Raditya berterima kasih karena Luna mau menjadi model untuk gaun terbarunya. Gaun itu rencananya hanya akan dirilis beberapa buah saja. Gaun itu merupakan gaun impian Raditya selama ini. Dia meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk merilis gaun tersebut. "Makasih ya Lun! Aku traktir makan ya!" ucap Raditya.
"Iya kak, makasih juga."
"Aku mau foto sama kamu dulu." Anabella mengajak selfie Luna.
Namun, tiba-tiba terdengar suara samar pelanggan. "Aku mau jadi model gaun terbaru disini tapi katanya nggak cocok. Kamu harus bantuin aku!"
"Ada yang bisa saya bantu pak Ryan?" tanya Raditya mendekat ke sepasang pelanggan yang baru masuk tersebut.
Mendengar nama Ryan, seketika Luna menoleh. Ia melihat suaminya bersama wanita lain yaitu Rosalinda atau Rose. Mata Luna fokus dengan tangan Rose yang menggandeng tangan Ryan. Tidak mau berurusan dengan Ryan, ia memilih untuk pergi. Namun Rose menahan tangannya.
Rose menatap Luna dari bawah sampai atas. Ya, harus dia akui jika Luna terlihat sangat cantik. Namun, Rose marah dan kesal karena Luna bisa menjadi model gaun itu sedangkan dia tidak bisa. "Yank, ini gaun yang aku mau. Aku mau jadi model gaun ini." Rose merajuk. Dengan tidak tahu malu ia merajuk ke Ryan di depan Luna yang merupakan istri dari Ryan.
"Pak Raditya denger kan? Rose mau jadi model gaun itu." kata Ryan kepada Raditya.
"Tapi menurut aku, Rose tidak cocok sebagai model gaun ini. Dan Luna sudah melakukan pemotretan untuk gaun ini." jawab Raditya.
"Yank, kalau aku nggak bisa jadi model gaun ini. Aku mau gaun ini!" Rose kembali merajuk.
"Aku dengar gaun ini hanya akan rilis beberapa buah saja kan? Jadi sebutin harganya!" ucap Rose ke Raditya.
"Hampir 3 digit." jawab Raditya cepat.
Ryan menatap Luna yang masih berdiri disana. Namun sesaat kemudian Luna tersenyum sinis sembari menundukan kepalanya. "Aku ambil!" ucap Ryan sembari memberikan sebuah kartu ke Raditya.
Melihat hal tersebut, Raditya tersenyum sinis. "Pak Ryan mau beli gaun aku untuk siapa? Istri pak Ryan atau pacar pak Ryan?" sebenarnya Raditya merasa kasihan dengan Luna. Bisa-bisanya Ryan memamerkan kemesraan dengan wanita lain di depan istrinya.
"Tentu saja buat Rose. Cuma dia yang pantas pakai gaun itu!" Ryan terus menatap Luna yang bahkan sama sekali tidak menatapnya.
"Tapi menurut aku, Luna jauh lebih cocok. Dia juga terlihat sangat cantik." Raditya memuji Luna di depan Ryan.
Tentu saja pujian Raditya itu membuat Ryan menjadi geram. Dia tidak ingin istrinya mendapat perhatian atau pujian dari lelaki lain. "Itu menurut kamu. Kalau menurut aku, Rose lebih cocok. Jadi segera bungkus gaun itu, dan jangan pernah dirilis hasil pemotretan dia!" suara Ryan terdengar meninggi.
Rose mendekati Luna lagi. "Kamu dengar kan? Cepat lepas gaun itu!" ucap Rose dengan tersenyum penuh kemenangan.
"Oh ya Lun, aku harus jujur sama kamu. Aku sama Ryan udah resmi pacaran." imbuh Rose sengaja pamer dengan Luna.
"Heh, kamu tuh wanita nggak tahu malu ya! Kamu pacaran sama dia, tapi Luna istri sah-nya." sahut Anabella merasa tidak terima dengan perlakuan Ryan dan juga Rose terhadap Luna.
"Dia boleh istri sah Ryan, tapi cinta Ryan hanya buat aku." kata Rose dengan bangga.
"Buruan dilepas! Kamu nggak pantas pakai gaun ini!" Rose mulai menampakan sifat aslinya. Dia yang dulu baik dengan Luna, kini dia menganggap Luna sebagai saingan cintanya.
"Yank, dia nggak mau lepas bajunya.." Ryan pun mendekat kemudian menarik tangan Luna ke dalam ruang ganti.
"Lepas gaun ini! Kamu nggak pantes!" ucap Ryan membuat hati Luna serasa tertusuk. Sakit.
"Aku bisa lepas sendiri! Lebih baik kamu keluar!" ucap Luna mengusir Ryan.
"Kenapa? Kamu mau minta bantuan Raditya untuk melepas baju kamu?" Ryan menatap Luna dengan sengit. Kemudian Ryan mencium Luna dengan paksa. Bahkan sampai ke leher Luna.
Luna dengan sekuat tenaga mendorong Ryan. Dia tak menyangka jika Ryan akan segila itu. "Pacar kamu ada di luar." ucap Luna. Ia terus berusaha mendorong Ryan agar tidak melakukan hal yang keterlaluan.
"Jangan kotori tempat kak Raditya." imbuh Luna. Seketika Ryan berhenti. Dia terus menatap Luna dengan tajam.
Bukk. Ryan meninju tembok di belakang Luna. "Apa hubungan kamu dengan Raditya? Kenapa dia milih kamu jadi model gaun limited edison dia?" tanya Ryan dengan sengit. Setiap kali teringat pujian Raditya untuk istrinya, Ryan menjadi marah.
"Lun, kamu nggak kenapa-napa?" tanya Raditya dan Anabella, mereka mendengar teriakan Luna dari luar.
"Pak Ryan, kalau bapak berbuat macam-macam di tempat aku. Aku akan lapor polisi!" Raditya mengancam Ryan. Dia takut Ryan melukai Luna.
"Ryan, apa yang kamu lakukan? Keluar nggak! Kalau nggak kita putus!" seru Rose yang juga penasaran dengan apa yang terjadi di dalam ruang ganti.
Tak butuh waktu lama, Ryan pun segera keluar dari ruangan tersebut. Wajahnya nampak kesal. Dia bahkan menatap Raditya dengan marah. Setelah Ryan keluar, Anabella segera masuk ke dalam. Ia memeluk Luna yang menangis ketakutan.
Anabella membantu Luna berganti pakaian. "Udah nggak apa-apa, aku disini." Anabella memeluk Luna.
Luna menyerahkan gaun yang tadi ia pakai ke Raditya. Raditya menyerahkan ke kasir untuk dibungkus. Sementara Raditya beserta Luna dan Anabella meninggalkan butik. Luna bahkan tidak peduli tatapan tajam suaminya.
.....
Luna pergi ke rumah orang tua Ryan. Dia ingin menjenguk papa mertuanya. Setelah pemotretan, Anabella mengijinkan Luna untuk pulang lebih awal. Saat ia datang, Dewangga sedang berada di taman kecil yang ada di halaman rumahnya. Luna mendekati Dewangga. "Pa, papa udah makan?" tanyanya.
Dewangga mengangguk pelan. "U....dah..." jawabnya terbata. Dia masih belum bisa bicara dengan jelas.
Dewangga menyentuh tangan Luna dengan lembut. Tangannya gemetar, penyakit stroke membuatnya hampir lumpuh. "Ka....kamu... Habis.... Nangis?" tanya Dewangga.
Luna segera mengusap wajahnya. "Nggak kok pa, aku hanya capek kerja aja." jawab Luna sembari tersenyum. Dia tidak mau menampakan kesedihannya di depan papa mertuanya. Luna tidak mau menambah beban pikirin orang tua Ryan.
"Is..is....ti...rahat!" Luna tersenyum lagi, ia menganggukan kepalanya.
"Iya pa, kalau gitu aku pulang dulu, besok aku kesini lagi.." pamitnya.
Dewangga menganggukan kepalanya pelan. Ia senang melihat Luna yang selalu perhatian kepadanya. "Nitip papa ya Pril!"
"Hmm.." April hanya bersenandung. Entah kenapa Luna merasa jika April tidak menyukainya.
Luna pulang ke apartemen. Seperti biasa, ia memasak untuk makan malam. Meskipun dia kesal dengan Ryan, tapi dia masih mau menyiapkan makan untuk suami brengs*knya itu.
"Lala..lalalala...lalala...lala.." Luna bersenandung saat memasak.
"Hmmm... Harum.." gumamnya.
Luna melirik jam di dinding. Sudah jam 8 malam tapi suaminya belum juga pulang. Ia pun segera makan tanpa menunggu Ryan. "Orangnya lagi pacaran mana ingat pulang. Mending aku makan duluan." gumamnya.
Luna menikmati makan malamnya sendirian. Sop ayam menjadi menu utama malam ini. Kemudian dia minum segelas jus lemon sebelum membereskan semuanya. Selesai mencuci piring, ia segera ke kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
❤ Nadia Sari ❤
Jgn sampe Luna hamil biar Ryan berjuang dulu 🙏
2024-03-16
0