11. Bab 11

Luna masuk ke kamar Ryan. Ia sempat takjub dengan besarnya kamar tersebut. Ia juga melihat foto Ryan yang terpajang besar di dinding kamar tersebut. "Kamu tidur aja dulu! Aku mau nemenin papa bentar." kata Ryan.

"Em.." Luna menganggukan kepalanya.

Setelah meletakan ponsel di meja. Ryan kembali keluar dari kamar. Ia pergi ke kamar khusus papanya. Meskipun sudah boleh pulang. Tapi pengobatan Dewangga tetap berlanjut. Ryan menyiapkan kamar khusus untuk papanya beserta perawat untuk mengurus papanya.

Disana, Dito dengan setia menemani Dewangga. Sinta juga ada disana. Tentu saja dia ingin menunjukan sikap sebagai istri yang baik untuk suaminya. Namun, baik Dito maupun Ryan, mereka sama-sama tidak percaya dengan Sinta. Mau sebaik apapun dia menunjukannya.

"Ry, kenapa harus cari perawat? Mama kan bisa rawat papa kamu." kata Sinta.

"Nanti kamu nggak bisa pergi arisan sama teman-teman kamu. Biarin papa diurus perawat aja." jawab Ryan dengan nada ketus seperti biasanya.

"Tapi aku kan istri papa kamu." Sinta berseru.

"Aku hanya nggak mau kamu repot. Aku nggak mau berdebat." kata Ryan lagi.

Dia berjalan mendekati papanya yang berbaring di ranjang. "Besok perawat akan datang merawat dan mengurus papa." Dewangga menggerakan kepalanya, sepertinya ia sedang menganggukan kepalanya.

*****

Keesokan paginya. Luna bangun pagi-pagi sekali. Ia membantu assisten rumah tangga beberes dan menyiapkan sarapan. Dia sempat dilarang oleh pembantu dirumah itu. Tapi Luna tetap ngeyel. Itu sudah kebiasaan dia bangun pagi dan beberes serta menyiapkan sarapan. Sebelum menikah dengan Ryan, dia sudah terbiasa melakukan hal tersebut waktu mamanya masih hidup.

Ketika Ryan membuka mata, dia tidak mendapati istrinya disampingnya. Seketika kaget lah dia. Ryan takut Luna pergi secara diam-diam seperti kemarin. Dia pun segera berlari keluar kamar. Namun langkahnya terhenti saat dia melihat Luna sedang menata makanan di atas meja makan. Ryan tersenyum tipis. Ia segera mendekati istrinya.

Namun, assisten rumah tangga itu menjadi takut. Mereka takut kena omel Ryan karena membiarkan istri tuan mudanya melakukan pekerjaan rumah. "Maaf tuan muda, tapi saya sudah melarang nyonya muda, tapi nyonya muda ngotot ingin bantu."

Namun apa yang Ryan lakukan membuat para assisten rumah tangga rumah tersebut tercengang. Ryan hanya menganggukan kepalanya sembari tersenyum kecil. Ia terus berjalan mendekati Luna. Pada saat yang sama, Luna menoleh ke belakang saat mendengar salah satu assisten rumah tangga bicara. "Pagi. Mau sarapan dulu atau mandi dulu?" tanya Luna dengan santai. Dia bahkan berkata dengan nada lembut.

"Aku kira kamu udah pergi lagi kayak kemarin." ucap Ryan tanpa menjawab pertanyaan Luna.

"Nggak ah. Aku dirumah mertua aku, jadi aku nggak akan pergi pagi-pagi kayak kemarin." jawab Luna dengan santai.

"Aku nanti mau disini dulu, aku mau ngurus om Dewangga sebelum perawat datang. Boleh kan?" Luna masih melakukan aktifitasnya.

"Hmm.. Boleh." Ryan kemudian duduk, dia menyomot roti lapis yang Luna siapkan. Luna mendekatkan segelas susu ke suaminya.

"Aku mau mandi dulu." Ryan kembali berdiri. Dia bergegas menuju kamar dan bersiap untuk berangkat ke kantor.

Akan tetapi, dia kembali ke meja makan terlebih dulu untuk meneruskan sarapannya. Ternyata Sinta juga sudah ada di meja makan sedang ngobrol dengan Luna. Sinta dan Luna nampak akrab, mereka ngobrol sembari ketawa ketiwi. "Pagi." sapa Ryan.

"Pagi nak. Wah kamu beruntung banget ya punya istri seperti Luna, dia pinter masak, cantik lagi.." puji Sinta.

Luna hanya tersenyum. Ia mengambil roti lapis dan susu untuk suaminya. "Sejak kapan kamu suka minum susu?" tanya Sinta yang membuat Luna terkejut. Apa maksud dari perkataan Sinta.

"Kamu nggak suka minum susu?" tanya Luna.

"Ryan itu pecinta kopi. Dia nggak suka susu, jadi tante kaget aja saat lihat kamu nyiapin susu untuk Ryan." kata Sinta lagi.

Tentu saja perkataan itu membuat Luna terkejut kembali. Kenapa Ryan tidak pernah bilang. Padahal sudah seminggu ini dia selalu menyiapkan susu untuk suaminya. Luna menjadi teringat pertama kali ia menyiapkan sarapan untuk Ryan. Saat itu Ryan sempat bertanya.

"Kenapa kamu siapin susu?" tanya Ryan pada saat itu.

"Karena susu baik untuk memberi kamu kekuatan. Kamu kan kerja seharian, jadi kamu perlu banyak energi untuk kekuatan." jawab Luna pada saat itu.

Melihat wajah Luna yang berubah. Ryan segera menyadari sesuatu. "Aku butuh energi karena seharian bekerja. Lagipula apapun yang istriku siapkan aku pasti suka." celetuk Ryan. Dia tidak ingin membuat Luna menjadi berpikir yang tidak-tidak.

Tiba-tiba Rose muncul di rumah itu. "Pagi semuanya.." sapa Rose dengan wajah berseri. Dia merangkul Ryan di depan Luna dan Sinta.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Ryan sembari melirik Luna yang berada di sebelah kanannya.

"Mama yang minta Rose datang. Kan ada istri kamu, mama mau kenalin juga ke Rose." sahut Sinta.

"Kita sudah kenal kok tan, kak Rose kan sahabat kakak Aku, Lita." jawab Luna masih menatap Ryan tajam.

"Oh iya, sampai lupa, kamu adiknya Lita ya? Istri pertama Ryan yang kecelakaan sama mama kamu itu kan?" kata Sinta.

"Kamu beruntung banget ya, kamu nggak ikut dalam mobil itu malam itu. Kamu pasti anak yang baik sehingga Tuhan masih memberi kamu kesempatan." imbuh Sinta.

Tapi perkataan Sinta tersebut kembali membuka luka dihati Luna. Wajahnya berubah menjadi sedih. Ia kembali menyalahkan dirinya sendiri. Bahkan Luna hampir meneteskan air matanya.

"Maaf, tante minta maaf ya, tante bukan ingin membuat kamu ingat kejadian itu. Maafin tante ya." Sinta segera meraih tangan Luna.

"Nggak apa kok tan. Aku mau mandi dulu." Luna segera bangkit dari tempat duduknya. Ia bergegas ke kamar Ryan dengan wajah sedih.

Menyadari kesedihan istrinya. Ryan segera bangkit untuk menyusul. Namun, ia sempat menegur Sinta agar tidak lagi membahas apapun tentang kecelakaan Lita dan mamanya. "Kalau kamu berani lagi, aku pasti akan bertindak." kata Ryan.

Ryan menyusul Luna ke kamarnya. Dia melihat Luna yang sedang menangis. Perlahan ia maju mendekatinya. "Udah ya, jangan dipikirkan lagi!" kata Ryan. Ia bahkan memeluk Luna yang sedang menangis. Tak tahu kenapa hatinya terasa sakit juga.

"Kamu juga mau nuduh aku yang celakai kakak dan mamaku?" Ryan tak menjawab, ia mempererat pelukannya. Hatinya juga merasa sedih.

Cukup lama Luna menangis dalam dekapan Ryan. Sampai Dito mengetuk pintu kamar Ryan. Tok. Tok. Tok. "Bos, perawat sudah datang." ucap Dito dari luar kamar Ryan.

"Ya." jawabnya.

Ryan menatap Luna dan mengusap air matanya. "Udah ya. Kita temuin perawat dulu yuk! Katanya kamu juga mau rawat papa." Luna menganggukan kepalanya.

Ia dan suaminya keluar untuk menemui perawat yang akan bertugas merawat papanya. Perawat itu akan tinggal di rumah tersebut selama merawat Dewangga. Karena Ryan maupun Luna tidak bisa terus-terusan menjaga Dewangga, karena pekerjaan masing-masing.

Ryan mengarahkan apa aja yang harus dipatuhi oleh perawat wanita tersebut. Ryan tidak mau salah dalam merawat papanya. "Kamu tidur di kamar ini juga, semua kebutuhan kamu akan kita sediain. Kamu hanya perlu bilang ke Dito!" perawat bernama April itu menganggukan kepalanya.

"Terima kasih, mohon kerja samanya!" April mengangguk kembali. April sudah berpengalaman di bidangnya. Jadi dia tidak kesulitan untuk menangkap maksud dari perkataan Ryan.

Terpopuler

Comments

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Mudah2an April bukan pelakor 😊

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 3. Bab 3
4 4. Bab 4
5 5. Bab 5
6 6. Bab 6
7 7. Bab 7
8 8. Bab 8
9 9. Bab 9
10 10. Bab 10
11 11. Bab 11
12 12. Bab 12
13 13. Bab 13
14 14. Bab 14
15 15. Bab 15
16 16. Bab 16
17 17. Bab 17
18 18. Bab 18
19 19. Bab 19
20 20. Bab 20
21 21. Bab 21
22 22. Bab 22
23 23. Bab 23
24 24. Bab 24
25 25. Bab 25
26 26. Bab 26
27 27. Bab 27
28 28. Bab 28
29 29. Bab 29
30 30. Bab 30
31 31. Bab 31
32 32. Bab 32
33 33. Bab 33
34 34. Bab 34
35 35. Bab 35
36 36. Bab 36
37 37. Bab 37
38 38. Bab 38
39 39. Bab 39
40 40. Bab 40
41 41. Bab 41
42 42. Bab 42
43 43. Bab 43
44 44. Bab 44
45 45. Bab 45
46 46. Bab 46
47 47. Bab 47
48 48. Bab 48
49 49. Bab 49
50 50. Bab 50
51 51. Bab 51
52 52. Bab 52
53 53. Bab 53
54 54. Bab 54
55 55. Bab 55
56 56. Bab 56
57 57. Bab 57
58 58. Bab 58
59 59. Bab 59
60 60. Bab 60
61 61. Bab 61
62 62. Bab 62
63 63. Bab 63
64 64. Bab 64
65 65. Bab 65
66 66. Bab 66
67 67. Bab 67
68 68. Bab 68
69 69. Bab 69
70 70. Bab 70
71 71. Bab 71
72 72. Bab 72
73 73. Bab 73
74 74. Bab 74
75 75. Bab 75
76 76. Bab 76
77 77. Bab 77
78 78. Bab 78
79 79. Bab 79
80 80. Bab 80
81 81. Bab 81
82 82. Bab 82
83 83. Bab 83
84 84. Bab 84
85 85. Bab 85
86 86. Bab 86
87 87. Bab 87
88 88. Bab 88
89 89. Bab 89
90 90. Bab 90
91 91. Bab 91
92 92. Bab 92
93 93. Bab 93
94 94. Bab 94
95 95. Bab 95
96 96. Bab 96
97 97. Bab 97 (Tamat)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
3. Bab 3
4
4. Bab 4
5
5. Bab 5
6
6. Bab 6
7
7. Bab 7
8
8. Bab 8
9
9. Bab 9
10
10. Bab 10
11
11. Bab 11
12
12. Bab 12
13
13. Bab 13
14
14. Bab 14
15
15. Bab 15
16
16. Bab 16
17
17. Bab 17
18
18. Bab 18
19
19. Bab 19
20
20. Bab 20
21
21. Bab 21
22
22. Bab 22
23
23. Bab 23
24
24. Bab 24
25
25. Bab 25
26
26. Bab 26
27
27. Bab 27
28
28. Bab 28
29
29. Bab 29
30
30. Bab 30
31
31. Bab 31
32
32. Bab 32
33
33. Bab 33
34
34. Bab 34
35
35. Bab 35
36
36. Bab 36
37
37. Bab 37
38
38. Bab 38
39
39. Bab 39
40
40. Bab 40
41
41. Bab 41
42
42. Bab 42
43
43. Bab 43
44
44. Bab 44
45
45. Bab 45
46
46. Bab 46
47
47. Bab 47
48
48. Bab 48
49
49. Bab 49
50
50. Bab 50
51
51. Bab 51
52
52. Bab 52
53
53. Bab 53
54
54. Bab 54
55
55. Bab 55
56
56. Bab 56
57
57. Bab 57
58
58. Bab 58
59
59. Bab 59
60
60. Bab 60
61
61. Bab 61
62
62. Bab 62
63
63. Bab 63
64
64. Bab 64
65
65. Bab 65
66
66. Bab 66
67
67. Bab 67
68
68. Bab 68
69
69. Bab 69
70
70. Bab 70
71
71. Bab 71
72
72. Bab 72
73
73. Bab 73
74
74. Bab 74
75
75. Bab 75
76
76. Bab 76
77
77. Bab 77
78
78. Bab 78
79
79. Bab 79
80
80. Bab 80
81
81. Bab 81
82
82. Bab 82
83
83. Bab 83
84
84. Bab 84
85
85. Bab 85
86
86. Bab 86
87
87. Bab 87
88
88. Bab 88
89
89. Bab 89
90
90. Bab 90
91
91. Bab 91
92
92. Bab 92
93
93. Bab 93
94
94. Bab 94
95
95. Bab 95
96
96. Bab 96
97
97. Bab 97 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!