Sore adalah waktu yang pas untuk olahraga, menurut Jihan.
Jihan memilih untuk workout, supaya badan nya tetap sehat dan ideal agar Nathan tidak berpaling.
"idih...gaya lo olahraga-olahraga gituan" ucap Nathan saat memasuki kamar.
Jihan tidak memperdulikan nya, ia tetap fokus pada kegiatan nya, yang ia pelajari dari handphone.
Nathan duduk di atas kasur, dengan secangkir kopi di genggaman nya.
"pake acara pake baju gituan lagi" sindir Nathan saat melihat Jihan hanya memakai, kaos ketat dengan celana panjang ketat nya.
"tuh perut lo kelihatan" ucap Nathan lagi, namun tak di gubris oleh Jihan.
"dada lo juga tuh, terjiplak banget" ucap Nathan lagi.
"Peru....."
"bisa diam ngak sih Than? gue ngak fokus nih! orang gue telanjang pun, apa masalah nya buat lo?" tanya Jihan kesal.
Entah kenapa mereka selalu saja bertengkar.
"lo ngak malu pakai baju kayak gitu emang?" tanya Nathan
"ini fashion" ucap Jihan kembali melanjutkan kegiatan nya.
"fashion mulu bahasa lo, perut kelihatan juga fashion?" tanya Nathan
Jihan menghela nafas nya, lalu menatap datar pada Nathan.
"lo mau gue turun kebawah?" tanya Jihan
"ngapain?" tanya Nathan was-was.
"pamer-pamer badan lah, sama bodyguard papa" ucap Jihan santai.
"enak banget lo ngomong gitu?" tanya Nathan tidak suka
"emang kenapa? orang ini badan gue kok" jelas Jihan sambil melipat kedua kakinya.
"enak aja lo, itu juga punya gue ya" ucap Nathan kesal.
"punya lo dari mana? ini badan gue kalau lo lupa"
"jadi terserah gue, kalau mau pamer-pamer " ucap Jihan lagi.
"apaan sih lo? itu milik gue juga ya! nggak-nggak lo ngak boleh keluar pake baju itu" tegas Nathan
Jihan menahan tawanya, saat melihat wajah takut milik Nathan.
"affa iya?" tanya Jihan sambil berdiri.
"gue pergi ni ya?" tanya Jihan dengan wajah meledeknya.
"jangan Jihan" ucap Nathan.
"gue ngak peduli wlee..."
"akh.....turunin gue" teriak Jihan saat hendak membuka pintu, bertepatan dengan Nathan langsung memeluk perut Jihan serta menggendong nya seperti karung tempat rongsokan.
"lo bandel banget sih?" heran Nathan
Ia yakin sebentar lagi, ia akan darah tinggi jika hidup lebih lama dengan Jihan.
"awas ah...gue mau mandi" ucap Jihan berusaha pergi dari tindihan Nathan.
"lain kali jangan bandel" ucap Nathan mulai menjauh kan tubuhnya, dari tubuh Jihan.
Jihan langsung menahan kerah baju Nathan.
"kenapa?" tanya Nathan
"eh?" tanya Nathan saat Jihan mengubah posisinya, menjadi diatas Nathan.
"ganteng banget sih lo?" tanya Jihan sambil mengelus-elus wajah mulus Nathan.
"baru nyadar hm?" tanya Nathan sambil memeluk pinggang Jihan.
Jihan mengangguk
"lo belum beliin gue album-album, suami-suami gue" ucap Jihan
"berapa suami lo?" tanya Nathan
"eum... delapan" ucap Jihan yang berada diatasnya.
"siapa aja?" tanya Nathan sambil mengelus-elus punggung Jihan.
"em...ada Kim Nam Joon, Kim Seok Jin, Min Yoon GI, Jung Ho Seok, Park Jo Min, Kim Tae Hyung, dan Jungkook" jelas Jihan sambil memaparkan semua nama-nama, bias kesayangan nya.
"masih ada tujuh, satu lagi?" tanya Nathan polos, setelah mendengar dengan simak ucapan Jihan.
Jihan tersenyum manis
"sebenarnya mereka yang terakhir, soalnya yang pertama ada papa kamu" ucap Jihan
Nathan yang tadi tersenyum, langsung mengubah ekspresi menjadi datar. Selalu saja seperti itu, pikir nya.
Jihan tersenyum melihat ekspresi Nathan
"bercanda doang kali...yang pertama tuh ada kamu"
cup
cup
Jihan dengan centil, mengecup bibir Nathan
"dan selamanya juga kamu" ucap Jihan dengan nada menggoda.
Nathan tidak bisa menyembunyikan senyum nya, Jihan sangat pintar merangkai kata.
Apalagi Jihan mengganti kata lo, menjadi kamu di setiap kalimat nya.
"centil banget sih lo?" tanya Nathan
"tapi lo bahagia kan?" tanya Jihan sambil tertawa kecil.
"bisalah sedikit " ucap Nathan
"gak peduli, jadi kapan lo beli nya?" tanya Jihan
"terserah lo aja, gue mah siap" ucap Nathan
"lo ngak cemburu?" tanya Jihan
"ngak...gue malah bahagia, mereka nemenin lo disaat gue belum ketemu sama lo" jelas Nathan membuat Jihan tersenyum bahagia.
"tapi karna gue udah ada, buang semua bias-bias lo itu" ucap Nathan
Jihan langsung menampilkan ekspresi cemberutnya. Dengan kesal ia menjauh dari tubuh Nathan
"enak aja lo ngatur-ngatur, mereka lebih penting tau ngak" ucap Jihan langsung menutup pintu kamar mandi.
"gue bercanda Jihan" teriak Nathan namun tak di gubris oleh Nathan.
****
"gimana hubungan anak kamu, mas?" tanya Jeni kepada Geri. Mereka adalah saudara.
"sangat baik" ucap Geri
"bagus kalau begitu, jadi mereka tetap tinggal sama kamu di mansion?" tanya Pandi kali ini, suami Jeni.
"mereka bakal tinggal disana, selama hidup mereka" jelas Geri
"kenapa?" tanya Heni
"menantu saya itu sangat baik, saya rasa saya melihat Tina di dalam jiwa menantu saya. Saya juga tidak ikhlas, jika Nathan pergi dari rumah" jelas Geri
"ouh saya senang mendengar nya mas" ucap Jeni
"ngomong-ngomong mereka udah ada rencana, bikin cucu buat kamu?" tanya Pandi
"apa sih pa? ngomong-ngomong kayak gitu?" tanya Jeni
"ngak papa kali bun" ucap Pandi
Geri mengangguk sambil tersenyum
"kata Nathan sih udah, kita lihat aja kedepan nya" ucap Geri tanpa malu
"bagus dong kalau gitu, sebentar lagi kamu bakal jadi opa" ucap Pandi diangguki Geri.
Ia juga tidak sabar Jihan segera hamil, ia tidak sabar menggendong cucu dari putra tunggal nya itu.
Disisi lain:
Nathan mencari foto-foto bias yang Jihan ucapkan tadi.
Ia kini menemukan nya, setelah beberapa menit mencari nya.
"ternyata lo pada yang rebut hati bini gue ya!" ucap Nathan marah sambil, menatap garang pada layar handphone nya.
"kembaliin hati bini gue! enak banget lo sembarangan nyuri hati orang" tambah Nathan
"awas ya lo....lo musnah aja sana sama geng-geng lo itu" kesal Nathan dengan wajah mengajak perang.
"gue sumpahin lo semua, pada mati di telen dinosaurus" ucapnya
"tau...."
"berani banget lo" ucap Jihan yang sudah berada di depan Nathan.
Nathan memandang Jihan yang bercak pinggang, dengan jubah mandi yang menutupi badan nya. Tidak lupa dengan kepalanya, di selimut handuk rambut kecil.
"tumben pake jubah?" tanya Nathan sambil membawa Jihan kepangkuan nya.
"ngak usah ngeles" ucap Jihan
"kenapa sih marah-marah?" tanya Nathan sambil memeluk Jihan
"wangi banget cih?" tanya Nathan sambil mengendus-endus badan Jihan.
"awas ah...lo pintar banget bikin alasan, biar gue ngak marah" ucap Jihan sambil berusaha lepas dari pelukan Nathan.
"Jihan..." panggil Nathan sambil melihat wajah Jihan.
"kenapa?" tanya Jihan berusaha garang. Jangan sampai Nathan aneh-aneh lagi.
"setelah ada lo, gue jadi nafsuan" jelas Nathan
"syiallan looooo" ucap Jihan
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading 🫶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Eka Uderayana
wkwkwkwkwkwk 😁... lucu banget Nathan 🤪 kalau cemburu
2024-03-20
1