangannya itu? Mungkin kah Jihan mau membantu nya?
Oh sang Penguasa dunia, tolong bantu Nathan kali ini.
Jihan kini kembali ke kamar nya.
"lo mandi gih" ucap Jihan sambil berjalan menuju meja rias, yang sudah disiapkan untuk nya.
Nathan mengigit bibir nya, enggan banget rasanya jika ia membahas hal itu. Apakah terlalu cepat jika ia meminta hak nya sekarang? Aduh...kenapa Nathan bisa secanggung ini? Ia tidak pernah merasakan hal seperti ini biasanya.
"lo ngak mandi?" tanya Jihan saat melihat Nathan, sibuk melamun seolah ada yang menggangu pikiran cowok itu.
Kini mata Nathan memandang pada Jihan, Jihan juga sempat melihat manik hazel milik Nathan. Namun ia segera memutuskan nya, dan memandang pantulannya di depan kaca.
"gu...."
"dua ronde malam ini, cepatlah mandi jika lo mau" putus Jihan seolah tau apa yang Nathan pikirkan.
Nathan melebarkan matanya, saat mendengar penuturan Jihan. Apa Jihan memiliki kemampuan telepati, sehingga cewek itu mengetahui pikiran nya?
"beneran?" tanya Nathan seperti anak kecil, yang dikasih permen segudang oleh mama nya.
"hm" ucap Jihan masih sibuk dengan kegiatan nya.
Nathan tidak bisa menahan senyum nya, ia segera berlari menuju Jihan.
"makasih....istri" ucapnya setelah mencuri kecupan di pipi Jihan. Nathan langsung berlari terbirit-birit menuju kamar mandi, dengan perasaan senangnya. Sungguh dunia memihak nya sekarang.
"apaan sih, baru kenal juga" ucap Jihan namun hatinya tidak bisa berbohong, kalau ia sedikit .... bahagia?
"lah...padahal gue ngak pake blush-on....kok pipi gue merah gini?" tanya Jihan sambil mengelus pipi nya. Ia menggeleng lalu mulai beralih, mengeringkan rambutnya.
"cepat banget lo mandi?" tanya Jihan saat Nathan keluar dari kamar mandi.
"oh ya? perasaan udah seabad" ucap Nathan
"lah? orang gue baru mau ngeringin rambut, lo udah siap" tanya Jihan yang masih memegang hair dryer yang masih menyalah.
"jangan matiin dulu, keringin rambut gue juga" ucap Nathan saat Jihan hendak mematikan, hair dryer itu.
"yaudah sini" ucap Jihan.
Nathan dengan semangat, berjalan menuju Jihan.
Jihan mulai mengangkat tangan nya, untuk mengeringkan rambut suaminya itu.
Jihan meletakkan tangan nya di meja rias, hingga Jihan sedikit melengkung kebelakang.
"jangan gitu, capek" ucap Jihan membuat Nathan kembali ke posisi awalnya.
"tau ngak, kalau cerita kita dibuat jadi novel...judul nya apa?" tanya Jihan
"apa?" tanya Nathan sambil memperhatikan setiap inci wajah Jihan. Sungguh istrinya itu sangat cantik, menurut nya.
"Cintaku berawal dari penculikan" ucap Jihan dengan tawa nya diakhir kalimat nya.
Shit! Jihan sangat cantik saat tertawa. Deretan giginya kelihatan, ditambah matanya yang menyipit membuat ia nyaris sempurna di mata Nathan.
Tolong ingatkan bahwa mereka masih jumpa, dua hari yang lalu.
"hehehe...ngak lucu ya?" ucap Jihan saat Nathan hanya diam.
"lucu kok...apalagi tokoh nya kamu" ucap Nathan menggoda.
"apasih pake acara kamu-kamu gitu" ucap Jihan sedikit malu-malu.
Nathan tersenyum melihat wajah Jihan sedikit memerah.
"dah..." ucap Jihan sambil merapikan sedikit rambut Nathan.
Nathan melihat penampilan nya, di pantulan kaca, sedangkan Jihan mulai membereskan peralatan nya.
"kenapa harus kering banget? padahal nanti basah juga" ucap Nathan membuat Jihan menelan ludahnya.
"udah?" tanya Nathan melihat Jihan masih sedikit membereskan peralatan nya.
"cie...ngak sabaran banget" ucap Jihan diiringi tawa kecil nya.
Nathan dengan senyum yang tidak luntur dari wajahnya, kini mendudukkan bokongnya di pinggir kasur. Jihan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sambil duduk di samping Nathan.
Mereka sama-sama terdiam beberapa saat, karena rasa canggung menghampiri mereka.
"sakit ngak?" tanya Jihan, jujur ia tidak tau mulai dari mana. Nathan mengangguk membuat Jihan sedikit merosot kan bahunya.
"jangan takut, sakitnya cuman sebentar setelah itu pasti enak" jelas Nathan
Jihan menutup mulutnya dengan satu tangan nya.
"kenapa?" tanya Nathan bingung
"gaya lo kayak om-om pedofil hahaha" tawa Jihan
"gue udah tua banget ya?" tanya Nathan
Jihan mulai menghentikan tawanya
"no! lo tampan tau ngak" jelas Jihan tanpa sadar mengelus pipi Nathan.
Nathan tiba-tiba memeluk Jihan, hingga cewek itu sedikit terhuyung ke belakang.
"bukan nya lo bilang dua ronde?" tanya Nathan terdengar seksi.
Jantung Jihan tiba-tiba berdetak dengan kencang. Jujur saja ia belum siap, but ia harus rela sekarang melepaskan mahkota nya sama orang yang bahkan belum ia kenal dekat.
"kita mulai dari mana?" tanya Jihan sambil melepaskan pelukannya. Nathan menuntun Jihan agar berada di tengah kasur.
"dari sini..." ucap Nathan lalu
Cup
Ini kali keempat Nathan mencium bibir marum milik Jihan. Rasa manis tidak pernah berkurang dari bibir istri nya itu. Di sela-sela ciumannya, Nathan mulai membuka kancing piyama milik Jihan. Jihan pasrah sekarang, apa pun yang Nathan lakukan padanya Jihan sudah siap.
Seperjalanan waktu, ulah Nathan semakin menuntun. Jihan sesekali mengerang dan mendesah, saat Nathan mengecup sudut-sudut terintim milik Jihan.
"ah..."
Akhirnya keduanya melakukan kegiatan, yang tak lain adalah bercocok tanam. Semoga pertempuran mereka kali ini menghasilkan buah yang manis, di hari kedepan nya.
****
Kini jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Namun mata indah milik Jihan, seperti enggan terbuka.
Nathan mengelus jidat Jihan, sesekali mengecupnya. Ia sangat tidak menyangka, bahwa ia sudah benar-benar menjadi seorang pria dan Jihan menjadi wanita nya.
Nathan tersenyum mengingat kegiatan mereka tadi malam. Teriakan Jihan meminta nya untuk terus berlanjut, mampu membuat sudut bibirnya terangkat.
Nathan sungguh tak menyangka jika Jihan, wanita yang ia temui dipinggir jalan sudah menjadi wanitanya.
"eungh..." lenguh Jihan sambil mulai membuka matanya. Sial! rasanya memandang wajah Nathan sedikit berbeda, dari hari kemarin menurut Jihan.
"aws..." ucap Jihan saat menggerakkan badannya.
"jangan gerak dulu, itu masih perih" ucap Nathan membuat Jihan menghentikan pergerakan nya.
Mereka masih berpelukan, tanpa ada sehelai benangpun yang menjadi pemisah kedua tubuh itu.
"Siapa sih lo?" tanya Jihan absurd. Ia hanya tidak menyangka bahwa Jihan sebentar lagi, akan menjadi seorang ibu!!!!
"suami lo" ucap Nathan sambil mengecup ujung hidung Jihan.
Jihan tertawa kecil "suami yang tidak di kenal" ucap nya
Nathan mengangguk lalu kembali membawa Jihan, kedelapan nya.
"makasih Jihan" ucap Nathan membuat Jihan mengangguk.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading 🫶🤍
Kalau suka part ini like ya🙂😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Putri Lara
berbuah yy
2024-03-24
1
Marissa 🎶
pertempuran malam ya🤣🤟🏽
2024-03-20
1
Marissa 🎶
giliran di kasih langsung semangat 😭🤣🤣
2024-03-20
0